PADANG - Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi mengatakan surat keputusan bersama (SKB) tiga Menteri tentang Ahmadiyah tidak akan dicabut sampai ada keputusan yang bersifat permanen.
"Saat ini SKB tiga Menteri merupakan jalan terbaik bagi penyelesaian persoalan Ahamdiyah, dan kalau dicabut akan terjadi kekosongan rujukan hukum," kata Gamawan Fauzi di Padang, Jumat usai menerima penganugerahan gelar Doktor Honoris Causa (HC) dari Universitas Negeri Padang.
Dikatakannya, SKB tiga Menteri tentang Ahmadiyah merupakan produk hukum yang telah berlaku sejak ditetapkan pada tahun 2008.
"Ke depan, pada 22 Maret 2011, pemerintah akan menggelar dialog nasional Agama Islam yang membahas Ahmadiyah guna mencarikan solusi.
"Hal ini dalam rangka menindaklanjuti perintah Presiden kepada Menteri Dalam Negri, Menteri Agama dan Kejaksaaan untuk mencari solusi permanen terhadap persoalan Ahmadiyah," katanya.
Terkait dengan adanya tuntutan pembubaran organisasi masyarakat (ormas) yang dinilai anarkis, Gamawan mengatakan perlu dilakukan evaluasi.
"Membubarkan ormas yang diduga anarkis tidak bisa dilakukan sembarangan tanpa ada bukti karena ini terkait persoalan hukum," kata dia.
Menurut dia, harus ada tiga tahapan yang mesti dilalui untuk bisa membubarkan ormas tersebut yang didahului dengan memberikan peringatan.
Sebelumnya, paket mencurigakan dikirim ke Gedung Dewan Perwakilan Rakyat RI. Kiriman itu ditaruh di lantai empat, di dekat ruangan Wakil Ketua DPR RI dari PAN, Taufik Kurniawan.
Menurut Kapolres Jakarta Pusat, Komisaris Besar Hamidin, itu cuma paket biasa yang dikirim melalui jasa pengiriman. Namun, paket itu memang pantas dicurigai.
"Ke depan, pada 22 Maret 2011, pemerintah akan menggelar dialog nasional Agama Islam yang membahas Ahmadiyah guna mencarikan solusi.
"Hal ini dalam rangka menindaklanjuti perintah Presiden kepada Menteri Dalam Negri, Menteri Agama dan Kejaksaaan untuk mencari solusi permanen terhadap persoalan Ahmadiyah," katanya.
Terkait dengan adanya tuntutan pembubaran organisasi masyarakat (ormas) yang dinilai anarkis, Gamawan mengatakan perlu dilakukan evaluasi.
"Membubarkan ormas yang diduga anarkis tidak bisa dilakukan sembarangan tanpa ada bukti karena ini terkait persoalan hukum," kata dia.
Menurut dia, harus ada tiga tahapan yang mesti dilalui untuk bisa membubarkan ormas tersebut yang didahului dengan memberikan peringatan.
Sebelumnya, paket mencurigakan dikirim ke Gedung Dewan Perwakilan Rakyat RI. Kiriman itu ditaruh di lantai empat, di dekat ruangan Wakil Ketua DPR RI dari PAN, Taufik Kurniawan.
Menurut Kapolres Jakarta Pusat, Komisaris Besar Hamidin, itu cuma paket biasa yang dikirim melalui jasa pengiriman. Namun, paket itu memang pantas dicurigai.
"Belum bisa dipastikan bom. Jadi pencegahan saja karena Wakil Ketua DPR tak pernah menerima paket apapun secara langsung. Biasanya, sesuai prosedur tetap ditaruh dulu di pos keamanan," kata Hamidin di gedung Dewan.
Karena tak lazim dan menimbang ada banyak paket bom-buku beredar, pihak DPR langsung melaporkan paket itu ke polisi. Saat ini, kata Hamidin, paket sudah dibawa tim Gegana untuk diteliti.
Hamidin menjelaskan, paket di Gedung DPR ini juga sebuah buku yang dikemas rapi. Beratnya lima kilogram. "Pengirimnya Iwan Kustiawan. Di dalamnya berisi buku berjudul 'Jejak Hitam Ahmadiyah'."
Saat ini polisi masih berjaga-jaga. Lokasi penemuan buku di lantai empat disterilkan. "Kami tak mau ambi risiko. Untuk meyakinkan saja tidak ada barang-barang yang lain," kata Hamidin.
Empat paket bom-buku sebelumnya dikirimkan untuk pendiri Jaringan Islam Liberal Ulil Abshar Abdalla di Utan Kayu, Kepala Badan Narkotika Nasional Komjen Pol. Gorries Mere, Ketua Umum Pemuda Pancasila Japto S. Soerjosoemarno, dan musisi Ahmad Dhani. Paket bom serupa juga ditemukan di Kompleks Perumahan Kota Wisata, Cibubur, Jawa Barat.
Karena tak lazim dan menimbang ada banyak paket bom-buku beredar, pihak DPR langsung melaporkan paket itu ke polisi. Saat ini, kata Hamidin, paket sudah dibawa tim Gegana untuk diteliti.
Hamidin menjelaskan, paket di Gedung DPR ini juga sebuah buku yang dikemas rapi. Beratnya lima kilogram. "Pengirimnya Iwan Kustiawan. Di dalamnya berisi buku berjudul 'Jejak Hitam Ahmadiyah'."
Saat ini polisi masih berjaga-jaga. Lokasi penemuan buku di lantai empat disterilkan. "Kami tak mau ambi risiko. Untuk meyakinkan saja tidak ada barang-barang yang lain," kata Hamidin.
Empat paket bom-buku sebelumnya dikirimkan untuk pendiri Jaringan Islam Liberal Ulil Abshar Abdalla di Utan Kayu, Kepala Badan Narkotika Nasional Komjen Pol. Gorries Mere, Ketua Umum Pemuda Pancasila Japto S. Soerjosoemarno, dan musisi Ahmad Dhani. Paket bom serupa juga ditemukan di Kompleks Perumahan Kota Wisata, Cibubur, Jawa Barat.
Sementara itu, Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi menegaskan, soal Ahmadiyah merupakan urusan internal Pemerintah Indonesia. Karena itu, ia tidak yakin ada surat dari Kongres Amerika Serikat (AS) yang meminta pemerintah mencabut Surat Keputusan Bersama Tiga Menteri Nomor 3 Tahun 2008 tentang Jamaah Ahmadiyah Indonesia.
Setelah menerima penganugerahan gelar doktor honoris causa dari Universitas Negeri Padang di Kota Padang, Sumatera Barat, Gamawan menyatakan belum menemukan surat yang dikabarkan dikirim 27 anggota Kongres AS kepada Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono melalui KBRI di Washington DC pada Selasa (15/3/2011).
Namun demikian, Gamawan mengatakan bahwa Presiden tetap menginginkan penyelesaian permanen terhadap isu Ahmadiyah dari Menteri Agama, Menteri Dalam Negeri, dan Jaksa Agung. Karena itulah, menurut Gamawan, sebuah dialog nasional untuk membahas persoalan Ahmadiyah akan digelar pada Selasa (22/3/2011). (fn/ant/vs/km) www.suaramedia.com
Post a Comment