Sebuah dokumen Inggris yang baru dirilis menegaskan bahwa Israel telah memiliki senjata nuklir selama lebih dari tiga dekade.
File rahasia yang dirilis oleh Arsip Nasional Inggris mengatakan pada Rabu kemarin (29/12) bahwa pejabat Inggris takut Tel Aviv akan menggunakan senjata nuklirnya dalam kasus perang lain dengan negara-negara Arab di wilayah ini.
Israel, yang dianggap sebagai satu-satunya pemilik senjata nuklir di Timur Tengah, tidak pernah membenarkan atau membantah bahwa mereka telah menghasilkan hulu ledak nuklir. Mereka telah menolak untuk menandatangani Nuclear Non-Proliferation Treaty dan juga dengan tegas menolak inspeksi internasional terhadap fasilitas nuklir mereka.
Mantan Presiden AS Jimmy Carter mengakui untuk pertama kalinya pada Mei 2008 bahwa Tel Aviv memiliki 150 hulu ledak nuklir di gudang senjatanya.
Pada tahun 1986, teknisi nuklir Israel, Mordechai Vanunu, membocorkan berita bahwa Israel memiliki antara 100 dan 200 senjata nuklir.
Vanunu adalah mantan pekerja di reaktor nuklir Dimona yang terletak di padang pasir Negev.
Pada bulan Mei 2010, koran Inggris Guardian mengatakan dokumen-dokumen rahasia Afrika Selatan mengungkapkan bahwa pada tahun 1975, Israel pernah menawarkan untuk menjual hulu ledak nuklir ke rezim apartheid di Afrika Selatan.
Menurut dokumen yang didapat oleh koran, sebuah pertemuan rahasia antara menteri pertahanan Israel, Shimon Peres, dan rekan Afrika Selatannya, PW Botha, berakhir dengan tawaran untuk penjualan hulu ledak "dalam tiga ukuran."
The Guardian mengklaim bahwa "ukuran" dimaksud adalah kimia dan senjata nuklir konvensional.
Israel telah memulai beberapa perang di wilayah tersebut dalam sejarah 60 tahun pendudukan wilayah Palestina di Tepi Barat dan Timur Al-Quds (Yerusalem).(fq/prtv)
File rahasia yang dirilis oleh Arsip Nasional Inggris mengatakan pada Rabu kemarin (29/12) bahwa pejabat Inggris takut Tel Aviv akan menggunakan senjata nuklirnya dalam kasus perang lain dengan negara-negara Arab di wilayah ini.
Israel, yang dianggap sebagai satu-satunya pemilik senjata nuklir di Timur Tengah, tidak pernah membenarkan atau membantah bahwa mereka telah menghasilkan hulu ledak nuklir. Mereka telah menolak untuk menandatangani Nuclear Non-Proliferation Treaty dan juga dengan tegas menolak inspeksi internasional terhadap fasilitas nuklir mereka.
Mantan Presiden AS Jimmy Carter mengakui untuk pertama kalinya pada Mei 2008 bahwa Tel Aviv memiliki 150 hulu ledak nuklir di gudang senjatanya.
Pada tahun 1986, teknisi nuklir Israel, Mordechai Vanunu, membocorkan berita bahwa Israel memiliki antara 100 dan 200 senjata nuklir.
Vanunu adalah mantan pekerja di reaktor nuklir Dimona yang terletak di padang pasir Negev.
Pada bulan Mei 2010, koran Inggris Guardian mengatakan dokumen-dokumen rahasia Afrika Selatan mengungkapkan bahwa pada tahun 1975, Israel pernah menawarkan untuk menjual hulu ledak nuklir ke rezim apartheid di Afrika Selatan.
Menurut dokumen yang didapat oleh koran, sebuah pertemuan rahasia antara menteri pertahanan Israel, Shimon Peres, dan rekan Afrika Selatannya, PW Botha, berakhir dengan tawaran untuk penjualan hulu ledak "dalam tiga ukuran."
The Guardian mengklaim bahwa "ukuran" dimaksud adalah kimia dan senjata nuklir konvensional.
Israel telah memulai beberapa perang di wilayah tersebut dalam sejarah 60 tahun pendudukan wilayah Palestina di Tepi Barat dan Timur Al-Quds (Yerusalem).(fq/prtv)
Post a Comment