Israel Terlibat Pembantaian Muslim Srebrenica

Pemakaman masal pembantain Srebrenica. Cvetkovic, seorang imigran israel menghadapi dakwaan genosida karena membunuh ratusan Muslim di dalam pembantai Srebrenica. Cvetkovic diduga mengawali menggunakan senapan mesin dalam pembantaian tersebut. (Foto: OnIslam)TEL AVIV (Berita SuaraMedia) – Pemerintah Bosnia mengusahakan ektradisi seorang imigran Israel karena peranannya dalam pembunuhan ratusan Muslim selama pembantai Srebrenica. "Ia menyangkal semua tuduhan terhadapnya," pengacara Vadim Shub mengatakan kepada kantor berita Reuters pada Rabu (19/1) waktu setempat.
"Ia menyangkal bahwa ia ambil bagian dalam kejahatan perang apapun. Pada saat itu ia adalah seorang tentara di angkatan darat, namun tidak ambil bagian dalam kejahatan apapun."
Alexander Cvetkovic, seorang mantan anggota Unit Sapper ke-10 angkatan darat Bosnia-Serbia, ditahan di Israel pada Selasa atas tuduhan genosida.
Para saksi mengatakan bahwa Cvetkovic, yang bermigrasi ke Israel pada tahun 2006, adalah seorang anggota pasukan kematian yang mengeksekusi sekitar 8.000 Muslim dari Srebrenica pada tahun 1990an.
Derzen Ardomovic, yang bersaksi di pengadilan para tersangka dalam pembantaian Srebrenica, kata petugas komando Cvetkovic yang memerintahkan pasukannya untuk mengeksekusi lusinan Muslim yang tiba pada bus-bus dari Srebrenica.
Ketika bus-bus tersebut tiba, para komando "memerintahkan para tentara untuk menyingkirkan mereka dan mengawal mereka ke tempat di mana mereka dieksekusi," saksi tersebut mengatakan, menurut kantor berita Haaretz.
"Para tentara tersebut memimpin orang-orang, yang matanya ditutupi semua dan tangan mereka diikat, berada pada jarak 100-200 meter dari bus tersebut.
"Di sana, mereka menembak para Muslim tersebut di belakang sesuai dengan sebuah komando dari Brano Gojkovic (salah satu dari komando tersebut).
"Delapan tentara ambil bagian dalam eksekusi tersebut. Semuanya mematuhi perintah-perintah tersebut dan menembak pada para korban dengan senapan otomatis," Ardomovic mengatakan.
Srebrenica adalah sebuah daerah pedalaman Muslim yang dilindungi PBB sampai pada 11 Juli 1995, ketika daerah tersebut diserbu oleh pasukan Serbia.
Lebih dari 8.000 Muslim pria dan anak laki-laki dibantai dan dikubur di pemakaman masal.
Pembantaian Srebrenica telah diistilahkan genosida oleh Pengadilan Internasional dan Pengadilan kriminal Internasional.
Imigran Israel tersebut mengacu untuk menggunakan sebuah senjata yang lebih kuat, sebuah senjata mesin M-84, untuk membantu membunuh lebih banyak Muslim dalam sebuah kecepatan yang lebih cepat.
Tentara lainnya setuju dan menggunakan senjata mesin tersebut untuk memulai dua tembakan pada dua kelompok tawanan, Ardomovic mengatakan.
Saksi tersebut memperkirakan bahwa antara pukul 10 pagi dan 4 sore, para tentara tersebut membunuh 1.000 samai 1.200 Muslim.
Menurut bukti yang dikutip di dalam permintaan ekstradisi jaksa Israel, Cvetkovic telah "memulai menggunakan sebuah senajata mesin M-84 dengan tujuan untuk mempercepat pembunuhan".
Jaksa tersebut mengatakan bahwa dakwaan terhadap Cvetkovic membenarkan untuk tetap membuatnya ditawan di dalam tahanan kepolisian "memberikan besarnya bahaya yang diajukan kepada publik".
Pemerintah Israel sekarang mempertimbangkan permintaan Bosnia untuk mengekstradisi tersangka tersebut karena peranannya dalam pembunuhan mengerikan tersebut.
Jika pria tersebut diekstradisi, maka hal ini akan menjadi hal yang belum pernah terjadi di dalam sejarah Israel.
Israel belum pernah mengekstradisi warga negaranya atas dakwaan genosida, "Dan kami tidak berpikir bahwa ini adalah tempat yang layak untuk memulai",  pengacara Shub mengatakan.
"Ada sejumlah orang di Israel, termasuk orang-orang lanjut usia, yang dikabarkan merasa takut tidak bisa menemukan diri mereka sendiri di dalam sebuah posisi yang sama. Jadi masalah ini harus ditinjau ulang dengan sangat hati-hati.'
Lebih dari 1.400 orang Palestina terbunuh dan ribuan terluka ketika Israel meluncurkan sebuah serangan gencar mematikan selama tiga pekan di Gaza pada tahun 2008.
Beberapa pejabat Israel telah menghadapi surat perintah penahanan di sejumlah negara Eropa karena peranan mereka di dalam pelanggaran tersebut. (ppt/oi) www.suaramedia.com