Identitas Yahudi Terancam, Israel Dirikan Dinding di Mesir

TEL AVIV (Berita SuaraMedia) - Israel akan mulai membangun penghalang besar di sepanjang perbatasan selatan dengan Mesir "dalam beberapa minggu" dalam upaya untuk mengekang masuknya imigran gelap, kantor perdana menteri mengatakan pada hari Rabu (27/10) waktu setempat. Pada pertemuan kabinet keamanan 15-anggota, pejabat pertahanan mengatakan kepada menteri bahwa pekerjaan pada pagar perbatasan sepanjang 155 mil (250 kilometer) itu akan dimulai bulan depan, sebuah pernyataan dari kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan.
Pemerintah pada bulan Maret menyetujui pembangunan penghalang yang diperkirakan akan memakan biaya sekitar 1,35 miliar shekel (365 juta dolar) dan akan terdiri dari pagar dan langkah-langkah teknologi keamanan lain yang tidak disebutkan.
"Masalah penyusup ilegal di sepanjang perbatasan barat daya merupakan ancaman bagi identitas Yahudi dan demokrasi Israel," pernyataan itu mengutip perkataan Netanyahu.
"Saya ingin melihat hasil yang nyata dari pekerjaan awal pada penghalang tanah dalam beberapa pekan mendatang," katanya, seraya menambahkan bahwa kabinet keamanan akan berkumpul kembali untuk membahas masalah itu sebulan kemudian.
Dia juga mendesak mereka yang bekerja pada hambatan untuk mempertimbangkan cara lain untuk mencegah imigran gelap dari memasuki Israel ketika penghalang itu sedang dibangun, mengatakan: "Urgensi masalah membutuhkan perlakuan yang lebih fokus."
Perbatasan Israel - Mesir telah menjadi rute transit utama untuk migran ekonomi, pencari suaka dan penyelundup narkoba, dan Israel telah meminta Mesir untuk melarang lalu lintas di sana.
Penjaga perbatasan Mesir sering menembak migran Afrika yang membayar penyelundup untuk dapat masuk ke Israel dengan tujuan agar adapat keluar dari kemiskinan dan mencari pekerjaan, dan banyak yang telah dibunuh.
Ribuan migran Afrika dan yang lainnya telah datang ke Israel melalui perbatasan Mesir selama beberapa tahun terakhir, konflik membuat mereka melarikan diri dari rumah atau mencari kehidupan yang lebih baik di wilayah padat Yahudi itu.
Netanyahu mengatakan Israel akan terus menerima pengungsi dari daerah konflik tetapi "kita tidak bisa membiarkan puluhan ribu pekerja ilegal menyusup ke Israel melalui perbatasan selatan dan menggenangi wilayah kita dengan orang asing ilegal."
Sumber-sumber keamanan Mesir di Sinai Utara mengatakan Israel tidak memberitahu pemerintah Mesir akan rencananya.
Satu sumber keamanan mengatakan proyek itu adalah masalah internal Israel "yang tidak ada hubungannya dengan Mesir sepanjang pagar itu dibangun di Israel."
Juru bicara Departemen Luar Negeri Mesir Husam Zaki mengatakan, pihaknya akan mengeluarkan pernyataan tentang rencana tersebut pada hari Senin.
Polisi Mesir telah meningkatkan upaya dalam beberapa bulan terakhir untuk mengontrol perbatasan dengan Israel menyusul peningkatan perdagangan manusia melalui Mesir. Sedikitnya 17 migran telah tewas oleh polisi Mesir sejak Mei.
Israel juga membangun penghalang kontroversial di sekitar Tepi Barat yang diduduki. Dikatakan bahwa pagar berujung setajam silet dan dinding beton yang menjulang dibutuhkan untuk menghentikan pembom bunuh diri dari menginfiltrasi kota-kotanya. Palestina menyebutnya perebutan tanah karena memotong melalui berbagai tempat di Tepi Barat.
Israel sejauh ini telah membangun sekitar separuh dari yang  670 km (400 mil) yang direncanakan di sepanjang Tepi Barat .
Sebuah penghalang beton memisahkan Israel dari Jalur Gaza di selatan dan jaringan pagar berujung pisau dan dialiri listrik membentang di sepanjang perbatasan dengan Lebanon dan Suriah di utara.
Mesir membangun penghalang bawah tanah di sepanjang perbatasan dengan Jalur Gaza untuk membendung penyelundupan senjata Palestina melalui terowongan. (iw/afp/reu) www.suaramedia.com