Showing posts with label Amerika. Show all posts

10:14 AM
Bradley Manning, pembocor data militer AS ditangkap. 
Si pembocor dokumen rahasia Amerika Serikat ke WiliLeaks, Bradley Manning, kembali angkat bicara. Melalui kolom opini di New York Times, Sabtu 14 Juni 2014, Mannning bongkar satu lagi kebohongan AS di Irak.

Manning sendiri saat ini telah menyatakan ingin ganti kelamin menjadi wanita. Namanya juga sudah berubah, jadi Chelsea Manning. Dia divonis 35 tahun penjara karena membocorkan 750.000 dokumen rahasia AS kepada WikiLeaks.

Manning pernah bertugas di Irak sebagai petugas intelijen. Dalam tulisannya berjudul "The Fog Machine of War" Manning mengungkapkan kendali pemerintah AS terhadap media. Pemberitaan media Amerika terhadap Irak, kata dia, sangat bias. Sama sekali tidak mewakili apa yang terjadi di lapangan.

Contohnya adalah usai pemilu tahun 2010 di Irak. Saat itu, media Amerika dibanjiri cerita soal kesuksesan pemilu dan kebanggaan warga Irak setelah mencoblos. Dikatakan di berbagai media, ini adalah bukti kesuksesan operasi militer AS dalam menciptakan Irak yang demokratis nan damai.

Manning menegaskan, pemberitaan tersebut sangat bertolak belakang dengan apa yang dialaminya di Irak kala itu. Salah satunya soal korupsi pemerintah pada saat pemilu yang diabaikan militer dan kekerasan terhadap aktivis anti pemerintah.

"Laporan militer dan diplomat yang datang ke meja saya berisi soal penumpasan yang brutal terhadap lawan-lawan politik oleh Kementerian Dalam Negeri Irak atas suruhan Perdana Menteri Nouri al-Maliki. Tahanan kerap disiksa atau bahkan dibunuh," tulis Manning.

Dia mengatakan, beberapa orang yang ditahan bahkan bukan teroris, hanya aktivis anti pemerintahan. Contohnya saat dia diperintahkan menyelidiki 15 orang yang diduga separatis. Padahal menurutnya, mereka hanya menerbitkan kritik terhadap pemerintahan Maliki.

Selain itu, laporan wartawan AS di Irak tidak sepenuhnya meliput kebenaran. Pasalnya menurut dia, AS punya saringan khusus untuk menentukan wartawan yang dapat izin ikut bersama rombongan tentara. Penyaringan ini dibatasi untuk wartawan-wartawan "jinak" yang biasanya menulis soal kebaikan tentara AS.

Jika sudah di Irak, wartawan ini juga tidak bebas bergerak. Ada perjanjian tertulis soal pakem-pakem yang harus ditaati. Salah satunya dilarang memberitakan kejelekan pemerintah AS. Jika tidak menurut, maka izin meliput di Irak bisa dicabut dan wartawan itu masuk daftar hitam.

"Contohnya pada 2010, reporter Rolling Stones Michael Hastings dicabut izinnya setelah memberitakan kritik Jenderal Stanley A. McChrystal dan stafnya di Afganistan terhadap kebijakan militer Barack Obama di negara itu," tulis Manning. (adi/vivanews)

[www.globalmuslim.web.id]

Seperempat penduduk dunia menganggap Amerika Serikat adalah ancaman terbesar untuk perdamaian dunia, menurut survei internasional.
Dalam laporannya BBC London (30/12) mengutip hasil survei penduduk dunia yang dilakukan oleh WIN/Gallup International menunjukkan pendapat terkait Amerika sebagai ancaman terbesar itu ditemukan di Timur Tengah dan sebagian besar Eropa Barat.
Survei tahunan itu dilakukan dengan wawancara 67.000 orang di 55 negara.
Jajak pendapat itu menyebutkan 13% warga Amerika sendiri juga berpendapat negara mereka merupakan ancaman.
Namun, dalam survei itu juga terungkap bahwa  merupakan tujuan paling populer bagi mereka yang mencari tempat tinggal di negara lain.
Amerika memang dikenal sebagai sosok negara Amerika yang haus perang. Moris Berman, dalam buku Dark Ages America: The Final Phase of Empire (2006), menggambarkan Amerika sebagai sebuah kultur dan emosional yang rusak oleh peperangan, menderita karena kematian spiritual dan dengan intensif mengeskpor nilai-nilai palsunya ke seluruh dunia dengan menggunakan senjata.
Dalam catatan Jamil Salmi, dalam bukunya, Violence and Democatic Society, Amerika telah melakukan intervensi ke negara lain antara 1798-1895 M sebanyak 103 kali, antara tahun 1896-1945 sebanyak 57 kali, dan dalam rentang tahun 1945-2001 sebanyak 218 kali. Amerika juga menjadi Otak Kudeta Berdarah di: Iran (1953), Guatemala (1954), Kuba (1961 dan 1971), Brazil (1964), Indonesia (1965), Yunani (1967), Chili (1973), Angola (1974-1975), Jamaika (1975), Grenada (1983), Nikaragua (sejak 1984).
Hampir semua medan perang di kawasan dunia saat ini seperti Irak, Afganistan, Yaman, Sudan dan Suriah tidak bisa dilepaskan dari permainan negara adidaya ini. Untuk mengalihkan opini, seperti biasanya, Amerika malah menuduh kelompok Islam sebagai teroris ! (AF/www.globalmuslim.web.id)


بسم الله الرحمن الرحيم
Jawab Soal
Realitas Lembaga-lembaga yang Bekerja untuk Kepentingan Negara Bangsa

images (113×85)Pertanyaan:
Kita biasanya berbicara tentang pusat-pusat “kekuatan/kekuasaan” bahwa itu terrepresentasi pada negara bangsa. Mereka menyebutkan misalnya, kepentingan-kepentingan Amerika dengan menganggapnya hari ini sebagai negara pertama yang paling berpengaruh dalam politik internasional. Akan tetapi ada orang yang berpandangan bahwa pusat “kekuatan/kekuasaan” yang hakiki melampaui batas-batasa negara bangsa. Yang mereka maksudkan adalah kelompok-kelompok rahasia dari Inggris yang memiliki “kekuasaan/kekuatan” global, kami sebutkan diantaranya -sebagai contoh saja- organisasi semisal Komite Trilateral, kelompok Bilderberg dan Dewan Hubungan Luar Negeri. Semua kekuatan itu kadang-kadang menyatu di bawah nama-nama umum semisal kelompok elit Illuminate, para bankir global dan lembaga-lembaga finansial dan perdagangan besar …
Sebagian mengatakan bahwa pusat kekuatan ini tidak mengusung loyalitas kepada suatu negara bangsa tertentu, hingga meski kepada Amerika Serikat sekalipun. Akan tetapi pusat kekuatan ini siap untuk berpindah keluar AS menuju struktur kekuatan baru sesuai “teori sistem global”. Telah terjadi transformasi luar biasa akibat dari hal itu termasuk di dalamnya ditinggalkannya dolar dan penghentian perdagangan minyak menggunakan dolar untuk kepentingan mata uang baru yang bersandar kepada suatu komoditi atau gabungan mata uang.
Pertanyaannya, sejauh mana kesahihan hal itu? Jika ini sahih, lalu apa pandangan Hizb seputar pusat-pusat “kekuatan/kekuasaan” yang melampaui batas-batas negara bangsa menjadi otoritas global?

