AMSTERDAM – Seorang legislator Belanda telah menyerukan pelarangan wanita Muslim mengenakan jilbab di tempat-tempat umum, menyerukan sebuah perdebatan atas pemakaian jilbab.
"Saya akan sangat ingin melakukan perdebatan tentang kapan Anda dapat mengenakan sebuah jilbab," Jeanine Hennis, seorang anggota partai liberal VVD, mengatakan kepada kantor berita harian De Pers.
Anggota Parlemen tersebut berada dalam sebuah pemerintahan koalisi dengan Kristen Demokrat, mengatakan bahwa jilbab dilarang di universitas dan balai kota.
Ia mengatakan bahwa jilbab dilarang di institusi publik dan universitas di negara mayoritas Muslim, Turki, begitu juga di Perancis.s
Jilbab, sebuah aturan berpakaian wajib Muslim telah berada dalam badai sorotan sejak Perancis melarang pakaian tersebut di tempat-tempat publik pada tahun 2004.
Sejak saat itu, beberapa negara Eropa telah mengikuti aturan tersebut.
Di Belanda, pakaian Muslim juga berada di bawah kecaman.
Dalam kampanye untuk pemilihan provinsi pada 2 Maret, pemimpin partai PVV untuk Senat Machiel De Graaf menyerukan pelarangan jilbab.
Pekan lalu, seorang siswa Muslim 15 tahun di koa Volendam, mengajukan sebuah tuntutan hukum terhadap sekolahnya karena melaranganya mengenakan jilbab.
Seorang pekerja berpakaian jilbab juga dipecat oleh toko Hema di salah satu kota Belgia-Limburg, Genk.
Legislator liberal menyerukan sebuah perdebatan tentang mengenakan jilbab di negara tersebut.
"Saya akan mengadakan sebuah perdebatan yang lebih reflektif tentang pemisahan gereja dan negara," Hennis mengatakan.
Ia mengklaim bahwa partai Kristen menghalangi perebatan tentang mengenakan jilbab.
"Mereka menyesalkan hal ini sebagai sebuah pelanggaran terhadap kebebasan beragama," ia menambahkan.
"Kami membicarakan banyak tentang pemisahan gereja dan negara, namun gereja telah menjadi terlibat di dalam negara dalam begitu banyak cara.
"Lihatlah sekolah keagamaan dan cara penyiaran publik diselenggarakan. Hal itu juga berlaku untuk penyembelihan."
Belanda adalah rumah bagi sebuah minoritas satu juta Muslim.
Muslim Belanda telah berada dalam badai sorotan sejak pembunuhan pembuat film Theo Van Gogh oleh seorang imigran Moroko pada tahun 2004 untuk film anti-Muslimnya.
Para analis menyalahkan para politisi sayap kanan karena memperparah sentimen anti-Muslim di dalam masyarakat Belanda.
Politisi sayap kanan Geert Wilders, pemimpin Partai Kebebasan (PVV), telah memimpin kampanye menentang Muslim dan agama mereka di Belanda.
Ia telah menyerukan pelarangan terhadap Kitab Suci Islam, Al-Qur'an, menyebutnya sebagai "fasis".
Pada tahun 2008, Wilder merilis sebuah dokumenter yang menuduh Al-Qur'an menyulut kekerasan.
Pemerintah Belanda baru-baru ini mempertimbangkan sebuah pelarangan terhadap sebuah kerudung seluruh wajah, dalam sebuah gerakan untuk mengadili PVV. (ppt/oi) www.suaramedia.com
Post a Comment