Statistik dan kesaksian para tentara telah mengungkapkan bahwa kekerasan seksual adalah krisis berulang yang terjadi di militer AS, dengan lebih dari 3.230 pengaduan yang tercacat pada tahun 2009.
Dalam sebuah laporan baru-baru ini, wartawan keturunan Libanon yang berbasis di AS, Dahr Jamail mengatakan pelecehan seksual di militer AS bukanlah masalah baru tetapi satu masalah sistematis.
Namun, selama beberapa tahun terakhir, angka menunjukkan bahwa masalah ini berubah menjadi "epidemi" (Wabah).
Pada tahun fiskal 2009, departemen pertahanan melaporkan terjadi peningkatan 11 persen dalam serangan seksual dibandingkan dengan tahun sebelumnya, menempatkan jumlah yang melaporkan kasus kekerasan seksual menjadi 3.230.
Survei mengejutkan juga mengatakan bahwa satu dari setiap tiga wanita melaporkan mengalami kekerasan seksual pada saat bertugas di militer AS.
Sedangkan menurut departemen veteran AS, pelecehan seksual yang terjadi di militer AS berada pada tingkat dua kali dari rata-rata warga sipil.
Ini berarti bahwa wanita, yang bergabung dengan militer untuk membantu memerangi di Irak dan Afghanistan, lebih mungkin untuk diperkosa oleh seorang tentara Amerika sesama dari mereka daripada dibunuh oleh tembakan musuh.
Sebuah laporan tahunan Pentagon tentang pelecehan seksual dan kekerasan di tiga akademi dinas militer telah menghasilkan hasil yang mengejutkan.
Survei dirilis pada pertengahan Desember, menunjukkan adanya peningkatan 64 persen dalam jumlah laporan kekerasan seksual dan pelecehan, dari tahun lalu.
Statistik Administrasi veteran juga menunjukkan bahwa lebih dari 50 persen dari veteran positif mengalami Military Sexual Trauma (MST) adalah laki-laki.
Menurut Biro Sensus Amerika Serikat, ada sekitar 22 juta veteran laki-laki dibandingkan dengan kurang dari dua juta veteran perempuan.
Meskipun jumlah yang sangat tinggi tercatat terkait serangan seksual, analis percaya bahwa angka sebenarnya pasti lebih tinggi karena banyak korban menolak untuk melaporkan penyerangan ke pihak berwenang militer karena malu dan trauma.
Pada tanggal 13, American Civil Liberties Union dan kelompok lainnya mengajukan gugatan federal terhadap Pentagon karena menolak untuk melepaskan catatan kejahatan seksual yang terjadi di dalam militer Amerika Serikat.
Kelompok-kelompok ini mengatakan catatan resmi dari perkosaan, kekerasan seksual dan pelecehan seksual di militer diperlukan untuk menentukan sejauh mana masalah dan langkah-langkah apa yang harus diambil untuk mengatasinya.
Mereka juga menggarisbawahi fakta bahwa penyembunyian dokumen adalah bertentangan dengan Freedom of Information Act (Hak untuk mendapatkan kebebasan informasi).(fq/prtv)
Dalam sebuah laporan baru-baru ini, wartawan keturunan Libanon yang berbasis di AS, Dahr Jamail mengatakan pelecehan seksual di militer AS bukanlah masalah baru tetapi satu masalah sistematis.
Namun, selama beberapa tahun terakhir, angka menunjukkan bahwa masalah ini berubah menjadi "epidemi" (Wabah).
Pada tahun fiskal 2009, departemen pertahanan melaporkan terjadi peningkatan 11 persen dalam serangan seksual dibandingkan dengan tahun sebelumnya, menempatkan jumlah yang melaporkan kasus kekerasan seksual menjadi 3.230.
Survei mengejutkan juga mengatakan bahwa satu dari setiap tiga wanita melaporkan mengalami kekerasan seksual pada saat bertugas di militer AS.
Sedangkan menurut departemen veteran AS, pelecehan seksual yang terjadi di militer AS berada pada tingkat dua kali dari rata-rata warga sipil.
Ini berarti bahwa wanita, yang bergabung dengan militer untuk membantu memerangi di Irak dan Afghanistan, lebih mungkin untuk diperkosa oleh seorang tentara Amerika sesama dari mereka daripada dibunuh oleh tembakan musuh.
Sebuah laporan tahunan Pentagon tentang pelecehan seksual dan kekerasan di tiga akademi dinas militer telah menghasilkan hasil yang mengejutkan.
Survei dirilis pada pertengahan Desember, menunjukkan adanya peningkatan 64 persen dalam jumlah laporan kekerasan seksual dan pelecehan, dari tahun lalu.
Statistik Administrasi veteran juga menunjukkan bahwa lebih dari 50 persen dari veteran positif mengalami Military Sexual Trauma (MST) adalah laki-laki.
Menurut Biro Sensus Amerika Serikat, ada sekitar 22 juta veteran laki-laki dibandingkan dengan kurang dari dua juta veteran perempuan.
Meskipun jumlah yang sangat tinggi tercatat terkait serangan seksual, analis percaya bahwa angka sebenarnya pasti lebih tinggi karena banyak korban menolak untuk melaporkan penyerangan ke pihak berwenang militer karena malu dan trauma.
Pada tanggal 13, American Civil Liberties Union dan kelompok lainnya mengajukan gugatan federal terhadap Pentagon karena menolak untuk melepaskan catatan kejahatan seksual yang terjadi di dalam militer Amerika Serikat.
Kelompok-kelompok ini mengatakan catatan resmi dari perkosaan, kekerasan seksual dan pelecehan seksual di militer diperlukan untuk menentukan sejauh mana masalah dan langkah-langkah apa yang harus diambil untuk mengatasinya.
Mereka juga menggarisbawahi fakta bahwa penyembunyian dokumen adalah bertentangan dengan Freedom of Information Act (Hak untuk mendapatkan kebebasan informasi).(fq/prtv)
Post a Comment