Jawab:
1. Ideologi kapitalis tidak bekerja berdasarkan penghapusan ide nasionalisme. Akan tetapi ideologi kapitalisme mengakui ide nasionalisme dan mengakui batas-batas negara yang ada. Karena itu, negara-negara kapitalis memutuskan kemerdekaan bangsa-bangsa di negara-negara yang terpisah dalam batas-batas yang digariskan dalam perjanjian-perjanjian internasional termasuk perjanjian Wina tahun 1815. Terjadi berbagai peperangan diantara negara-negara kapitalis itu karena dorongan nasionalisme… Negara-negara kapitalis mengambil sifat nasionalisme dan patriotisme dan menjaganya dengan bersandar kepada ideologi kapitalisme. Sebagian negara kapitalis berperang satu sama lain karena kedaulatan nasional dan partriotisme serta kepentingan-kepentingan imperialisme, padahal semuanya dibangun di atas ide kapitalisme dan ide itu diusung kepada pihak lain. Sampai-sampai mereka mendefinisikan negara secara rancu dengan mengatakan bahwa negara terbentuk dari kekuasaan, rakyat dan daerah yang dibatasi. Sejak munculnya ideologi kapitalisme telah terjadi perang berdarah terus menerus di antara negara-negara ini. Sedangkan Uni Eropa maka itu tidak menghapus negara bangsa. Akan tetapi yang terjadi lebih dekat kepada kerjasama di antara entitas-entitas nasional, dan itu jauh dari keberadaannya sebagai satu negara. Selama masa krisis yang memuncak, terungkap hampir-hampir Uni Eropa tersapu oleh krisis itu. Bahkan sejumlah negara mengancam memisahkan diri dari Uni Eropa. Ada seruan-seruan pemisahan di sejumlah negara misalnya Belgia, Spanyol, Inggris dan Italia. Sistem pemerintahan federalisme yang diadopsi oleh negara-negara kapitalis menjadi faktor yang membantu terjadinya pemisahan itu, khususnya di negara-negara yang multi kebangsaan. Amerika federal mengusung faktor-faktor sama yang membantu pemisahan. Pada tahun 1860 di Amerika terjadi perang yang berlangsung antara utara dan selatan selama lima tahun. Dari sini tidak mungkin negara bangsa dihapus menurut pengusung ide kapitalis. Jadi ideologi kapitalisme gagal dalam melebur bangsa-bangsa dalam satu wadah. Bahkan ideologi kapitalisme gagal melebur bangsa-bangsa berbeda yang hidup di satu negara yang sama. Dari sini, pembicaraan tentang penghapusan negara bangsa menurut para pengusung ide kapitalisme jauh sekali dari realita. Para kapitalis besar di setiap negara merupakan bagian dari bangsa-bangsa mereka, bekerja untuk mendukung dan menguatkan negara-negara mereka, bahkan merekalah yang memimpin negara mereka baik langsung maupun tidak langsung. Karena itu kita melihat sejumlah orang yang menduduki posisi jabatan tinggi di negara, mereka itu ada kalanya berasal dari kalangan kapitalis, atau memiliki hubungan dengan para kapitalis atau bekerja di menejemen korporasi-korporasi besar.
2. Adapun kekuatan yang disebutkan di dalam pertanyaan, dan pendapat bahwa pusat kekuatan itu melintasi batas negara bangsa menjadi otoritas global, maka masalahnya tidak demikian. Akan tetapi itu adalah lembaga-lembaga yang bekerja demi kepentingan negara bangsa , khususnya Amerika. Masalah itu sebagai berikut:
a. Berkaitan dengan klub Bilderberg, lembaga ini didirikan pada 29 Mei 1954 di hotel Bilderberg di Oosterbeek Belanda dan akhirnya mengambil nama tempat ini untuk nama organisasi. Pendirian organisasi ini dilakukan oleh beberapa pemilik modal Amerika seperti David Rockefeler dan ikut serta pula beberapa orang Eropa yang mendukung politik dukungan Amerika kepada Eropa Barat. Termasuk diantaranya raja Belanda Berhard yang ditunjuk sebagai ketua pertama klub ini. Ikut duduk di Komite Eksekutif John S. Coleman ketua Kamar Dagang AS. Disebutkan bahwa tujuan pendiriannya adalah mengatasi fenomena meningkatnya emosi permusuhan kepada Amerika Serikat di Eropa disebabkan Marshal Plan yang memaksakan hegemoni Washington dan superioritas AS terhadap Eropa pasca Perang Dunia kedua dengan memanfaatkan bantuan-bantuan AS kepada Eropa… Orang-orang Komunis dan para pengikut De Gaul memainkan peran penting dalam memicu emosi ini. Juga disebutkan bahwa tujuan dari pendirian klub ini adalah “mengadopsi rencana meminimalkan fenomena permusuhan kepada Amerika Serikat untuk mengokohkan hubungan diantara Amerika Serikat dengan Eropa guna mengokohkan kelompok Barat dalam menghadapi kelopok timur dan komunis serta menjaga peradaban Barat dan model kapitalisme ekonomi liberal”. Pertemuan klub ini dihadiri oleh para pemimpin Barat termasuk para raja, jurnalis, para perekayasa opini, politisi baik dari politisi kanan konservatif dan politisi kiri demokratik.
Klub yang mengadakan pertemuannya sekali setahun sejak didirikan hingga hari ini merupakan klub Amerika dilihat dari sisi pendirian, tujuan, orientasi dan bimbingan. Akan tetapi ada orang yang imajinasinya meluas melalui film dan mendeskripsikan bahwa klub ini merupakan pemerintahan global yang bersifat rahasia mengendalikan dunia. Seperti halnya salah seorang dari Rusia menulis sebuah buku tentang hal ini dan terjual jutaan copy! Akan tetapi para intelektual politik dan yang paham secara politik, mereka memahami identitas klub ini. Misalnya sebagian orang Perancis yang menulis: “klub ini “klub Bilderberg” terbentuk dari person-person berpengaruh, tidak lain hanyalah alat tekanan berpengaruh yang digunakan oleh NATO untuk menyebarkan kepentingan-kepentingannya … dan berusaha meluaskan pengaruh Amerika Serikat”. Kekuatan Amerika di dalam klub ini tampak melalui pertemuan klub yang diselenggarakan di istana Versailles di Perancis antara 15 sampai 18 Mei 2003 dan perbedaan pendapat yang terjadi diantara orang-orang Perancis dan orangimages (113×85)-orang Amerika di dalam pertemuan tersebut ketika presiden Perancis Chirac hadir dalam pertemuan itu… Orang-orang Amerika memprotesnya karena Chirac menentang invasi Amerika ke Irak dan berusaha melecehkannya dalam pertemuan yang dihadiri oleh orang-orang penting pemerintahan Amerika pada masa George Bush Jr. diantaranya menteri pertahanan Donald Rumsfeld dan deputynya Paul Wolfowitz dan anggota kimite politik pertahanan Amerika Richard Perle dan mantan menteri luar negeri AS Henry Kisinger. Sementara menteri luar negeri AS Colin Powell berkeliling Eropa untuk menggalang dukungan terhadap politik negerinya. Diskusi memanas seputar kontrak-kontrak besar yang ditandatangani oleh korporasi Amerika di Irak seperti Bechtel dan Haliburton. Anggota Eropa mempertanyakan secara sinis “korporasi Eropa mana yang akan mendapat kontrak-kontrak berharga seperti ini?” Demikian juga didiskusi isu pembentukan militer Eropa. Orang-orang Amerika memprotesnya dan terjadi diskusi sengit antara orang-orang Eropa dan Amerika seputar pentingnya pembentukan pasukan semisal ini. Dan pada akhirnya Amerika berhasil memupus ide pendirian pasukan ini.
Dari sini jelaslah bahwa klub Bilderbeg adalah ungkapan dari salah satu sarana (wasilah) Amerika untuk mempertahankan politik hegemoniknya terhadap Eropa, dan memasarkan proyek-proyek Amerika dengan bekerja meyakinkan orang-orang Eropa bahwa politik Amerika tidak berbenturan dengan politik orang-orang Eropa, melainkan itu demi kepentingan mereka dan kemenangan barat secara umum. Pada saat yang sama rencana demi kepentingan Amerika dan proyek-proyeknya berada pada peringkat teratas…
b. Adapun klub Komite Trilateral, lembaga ini didirikan pada tahun 1973 oleh David Rockefeler dan Zbigniew Brezinski dengan sejumlah lain diantara intelektual, politisi, dan akademisi Amerika. Pada saat pendirian klub ini, para pemimpin tiga kawasan Amerika, Eropa Barat dan Jepang ikut serta dalam pendiriannya. Sedangkan tujuan klub ini adalah: “Memperkuat kerjasama di antara negara-negara dalam melayani kepentingan-kepentingannya secara ekonomi, politik dan kedaulatan di penjuru dunia. Dan menetapkan solusi-solusi untuk permasalahan-permasalahan yang mengganjal dan muncul di antara negara-negara ini; tukar menukar informasi dan pandangan serta memonitor perkembangan hubungan antara Timur dan Barat”. Dapat diperhatikan bahwa orang-orang Amerika mendirikan klub ini untuk menjamin hegemoni Amerika terhadap Eropa dan Jepang juga.
c. Sedangkan lembaga-lembaga finansial dan lembaga bisnis besar khususnya yang dimiliki oleh keluarga semisal keluarga Rockefeler, atau Rotchild atau Blomen Berg, maka lembaga-lembaga itu bekerja untuk merealisasi kepentingan-kepentingannya dalam berbagai kebijakan negara-negara dengan berkoordinasi dengan negara dan hampir-hampir lembaga-lembaga ini terlibat dalam semua rincian kebijakan negara. Kita melihat aktifitas Rockefeler dalam mendirikan klub Bilderberg dan klub Komite Trilateral demi melayani hegemoni negara Amerika terhadap Eropa dan Jepang dan seluruh dunia lainnya. Lembaga-lembaga ini sangat paham bahwa negaralah yang melindunginya, berdiri di belakangnya dan menjamin terealisasinya kepentingan-kepentingannya serta perolehan keuntungan. Dan negara kapitalis memandang bahwa korporasi-korporasi itulah yang memainkan peran besar untuk mengumpulkan kekayaan dan keuntungan dari luar negeri dan korporasi-korporasi itulah yang mendirikan berbagai proyek dan mempekerjakan tenaga kerja di dalam negeri. Maka korporasi-korporasi itu dianggap seolah lembaga-lembaga pemerintah yang menjalankan peran penting untuk kepentingan warganya dan bekerja untuk kepentingan negeri dan dinilai sebagai alat negara dalam merealisasi tujuan-tujuan imperialismenya di luar negeri. Dahulu Inggris masuk ke India melalui korporasi East India Company dan berikutnya mulai menjajah India secara langsung. Korporasi dan lembaga-lembaga finansial swasta besar Amerika memainkan peran efektif untuk kepentingan negara Amerika. Misalnya, lembaga finansial Amerika Goldman Sachs memainkan peran tertentu menentang Uni Eropa untuk kepentingan Amerika. Goldman Sachs memanipulasi kondisi perekonomian Yunani pada tahun 2001 untuk membuat Yunani masuk ke zona Euro sehingga ada persoalan-persoalan finansial dan ekonomi di zona ini dengan tujuan untuk melemahkan atau menjatuhkan zona Euro. Surat kabar New York Times menyebutkan: “Transaksi yang difasilitasi oleh bank Goldman Sachs tahun 2001 sebesar 15 miliar dolar AS membantu dalam menyembunyikan miliaran dolar utang Yunani dari pengawas anggaran di markas Uni Eropa” (Aljazeera Documentary, Wall Street terlibat dalam krisis finansial Eropa, 14/2/2010) dengan anggapan bahwa harta (utang) itu adalah transaksi bisnis dan bukan utang. Sehingga tingkat utang Yunanni tampak tidak melewati tingkat PDB dan bahwa besarnya utang itu tidak melampaui tingkat utang yang bisa diterima Eropa. Tujuan Amerika melemahkan Uni Eropa, memecah belahnya dan memukul Euro, sehingga tidak menyaingi dolar. Hal itu untuk menjamin kelangsungan hegemoni Amerika terhadap Eropa dan perekonomian Eropa serta seluruh dunia. Maka korporasi-korporasi dan lembaga-lembaga finansial swasta besar Amerika memainkan peran tertentu untuk kepentingan negerinya dan dengan berkoordinasi dengan negara Amerika. Jerman menampakkan kegelisahannya dan menuduh Yunani telah melakukan kebohongan dan pemalsuan ketika meletus krisis finansial di Yunani tahu 2010 yang berdampak pada kohesi zona Euro dan Jerman. Dampak krisis itu masih terus berlanjut.
d. Bank Dunia, IMF dan WTO didirikan sebagai lembaga internasional. Meski demikian, lembaga-lembaga itu tidak bisa menjadi lembaga yang independen memaksakan kehendaknya terhadap negara-negara di dunia sebagai pemerintahan global. Akan tetapi, Amerika di situ menjadi pihak yang paling menentukan, berpengaruh dan memanfaatkannya untuk memaksakan kebijakannya terhadap negara lain. Lembaga-lembaga internasional ini memaksakan undang-undang privatisasi dan globalisasi Amerika. Demikian juga politik ekonomi pasar dipaksakan terhadap negara lain. Amerika melalui lembaga-lembaga ini memaksakan mata uangnya, dolar, terhadap dunia dan menjadikannya mata uang yang menjadi standar harga minyak, gas, emas dan mineral serta komoditas lainnya; dan menjadikan dolar sebagai standar pertukaran mata uang untuk menancapkan kontrol AS terhadap dunia. Akhirnya dolar menjadi mata uang utama di dunia, banyak mata uang terikat dengannya dan dolar dijadikan cadangan devisa untuk banyak negara. Ini merupakan cara-cara kontrol negara Amerika terhadap dunia.
Karena itu, pembicaraan tentang pemerintahan global yang mengatur dunia dan menghapus negara bangsa adalah satu bentuk khayalan. Yang sesungguhnya mengontrol dunia adalah negara-negara besar khususnya negara pertama.
3. Negara-negara kapitalis dikendalikan oleh para kapitalis pemilik modal. Di setiap negara, mereka memilih penguasa untuk melayani kepentingan-kepentingan mereka tanpa menghapuskan negara, bahkan mereka tetap menjaga negara-negara mereka untuk menjaga kepentingan-kepentingan mereka dan agar negara-negara mereka mengontrol negara-negara lain di dunia untuk menambah pundi-pundi keuntungan mereka. Setiap kali negara mereka kuat, maka bisnis mereka akan lebih luas dan keuntungannya lebih banyak. Akan tetapi korporasi atau lembaga finansial itu tidak mungkin menjadi sebuah negara sebab tujuannya adalah keuntungan, dan tidak mungkin hal itu diterima oleh masyarakat. Korporasi dan lembaga finansial itu juga tidak mampu membentuk dan menjalankan struktur negara serta melakukan pemeliharaan urusan masyarakat. Setiap kali negara kapitalis memulai politik privatisasi, negara itu menjual lembaga pemerintah yang menyebabkan pelayanan-pelayanan kepentingan masyarakat akhirnya ada di tangan korporasi swasta semisal listrik, telepon, sebagian jalur kereta api, jalan tol antar kota dan antar negara dan lainnya … korporasi-korporasi swasta yang membeli kepentingan-kepentingan ini memerlukan struktur pelaksana yakni negara. Ketika masyarakat tidak mampu membayar kewajiban mereka atau sebagian mereka menolak membayar kewajiban mereka, maka korporasi-korporasi itu akan merujuk kepada dinas keamanan dan peradilan di negara. Jika masyarakat menyerang lembaga-lembaga korporasi atau memprotesnya seperti yang terjadi dalam aksi Ocupy Wall Street, maka korporasi itu akan merujuk kepada negara untuk melindunginya. Korporasi-korporasi itu memerlukan legislasi berbagai UU dan peraturan, sehingga bisa menjalankan aktifitasnya dan mendirikan proyek-proyeknya. Setiap kali krisis finansial meletus di Amerika dan berikutnya di Eropa, korporasi-korporasi dan lembaga-lembaga finansial itu kembali kepada negara agar menyelamatkannya dengan jalan membeli saham-sahamnya yang jatuh atau terpuruk dengan sebutan bail out, yaitu penggelontoran uang yang dikumpulkan oleh negara dari masyarakat umum seperti pajak. Karena itu, korporasi-korporasi dan lembaga-lembaga finansial itu tidak memiliki kekuasaan eksekutif, yudikatif dan legislatif di negara kapitalis yang secara teori memisahkan ketiga kekuasaan itu. Tidak lain, korporasi dan lembaga finansial itu mempengaruhi ketiga kekuasaan itu untuk melindungi dirinya dan merealisasi rencana-rencananya di dalam negeri dan luar negeri serta merealisasi pendapatan, memperoleh keuntungan dan menyelamatkannya ketika terjadi krisis.
4. Semua lembaga itu aktifitasnya tidak keluar dari melayani negara bangsa, di mana ia berafiliasi. Juga melakukan berbagai aktifitas hingga meskipun hal itu merupakan aktifitas yang rendah secara moral atau kemanusiaan. Penyadapan Amerika yang terbongkar menelanjangi hal yang demikian. Amerika memata-matai negara-negara lain terutama sekutunya negara-negara Eropa dan para penguasanya, kedutaan, dan dubesnya, perusahaan-perusahaan dan individu-individunya, dengan menggunakan lembaga elektronik swasta yang berada di bawah dinas intelijennya. Ikut serta pula di dalamnya perusahaan-perusahaan yang mengontrol jaringan elektronik seperti Google dan Yahoo, yang merupakan perusahaan Amerika. Skandal yang terbongkar ini mengungkap hakikat pertarungan memperebutkan kedaulatan nasional di antara negara-negara kapitalis. Amerika mengakui hal itu melalui mulut menteri luar negerinya, John Kerry, dalam konferensi pers di London. Ia mengatakan: “Aktifitas memata-matai oleh NSA melampaui batas-batas yang bisa diterima pada beberapa kondisi” (BBC, 1/11/2013). Ia mengklaim bahwa: “Aktifitas memata-matai ini menurunkan serangan-serangan terorisme.” Perlu diketahui bahwa mereka memata-matai para pemimpin Eropa seperti Merkel, Kanselir Jerman, yang disadap telepon genggamnya selama sepuluh tahun. Amerika melakukan semua itu untuk menjaga kedaulatan nasionalnya dan kepentingan-kepentingannya di dunia. Juga untuk memonitor gerakan negara-negara Eropa yang berusaha melepaskan diri dari hegemoni Amerika. Disamping juga untuk mencegah munculnya suatu kekuatan yang mungkin memiliki bobot internasional yang bisa menyaingi Amerika atau mengancam hegemoninya.
Seluruh perusahaan Amerika tegak melayani negara bangsa, kultur dan nilai-nilainya. Hal ini nampak jelas ketika meletus perbedaan pendapat antara Cina dan perusahaan Amerika Google Inc, tiga tahun lalu. Kantor berita Cina Xinhua mengatakan pada 23/3/2010: “Sungguh disayangkan Google Inc tidak hanya berusaha memperluas kegiatan bisnisnya di Cina akan tetapi juga mempromosikan nilai-nilai, ide-ide dan kultur Amerika.” Bahkan Amerika juga mempromosikan nilai, ide dan kultur Amerika di Eropa yang berserikat dengannya dalam ide kapitalis. Hal itu dilakukan Amerika dengan tujuan mendapatkan penghormatan dan penghargaan untuk sumber daya manusia Amerika dan negara Amerika, hingga bisa menjamin hegemoni Amerika terhadap Eropa.
5. Dari sini jelaslah bahwa tidak ada yang disebut kelompok-kelompok rahasia yang memiliki kekuasaan global yang menghapus eksistensi negara-negara bangsa yang tegak berdasarkan ideologi kapitalisme. Klub Bilderberg, Komite Trilateral adalah ungkapan dari klub-klub yang didirikan oleh orang-orang Amerika untuk menjamin kelangsungan hegemoni negeri mereka terhadap dunia. Korporasi-korporasi besar di Amerika baik korporasi finansial, bisnis, elektronik, property, bursa, dsb, semuanya bekerja untuk kepentingan negara mereka. Akan tetapi mereka mempengaruhi otoritas negeri mereka untuk menjaga capaian finansial mereka dan meningkatkan serta memperluasnya di dalam dan luar negeri. Mereka di luar negeri memainkan peran untuk kepentingan politik negara mereka melawan negara lain dan menjamin perluasan pengaruh negaranya terhadap dunia ini. Disamping itu, Amerika bekerja untuk menjaga kelangsungan hegemoninya secara militer dengan membangun pangkalan-pangkalan militer di setiap negara dan mengikat koalisi dan persekutuan strategis dengan berbagai negara. Amerika menggunakan NATO untuk mengimplementasikan politiknya dan AS juga bekerja menguatkan NATO di bawah kepemimpinannya dan sebaliknya Amerika menghalangi pendirian militer Eropa sehingga Eropa tidak keluar dari kepemimpinannya. Amerika melakukan kegiatan intelijen memata-matai pihak lain, meski mereka adalah sekutu Amerika untuk memonitor pergerakan mereka. Amerika bekerja melanggengkan hegemoni ekonomi dan finansialnya dengan menjaga dolar tetap sebagai mata uang global dan melanggengkan hegemoninya terhadap lembaga-lembaga finansial dan perdagangan global seperti Bank Dunia, IMF dan WTO. Amerika bekerja melanggengkan hegemoni politiknya dengan mengendalikan PBB khususnya Dewan Keamanan PBB. Amerika juga bekerja melanggengkan kontrolnya terhadap negara lain dengan merekrut antek-antek dan mengikat rezim-rezim di negeri lain. Semua itu untuk menjaga negara Amerika dan sifatnya sebagai negara bangsa dan pusat globalnya sebagai negara pertama di dunia. Karena itu, Amerika melakukan pertarungan dengan “saudara-saudaranya” negara-negara kapitalis imperialis lainnya baik Inggris, Perancis dan lainnya, sehingga AS bisa menggantikan posisinya di wilayah-wilayah jajahan negara itu dan daerah-daerah pengaruhnya. Amerika mampu mencapai keberhasilan sampai batas yang besar dalam hal itu. AS bekerja menjatuhkan negara-negara itu dari konstelasi internasional agar AS sendiri yang menjadi pemilik kedaulatan; penentu kalimat yang pertama dan terakhir di dunia; menjadi pemimpin untuk dunia Barat; pengusung ide kapitalis dan penjaganya; pengemban panji perang terhadap semua pihak yang mengusung ide lain yang ingin dijadikan menggantikan posisi ide kapitalis; atau ingin menegakkan suatu negara berdasarkan ide lain itu meski seberapa kecil negara itu. Karena itu, Amerika tidak memberi kemungkinan kepada dakwah ke arah tegaknya daulah al-Khilafah. Pusat-pusat kajian dan institut-institut strategis di AS menyiapkan berbagai kajian dan rencana sejak hari ini dan sebelum berdirinya al-Khilafah untuk menggagalkan aktifitas apapun untuk menegakkannya, bahkan menggagalkan ide apapun dalam wilayah ini … Akan tetapi mereka akan paham, cepat atau lambat, bahwa al-Khilafah tidaklah seperti negara-negara kapitalis yang ada saat ini, di mana Amerika dapat menghegemoninya dengan mudah. Akan tetapi Amerika akan merugi sendiri dan bukan kerugian kecil, ketika menghadapi al-Khilafah, dengan izin Allah Yang Mahakuat lagi Mahaperkasa…
﴿ÙˆَاللَّÙ‡ُ غَالِبٌ عَÙ„َÙ‰ Ø£َÙ…ْرِÙ‡ِ ÙˆَÙ„َÙƒِÙ†َّ Ø£َÙƒْØ«َرَ النَّاسِ Ù„َا ÙŠَعْÙ„َÙ…ُونَ﴾
Dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahuinya. (TQS Yusuf [12]: 21)

12 Muharram 1435 H
15 November 2013 M

 Bersyukurlah para pegawai negeri sipil (PNS) Indonesia, yang sampai hari ini masih bisa bekerja dan meniknati gaji bulanan. Di Amerika Serikat, para PNS yang bekerja di instansi pemerintah sekarang harus berputar otak untuk bisa mendapat uang, karena pemerintah AS terhenti dan tak bisa membayar gaji para pegawainya.

Sebagaimana yang dialami oleh Mekayla Coleman. Salah seorang PNS yang bekerja di bagian IT akademi militer AS, Defense Acquisition University ini harus menjual pernak-pernik milik bayinya untuk memperoleh uang.

"Harganya bisa dinego. Namun saya mohon, pembeli yang ingin membeli harus serius, karena saat ini saya sangat membutuhkan uang. Pernak-pernik bayi saya jual 300 dollar AS saja," ujarnya sebagaimana dikutip dari CNBC, Senin (7/10/2013).

Coleman tak memiliki cara lain untuk memperoleh uang, kecuali menjual barang-barang yang tersisa. Seluruh tabungannya telah habis untuk membeli rumah, yang baru saja ditempati. Dia tidak lagi memiliki tabungan, bertepatan dengan terhentinya kegiatan pemerintah AS.

"Tentunya kondisi ini tidak terlalu menyenangkan. Suami saya sebenarnya bekerja, namun gaji yang dia peroleh tak sebesar gaji saya," jelasnya.

Coleman bukanlah satu-satunya PNS di AS yang kesulitan uang. Saat ini, banyak sekali para pegawai pemerintah yang menawarkan barang-barang pribadinya melalui situs lelang Craigslist dan eBay. Barang-barang yang dijual antara lain tiket pertandingan olahraga, baju buatan desainer dan sebagainya.

Sementara itu, seorang pegawai lepas di instansi pemerintah AS, Richard, juga menempuh hal yang sama. Delapan bulan lalu, dia membeli seperangkat drum merek Yamaha senilai 1.200 dollar AS. Namun, barang itu saat ini dia lego seharga 500 dollar AS saja.

Richard mengaku khawatir, karena hingga saat ini pemerintah AS belum berjalan sehingga dia tidak mendapatkan bayaran atas pekerjaannya. Padahal, persediaan uangnya semakin menipis.

"Jika terhentinya pemerintah AS cukup lama, saya memutuskan untuk berhenti dari pekerjaan saya saat ini. Saya telah bekerja lebih dari 25 tahun. Bekerja di sini begitu stres. Bahkan saking stresnya, saya pernah sampai operasi jantung pada 2008," jelasnya.

Jual Koleksi

Adapun Natalie S., yang telah bekerja sebagai pegawai pemerintah di salah satu instansi sejak lulus dari kuliahnya 6 tahun lalu mengungkapkan, dia sangat khawatir dengan kondisi yang terjadi saat ini. Guna memenuhi kebutuhan hidupnya, dia memilih menjual rak buku seisinya.

Barang-barang yang dia jual antara lain seluruh koleksi buku, papan setrika, sepatu hujan, selimut bulu angsa dan pembatas buku yang dia beli dari Perancis.

"Saya masih punya tabungan setidaknya untuk keperluan 1 bulan ke depan. Orang tua saya juga telah menawarkan pinjaman untuk memenuhi kebutuhan hidup saya," ujar Natalie.

Sementara itu, Lisa Braswell, analis yang bekerja di Institut Kesehatan Nasional, telah menjual 28 barangnya melalui eBay, yang sebagian di antaranya adalah barang-barang mahal. Diperkirakan, dia meraup antara 15.000 dollar AS hingga 20.000 dollar AS (antara Rp 150 juta-Rp 200 juta) dari penjualan itu.

"Sepekan yang lalu, saya tidak pernah berpikir mengenai uang. Namun, akhirnya saya terusik karena pemerintah AS tak kunjung berjalan," ungkapnya.

Situs jual-beli yang populer di AS, seperti TaskRabbit kebanjiran peminat, terutama dari para PNS yang butuh uang. Barang-barang yang ditawarkan melalui situs tersebut melonjak, seiring dengan mendesaknya kebutuhan dana di kalangan PNS AS.

"Banyak sekali para pegawai pemerintah yang memasang penawaran, dan beberapa di antaranya telah siap untuk dijual," ujar Johnny Brackett, senior manager marketing and communication TaskRabbit.

Dalam sehari, TaskRabbit menerima aplikasi penjualan rata-rata sebanyak 13.000 aplikasi. Namun untuk saat ini aplikasi yang masuk ke situs jual beli tersebut rata-rata mencapai 15.000 per hari.[] (fm)

[www.globalmuslim.web.id]

amerika-teroris
WASHINGTON – DAULAHISLAM.COM : Seorang analis mengatakan invasi pimpinan Amerika di Afghanistan tidak ada hubungannya dengan apa yang disebut perang melawan teror , tapi itu semua tentang “mengamankan” kepentingan Washington di negara itu, PTV melaporkan secara langsung.
“Apakah itu benar-benar tentang perang melawan terorisme? Tidak! Ini adalah tentang “perang kerajaan”. Ini adalah tentang mengamankan kepentingan strategis AS di wilayah dunia yang memiliki sumber daya alam yang luas dan posisi geo strategis” Richard Becker, dengan the A.N.S.W.E.R. coalition, kepada pers hari Rabu.
“Kerajaan” yang dimaksud disini adalah ; Para Kontraktor Minyak, Senjata & Kapitalis-Kapitalis lainnya yang kesemuanya dikuasai oleh ISRAEL sebagai penguasa perekenomian dunia.
Analis juga menolak gagasan bahwa perang pimpinan AS di Afghanistan melayani kepentingan bangsa Amerika, bahkan menekankan bahwa ini adalah sebuah invasi (Penjajahan)” melakukan segala cara untuk membela kepentingan mereka yang mendapat keuntungan dari DINASTI.”
Dia juga mengkritik pakta AS- Afghanistan menjaga tentara AS di Afghanistan melampaui batas waktu penarikan 2014 yang telah direncanakan, kesepakatan itu akan di kotori dengan “Serangan Mematikan, Serangan pada malam yang paling dibenci oleh rakyat Afghanistan.”
Serangan-Serangan mematikan tersebut telah diliris sebelumnya : Laporan Data Korban Akibat Serangan Drone Teroris Amerika. New America Foundation yang bermarkas di Washington mengatakan ada 350 serangan pesawat mata-mata AS sejak tahun 2004, sebagian besar selama pemerintah Presiden Barack Obama.Yayasan Amerika itu memperkirakan jumlah korban tewas antara 1.963 dan 3.293. Data ini meningkat setiap harinya.
Khusus Invasi AS ke Afganistan habiskan biaya sekitar 6 Milyar Dollar per bulan, dimana dana tersebut bersumber dari pajak warga AS. Sungguh angka fantastis untuk sebuah perang ke negara muslim yang miskin.
Penjajah AS telah menekan Presiden Afghanistan Hamid Karzai untuk menandatangani pakta tersebut tapi dia menolak dan mengatakan bahwa masalah ini harus diserahkan kepada pemerintah berikutnya setelah pemilu April di Afghanistan.
Washington dan sekutunya menginvasi Afghanistan pada tahun 2001 sebagai bagian dari apa yang disebut perang melawan teror. Serangan itu untuk menghancurkan Taliban dari kekuasaan, namun hanya sebuah slogan untuk menjajah dan membunuh dan menjarah afganistan. Penjajahan Amerika Serikat ini telah menempatkan lebih dari 43.000 tentara di negara tsb. (dp/dais/www.globalmuslim.web.id)


WASHINGTON, - Dokumen dan wawancara rahasia menunjukkan bahwa National Security Agency (NSA) mengumpulkan hampir 5 miliar catatan ponsel setiap hari, memungkinkan salah satu agensi intelejen milik Amerika itu untuk melacak komunikasi dan memetakan hubungan target mereka.

Dokumen yang diungkapkan oleh mantan kontraktor NSA Edward Snowden, menunjukkan bahwa catatan dikumpulkan dan disimpan dalam database besar yang berisi informasi setidaknya ratusan juta perangkat, Washington Postmelaporkan pada hari Rabu 4 Desember, demikian lansir presstv.

Menurut bocoran, proyek-proyek baru telah dibuat untuk menganalisis sejumlah besar data, menyediakan komunitas intelijen AS dengan alat pengawasan massa yang tak pernah dipublikasikan.

Seorang manajer senior, yang berbicara kepada Washington Post tanpa menyebutkan namanya tapi dengan izin dari NSA, mengatakan, "Kami mendapatkan volume besar dari data dengan lokasi dari seluruh dunia dengan memanfaatkan kabel yang menghubungkan jaringan mobile secara global dan yang melayani ponsel AS serta orang-orang asing. Selain itu, data sering dikumpulkan pada puluhan juta orang Amerika yang bepergian ke luar negeri dengan ponsel mereka setiap tahun."

Agen NSA dapat menyadap ponsel di mana saja di dunia, menelusuri rekam jejak target mereka dan mengekspos hubungan tersembunyi antara individu-individu target mereka. [rah/md/www.globalmuslim.web.id]

Lelang….lelang di Afghanistan!……Satu ton hanya 200 dollar, bagian tank, potongan helikopter, seragam dan sepatu robek, majalah, sabuk, senjata yang rusak…..mesin kendaraan dan tank dan suku cadangnya, generator, tenda dan kamar kayu, tempat tidur militer, kursi roda dan berbagai jenis lainnya dari peralatan militer Amerika.
Jika Anda memiliki uang, jangan buang waktu!  Semuanya dijual dengan harga limbah logam, datang dan beli peralatan original Amerika. Lelang…..Lelang!  Tulis laporan Voice of Jihad.
Laporan lebih lanjut menuliskan, peralatan militer yang hancur dan tercabik-cabik milik pasukan AS yang dilelang, sangat mirip dengan kehancuran dan lelang gudang bekas tentara Uni Soviet dua dekade lalu.
Saat itu 20 November 2013, dua orang pemuda Afghanistan sedang dalam perjalanan menuju provinsi Ghazni.  Mereka mengatakan bahwa mereka adalah warga dari provinsi Zabul dan datang ke Ghazni untuk membeli peralatan militer Amerika yang rusak.  Salah seorang di antara mereka mengatakan bahwa kemarin malam, ia membeli 90 ton besi tua dari pusat PRT di Ghazni.
Mereka tampak gembira karena mereka berpikir bisa mendapat keuntungan yang banyak dari hal itu.
Bukti eksplisit kekalahan AS
Dalam dua dekade terakhir, meskipun Amerika mengalami kerugian besar setiap harinya dalam perang di Afghnaistan, namun mereka mencoba memanipulasi dan melalui media mereka berusaha menyembunyikan bukti kegagalan dan kekalahan.  Untuk tujuan ini, penjajah Amerika melakukan dua hal : di satu sisi mereka telah menerapkan sensor ketat untuk media dan di sisi lain mereka mengumpulkan dan menghapus sejumlah besar peralatan perang yang hancur dalam berbagai pertempuran, sehingga tidak terlihat oleh orang biasa.
Dalam perang konfrontatif pertama antara Afghanistan dan Amerika di Shahi-Kot, beberapa helikopter Amerika dan perangkat keras militer telah dihancurkan, namun mereka memindahkan semua helikopter ke dalam pangkalan Bagram di kegelapan malam, sehingga orang biasa tidak bisa melihatnya.
Kemudian penghancuran tank Amerika, kendaraan militer, konvoy logistik dalam serangkaian serangan gerilya dan ranjau darat menjadi hal yang biasa setiap harinya.  Menjaga kerugian mereka dari pandangan orang, menjadi isu penting bagi AS.
Pada saat itu, AS mulai menggali parit dekat pangkalan militer Bagram, Kandahar, Logar dan Shindand untuk menempatkan peralatan mereka yang hancur agar tetap tak terlihat.

Pada tahap ini, ketika kerugian penjajah Amerika berada di tingkat menengah, beberapa excavator dan supir buldoser sibuk menggali parit tersebut.  Parit ini digali untuk menyembunyikan tank AS yang hancur, kontainer yang dibakar dan kendaraan logistik yang meledak di medan perang, semuanya dikubur di bawah tanah.
Melalui proses ini, Amerika sedang berusaha untuk menyembunyikan bukti-bukti kekalahan mereka dan realitas di lapangan dalam perang Afghanistan.
Tapi, saat orang-orang mengatakan, kenyataan tidak dapat disembunyikan untuk waktu yang lama, dengan berlalunya waktu, jumlah kerugian Amerika terus meningkat dan menjadi hampir tidak mungkin bagi mereka untuk menjaga semuanya dari pandangan.  Mereka mulai menumpuk dan membuat gundukan besar dari berbagai koleksi peralatan militer mereka yang hancur dalam berbagai pertempuran, di pangkalan militer mereka termasuk sisa-sisa tank yang hancur dalam ledakan bom.tank-hancur.jpg (450×256)
Pada tahap ini, karena kerugian Amerika telah mencapai puncaknya, mereka tidak mampu menggeser dan menghapus semua peralatan hancur, karena itu mereka membakar kendaraan logistik dan kendaraan yang hancur yang di kemudian hari dikumpulkan dan dijual oleh penduduk setempat sebagai barang bekas.
Seperti disebutkan sebelumnya, realitas berbicara untuk dirinya sendiri, akhirnya bukti-bukti peralatan militer Amerika yang hancur mulai terlihat bersamaan dengan tanda-tanda yang jelas dari kekalahan mereka.  Orang Amerika pada tahap ini, tidak punya pilihan lain selain menjual tank, helikopter dan peralatan perang lainnya yang hancur dengan harga barang bekas.
Kedua pemuda dari provinsi Zabul mengatakan bahwa proses lelang sisa-sisa peralatan militer AS telah dimulai hampir di semua provinsi di Afghanistan di mana ribuan penduduk setempat terlibat.  Beberapa ton peralatan hancur dibawa keluar dari pangkalan Amerika setiap hari dan dijual dengan harga rendah.  Sebagian besar peralatan dimasukkan ke dalam wadah dan dijual dalam kondisi telah dikemas.
Bahan peledak, yang dibawa untuk kehancuran Afghanistan, sekarang digunakan untuk penghancuran peralatan militer mereka sendiri.
Sebuah aspek yang menarik dari lelang Amerika adalah bahwa tidak hanya tank yang hancur, tapi tank-tank yang rusak dan tidak dapat ditarik kembali dari Afghanistan juga dibongkar oleh Amerika sendiri dan kemudian dimasukkan ke dalam wadah untuk kemudian dijual.
Tahun ini, pada bulan Juni, pejabat Amerika mengatakan bahwa mereka telah menghancurkan tank baru dan peralatan militer mereka sendiri senilai 7 miliar dollar dengan tangan mereka sendiri.
Besarnya kerugian Amerika
Lelang peralatan militer AS yang rusak setidaknya sebagai upaya Amerika untuk menghindari kerugian total walaupun sebenarnya mereka telah menderita kerugian keuangan yang ekstrim.  Mereka menawarkan peralatan militer mereka dan sumber daya lain untuk pasar terbuka dengan harga rendah seperti yang akan mencengangkan siapapun.
Misalnya jika melihat tank model M1 yang dianggap sebagai tulang punggung pasukan lapis baja Amerika, tank ini menghabiskan biaya hampir 8 juta dollar dan jika ditambah biaya transportasi ke Afghanista, harganya mungkin lebih tinggi dari itu.  Tapi tank ini yang beratnya hampir 70 ton, jika dihitung dengan harga saat ini (harga lelang) 200 dollar per ton, maka tank ini memiliki harga 14.000 USD.
Ketika barang yang memiliki harga lebih dari 8 juta USD dijual untuk sekitar 14.000 USD, maka bisa kita bayangkan kerugian besar dan kehancuran yang sedang dihadapi oleh penjajah Amerika.
Fenomena ini tidak hanya mengungkapkan kerugian keuangan penjajah Amerika, tetapi juga menjamin kehancuran dan kekalahan memalukan dari arogansi Amerika.  (haninmazaya/arrahmah/www.globalmuslim.web.id)


Sejak penyadapan yang dilakukan Australia terbongkar, pemerintah Indonesia baru bersikap tegas ke Australia. Padahal, peran Amerika Serikat juga sangat besar.

Pemerintah Indonesia merespon dengan dipulangkannya Dubes Indonesia di Canberra. Belum cukup, pemerintah juga menghentikan berbagai kerja sama dengan pemerintahan Perdana Menteri Tony Abbot tersebut.

Sampai batas yang tidak ditentukan, Indoensia tidak akan latihan perang dengan Australia. Indonesia juga tidak akan berkoordinasi menanggulangi people smuggling atau pencari suaka. Tidak ada lagi pertukaran informasi dan intelijen antara kedua negara.

Lalu, bagaimana dengan sikap pemerintah Indonesia terhadap Amerika Serikat? Kenapa Presiden SBY seharusnya bersikap juga terhadap negeri pimpinan Presiden Barrack Obama itu?

Dalam kenyataannya, ada peran negara Adikuasa Amerika Serikat. Tetapi, sejauh ini publik dan pemerintah Indonesia masih memfokuskan bahwa kesalahan ada pada Australia saja.

"Sering ditemukan data, yang berkuasa sering menyadap lawan-lawannya," kata mantan Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum.

Menengok ke belakang, penyadapan bukan hal yang baru dilakukan oleh Australia terhadap Indonesia. Bahkan, sudah terjadi sejak 1956.

Begitu yang dikatakan oleh Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq. Komisi I membidangi Luar Negeri, Pertanahan Keamanan, Kominfo.

Mahfudz dalam diskusi bertajuk 'Penyadapan dan Diplomasi Kita' di Rumah perhimpunan Pergerakan Indonesia (PI) di Jl Teluk Langsa, Duren Sawit, Jakarta Timur, Jumat (22/11/2013), Mahfudz menjelaskan peran Amerika Serikat.

Memang, sejak pemerintah Indonesia memastikan Australia menyadap Presiden SBY, Ibu Negara Ani Yudhoyono, Wapres Boediono dan pejabat tinggi lainnya, pusat protes ditujukan ke Australia.

Data yang dibocorkan oleh Snowden sebenarnya adalah data NSA (National Security Agency) atau badan keamanan nasional Amerika. Amerika Serikat, mengambil keuntungan dari penyadapan yang dilakukan melalui kedutaan besar Australia di beberapa negara termasuk di Indonesia.

Mahfudz menjelaskan, dalam penyadapan yang dilakukan oleh Australia ini, tidak tunggal. Tetapi, ada peran-peran Amerika Serikat dan sejumlah negara yang tergabung dalam The Five Eyes. Mereka adalah Inggris, Amerika Serikat (AS), Selandia Baru dan Kanada.

"Dalam kesepakatannya, yang memasok teknologi adalah Amerika Serikat. Bukan hanya itu, dia (AS) yang membiayai seluruh penyadapan," kata Mahfudz.

Dalam melakukan penyadapan, tentu harus menggunakan alat-alat canggih. Australia tidak bisa. Sehingga, alat-alat penyadapan itu disuplai oleh Amerika Serikat.

Mahfudz mengatakan, secara teknis, sebenarnya produk-produk yang diperdagangkan di Indonesia seperti handphone yang berasal dari produk barat, membuka peluang penyadapan.

Hal itu juga terverifikasi dalam dokumen Snowden itu. Bahwa penyadapan menggunakan ponsel yang sudah menggunakan fasilitas 3G.

Lihat kenapa Presiden SBY bisa disadap. Sebab, Presiden sudah menggunakan ponsel Nokia E-90, Ibu Ani Yudhoyono menggunakan yang sama.

Wakil Presiden Boediono dan mantan Wapres Jusuf Kalla. Boediono disebut menggunakan ponsel BlackBerry Bold 9000 dan JK memakai ponsel Samsung SGH-Z370. Beberapa pejabat lainnya juga demikian.

Penyadapan dilakukan pada 2009. Dalam dokumen itu, selama 15 hari bulan Agustus 2009, ponsel milik SBY disadap. 

Jangan lupakan peran Amerika Serikat dalam penyadapan ini. Australia hanyalah 'tumbal' pelampiasan kekesalan Presiden Indonesia. Sejatinya, padahal peran Amerika Serikat sangat besar, AS-lah ‘otak’ dibalik panyadapan.

Apa SBY juga berani bersikap tegas terhadap Amerika? Meragukan.

(*/inil)
[acw/www.globalmuslim.web.id]

googleSadab.jpg (450×279)Badan Keamanan Nasional AS, NSA, menyadap pusat data Yahoo dan Google, demikian menurut bocoran intelejen Edward Snowden dikutip BBC.
Dalam laporan yang disampaikan Washington Post disebutkan bahwa jutaan data dikumpulkan tiap hari dari jaringan internal perusahaan internet raksasa tersebut.
Tetapi laporan ini dibantah oleh Direkur NSA Jenderal Keith Alexander yang mengatakan tidak memiliki akses ke komputer Google dan Yahoo.
Kepada Bloomberg TV Keith Alexander mengatakan: "Kami tidak memiliki otorisasi untuk masuk ke server dan mengambil data perusahaan AS."
Bagaimana pun ini bukanlah bantahan pertama atas klaim spionase yang dilakukan badan ini.
Pengumpulan informasi
Dalam dokumen bocoran Snowden terbaru, disebut bahwa NSA menyadap data dalam satu waktu saat melintasi kabel optik dan perlengkapan jaringan lain yang tersambung dengan pusat data Google dan Yahoo.
Penyadapan ini mengumpulkan sejumlah informasi mulai dari metadata hingga teks, audio dan video, yang kemudian disaring dengan program NSA yang bernama Muscular, dioperasikan bersama rekan NSA dari Inggris, GCHQ.
Sebelumnya NSA sudah memiliki 'pintu masuk' ke akun Google dan Yahoo melalui sebuah program yang disetujui pengadilan bernama Prism.
Pengungkapan penyadapan terbaru ini muncul beberapa jam setelah delegasi pejabat intelejen Jerman tiba di Washington untuk berbicara dengan Gedung Putih menyusul klaim yang menyebut AS Klik menyadap telepon genggam Kanselir Angela Merkel.
Angela Merkel menanggapi serius isu penyadapan ini dengan mengirim dua orang penasihat utamanya, Cristoph Heusgen penasihat kebijakan luar negeri dan kordinator intelejen Guenter Heiss untuk membicarakan masalah ini.
Pekan depan, kepala badan spionase Jermat juga akan berkunjung ke Washington.
Pertemuan ini dianggap sebagai upaya untuk membangun kembali kepercayaan dan bagaimana badan intelejen kedua negara mungkin atau tidak untuk bekerja dalam satu harmoni.
Kepala badan intelejen AS selama ini Klik membela kebijakannya mengawasi para pemimpin negara asing sebagai kunci operasi, tetapi hal ini justru memicu kemarahan dari para sekutu yang turut disadap seperti Jerman, Prancis dan Spanyol.*
[www.globalmuslim.web.id]

KABUL, , - Pasukan AS yang tersisa di Afghanistan setelah 2014 akan memiliki kekebalan dari penuntutan menurut rancangan peraturan keamanan yang dirilis oleh Kabul.

Pada hari Rabu, Kementerian Luar Negeri Afghanistan merilis rancangan pakta yang akan memberikan pasukan AS yang tersisa setelah 2014, kekebalan hukum dari pengadilan Afghanistan. Tentara AS yang melakukan pelanggaran akan dituntut lewat pengadilan AS bukan pengadilan setempat, demikian laporan presstv.

AS telah mengatakan akan menarik semua pasukannya jika tidak ada kekebalan hukum yang disepakati.

Menurut kesepakatan itu, Amerika Serikat memiliki hak eksklusif untuk melaksanakan yurisdiksi (tindakan hukum) atas pasukannya sehubungan dengan tindak pidana atau perdata yang dilakukan di wilayah Afghanistan.

Loya Jirga, majelis  tradisional Afghanistan yang terdiri dari sekitar 3.000 pemimpin suku Afghanistan dari seluruh negeri, akan membahas ketentuan kesepakatan di Kabul pada hari Kamis.

"Kami telah mencapai kesepakatan mengenai bahasa akhir dari perjanjian keamanan bilateral yang akan diselesaikan sebelum Loya Jirga (bersidang)," kata Menteri Luar Negeri AS John Kerry, pada hari Rabu.

Jika rancangan pakta keamanan ini disetujui, kesepakatan itu akan dikirim ke parlemen untuk diratifikasi.

Mayoritas rakyat Afghanistan telah menolak kesepakatan tersebut, mengatakan hal ini mempertaruhkan kedaulatan mereka dan kebanggaan nasional.

Washington telah berjanji untuk menarik semua pasukan tempur dari Afghanistan pada tahun 2014, tapi sekarang pemerintah AS ingin kehadiran militer jangka panjang di Afghanistan dengan menandatangani kesepakatan dengan Kabul. [md/www.globalmuslim.web.id]

amerika-suap-perwira-al-gdma.jpg (450×253)Angkatan Laut Amerika Serikat hari Kamis (21/11/2013) mengumumkan pencopotan jabatan seorang kapten terkait skandal suap yang menjerat sejumlah pejabat militer lainnya.
Kapten David Haas (45) dicopot dari jabatannya sebagai wakil komandan Coastal Riverine Group One dan “sementra waktu” dialihkan tugas ke unit Expeditionary Training Group.
“Keputusan untuk mengalihkan tugas Haas diambil berdasarkan dugaan terkait 'penyelidikan kriminal' atas kontraktor pertahanan Glenn Defense Marine Asia (GDMA),” kata AL Amerika dikutip AFP.
GDMA yang berbasis di Singapura dituding pihak berwenang federal menyediakan pelacur dan uang demi mendapatkan kontrak pengadaan barang di kapal-kapal perang Amerika. Leonard Francis, CEO GDMA berkewarganegaraan Malaysia, didakwa menyuap para pejabat angkatan laut dan pemerintah Amerika.
Haas, yang dicopot dari jabatannya pada 15 Nopember, tidak menjelaskan perannya dalam skandal suap yang meluas dan terburuk dalam sejarah angkatan laut Amerika itu.
Haas adalah perwira AL Amerika keenam yang menjadi tersangka dalam kasus suap itu. Tiga orang sudah didakwa, dan dua lainnya yang berpangkat laksamana telah diberhentikan.
Haas, bersama beberapa perwira lainnya yang terkait dengan kasus itu, bekerja di Armada Ketujuh Angkatan Laut Amerika Serikat yang berbasis di Yokosuka, Jepang, dengan tugas mengawasi puluhan kapal perang AS di wilayah Asia.
Jaksa federal menuduh para pejabat angkatan laut tersebut membocorkan rute kapal-kapal perang AS kepada Francis dan mengalihkan kapal-kapal tersebut ke pelabuhan-pelabuhan tertentu sesuai permintaan bos GDMA itu.
Francis, yang dipanggil “Fat Leonard” oleh pejabat angkatan laut AS yang mengenalnya, dituduh membengkakkan tagihan makanan, bahan bakar, air dan barang kebutuhan di kapal lainnya kepada pemerintah Amerika
Salah seorang perwira menengah angkatan laut yang menjadi terdakwa, Letkol Jose Luis Sanchez (41), muncul dalam sidang uang jaminan pembebasan sementara dari kurungan hari Rabu (20/11/2013) di pengadilan San Diego. Hakim federal menetapkan uang jaminan $100.000 dan mewajibkan pria itu memakai alat pelacak GPS.
Sanchez didakwa menerima jasa pelacur, wisata mewah dan uang $100.000 sebagai imbalan perlakuan khusus dan bocoran informasi rahasia kepada GDMA.*
[www.globalmuslim.web.id]

Disinyalirnya Kedubes Amerika menyadap para pejabat pemerintah Indonesia menjadi bukti bahwa Kedubes AS di Jakarta bukan sekadar kantor. Gedung itu menjadi markas spionase Amerika. Wajar jika muncul Kedubes AS itu ditutup diplomatnya diusir semua. Lantas bagaimana bila pemerintah Indonesia tetap bermesraan dengan negara kafir harbi muhariban fi’lan tersebut, serta tidak mencabut IMB untuk pembangunan ulang gedung yang akan menjadi Kedubes Amerika terbesar ketiga di dunia?Jawabannya ada dalam wawancara wartawan Media Umat Joko Prasetyo dengan Juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia Muhammad Ismail Yusanto. Berikut petikannya.
Bagaimana tanggapan Anda dengan pemberitaan koran terkemuka di Australia yang menyebut Kedubes AS menyadap Indonesia dan 89 negara lainnya?
Sama sekali tidak mengejutkan. Dari awal HTI telah menyatakan bahwa selain berfungsi untuk melayani kepentingan AS di Indonesia dan warga Indonesia yang hendak berkunjung ke negeri Paman Sam itu, Kedubes AS di Jakarta juga menjalankan fungsi intelijen, yakni mengumpulkan berbagai informasi apapun yang mungkin berguna bagi pemerintahnya.
Kini terbukti, protes Hizbut Tahrir Indonesia  selama ini bukanlah omong kosong. Bahwa benar, gedung Kedubes AS di Jakarta merupakan markas intelijen. Sumber informasi mengenai hal itu sangatlah akurat. Apalagi ditambah fakta bahwa penyadapan juga dilakukan AS terhadap negara-negara lain seperti Jerman dan Prancis serta 80 lokasi lain di seluruh dunia.
Bahkan, sebagaimana diberitakan oleh majalah Der Spiegel, Badan Keamanan Nasional Amerika, NSA, juga memonitor jutaan telepon yang dilakukan warga Jerman dan Prancis. Gedung Putih sendiri  tidak menyangkal secara tegas praktik penyadapan.
Sebelum ini, sejumlah kawat diplomatik termasuk kawat diplomatik dari Kedubes dan Konsul AS di Jakarta, juga di berbagai ibukota negara lain yang  berisi tentang berbagai informasi tentang negara tuan rumah dibongkar oleh Wikileaks.
Hal ini sekali lagi menegaskan bahwa Kedubes AS di manapun sebenarnya memang juga adalah markas intelijen  AS di setiap negara tuan rumah.
Menariknya, berita itu mengutip bocoran Peta Penyadapan yang dibuat 13 Agustus 2010. Artinya, itu kan ada gedung kedubes yang lama. Lantas bagaimana bila gedung kedubes yang baru selesai dibangun?
Iya benar, pemerintah AS sekarang tengah membangun ulang gedung kedubesnya di Jakarta. Kompleks Kedubes AS baru nantinya akan memiliki ruang kerja seluas 36.000 meter persegi yang akan memuat 16.000 staf.
Rencananya, kompleks itu akan meliputi gedung utama dengan 10 lantai, gedung parkir, gedung-gedung penunjang, ruang tunggu konsuler, tiga pintu gerbang dan restorasi sebuah gedung bersejarah di kompleks ini. Kelak, Kedubes AS di Jakarta bakal menjadi Kedubes AS terbesar ketiga setelah di Irak dan Pakistan.
Pembangunan gedung yang demikian besar itu menjadi tanda sangat nyata bakal makin kuatnya cengkeraman AS atas Indonesia khususnya, dan kawasan ASEAN pada umumnya, karena makin besar kedutaan sebuah negara tentu menunjukkan makin besarnya  tugas pokok dan fungsi kedutaan itu di sebuah negara.
Bila di gedung lama yang jauh lebih kecil saja kegiatan penyadapan sudah dilakukan, apalagi kelak di gedung yang lebih besar. Tentu kegiatan spionase seperti itu akan lebih intensif lagi dilakukan.
Berdasar fakta itu, sesungguhnya sudah cukup untuk menjadi dasar bagi pemerintah Indonesia untuk menutup Kedubes AS di Jakarta serta mencabut IMB untuk gedung baru.
Apa sih bahayanya, bila pembicaraan kepala negara atau pejabat penting lainnya disadap oleh pihak asing?
Tentu sangat berbahaya. Kepala negara dan pejabat tinggi negara adalah orang-orang yang mendapatkan wewenang penuh untuk menjalankan pemerintahan dan memimpin negara ini. Dan sewajarnya di antara mereka dan di antara lembaga negara terjadi komunikasi.
Sebagian komunikasinya tentu bersifat rahasia, atau bahkan sangat rahasia karena mungkin menyangkut hal yang sangat strategis, yang terkait dengan sebuah kebijakan penting atau menyangkut rencana tertentu yang juga sangat penting.
gedung-kedubes-as.jpg (450×300)Melalui penyadapan, pihak asing menjadi tahu apa yang sedang dipikirkan, direncanakan atau akan dilakukan oleh para pejabat itu, sehingga mereka bisa menelikung, atau membuat rencana tandingan untuk membatalkan atau memengaruhi setiap keputusan strategis yang bakal diambil oleh pemerintah.
Bila dibiarkan, tentu hal itu sangat merugikan, bahkan sangat membahayakan kedaulatan  dan keamanan sebuah negara.
Tapi Menhan Purnomo Yusgiantoro, empat hari sebelum pemberitaan itu, menyatakan bahwa telekomunikasi Presiden SBY tidak disadap Amerika karena Indonesia punya Lembaga Sandi Negara…
Itu pernyataan tidak bernilai apa-apa.
Mengapa?
Memang betul bahwa Indonesia punya Lembaga Sandi Negara, tapi apa hubungannya dengan jaminan bahwa di negeri ini tidak bakal disadap? Menhan juga tidak menjelaskan bagaimana lembaga tersebut bisa mencegah terjadinya penyadapan.
Sementara, fakta yang ada menunjukkan justru perangkat penyadapan itu ada di Kedubes Amerika Serikat di Jakarta. Itu artinya, meski ada Lembaga Sandi Negara, aktifitas penyadapan tetap saja dilakukan.
Jangan lagi Indonesia, di negara seperti Jerman yang secara teknologi lebih maju daripada Indonesia saja penyadapan juga terjadi. Bahkan Kanselir Merkel telah disadap oleh AS sejak tahun 2002.
Tindakan Menlu Marty Natalegawa yang memanggil Dubes Amerika dan mengajukan nota protes, apakah sudah tepat?
Tindakan tersebut tidaklah cukup. Mestinya, lebih daripada itu. Dalam pandangan Islam, Kedubes AS itu wajib ditutup.
Kalau ternyata Amerika tidak terbukti menyadap, apakah IMB harus tetap dicabut dan hubungan diplomatik harus tetap diputus?
Iya, tetap. Karena terhadap negara semacam ini, tidak boleh ada hubungan diplomatik dalam bentuk apapun, sampai negara ini benar-benar menghentikan penjajahan dan pembunuhannya terhadap umat Islam di manapun.
Mengapa?
Karena bukan hanya masalah terbukti telah melakukan penyadapan, tapi, yang lebih penting lagi, adalah kenyataan bahwa  Amerika Serikat termasuk negara muhariban fi’lan, yakni negara yang secara langsung memerangi dan membunuh umat Islam di berbagai belahan dunia.
Tapi kan, AS menyerang dan membunuh rakyat negara lain, lagian Indonesia kan bukan negara Islam?
Masalahnya bukan apakah Indonesia negara Islam atau bukan. Yang pokok adalah pada apa yang AS lakukan. Yaitu bahwa yang mereka serang adalah negeri Muslim dan yang mereka bunuh adalah umat Islam.
Dalam pandangan Islam, serangan kepada satu negeri Muslim dan pembunuhan terhadap seorang Muslim hakikatnya adalah serangan kepada seluruh umat Islam di seluruh dunia. Oleh karena itu, wajib bagi umat Islam di manapun berada untuk tidak tinggal diam atas tindak permusuhan itu.
Memang apa masalahnya, kalau seorang Muslim jadi pejabat lalu berteman baik dengan negara muhariban fi’lan?
Kalau mereka, para pejabat itu berteman baik dengan negara muhariban fi’lan  lalu tetap membiarkan AS melakukan penyadapan, juga membiarkan pembangunan gedung Kedubes AS, maka itu menjadi bukti bahwa para pejabat pemerintah itu telah tunduk pada tekanan negara imperialis sadis itu.
Tindakan semacam itu jelas merupakan bentuk pengkhianatan terhadap Allah dan Rasul-Nya serta pengkhianatan terhadap kaum Muslimin semua. Tindakan seperti ini pasti akan mendapat azab Allah di akhirat kelak.
Sementara di dunia, kebijakan seperti ini sama saja menjerumuskan bangsa dan negara ini ke jurang imperialisme yang tentu pasti bakal mencelakakan bangsa dan negara.[]
Sumber: Tabloid Mediaumat Edisi 115
[www.globalmuslim.web.id]
Powered by Blogger.