KABUL (Berita SuaraMedia) – Saat sentimen anti-AS meningkat di Afghanistan, rekaman baru yang mengejutkan memperlihatkan tentara AS menodai Al Quran setelah membunuh warga sipil di sebuah desa Afghanistan. Laporan mengatakan setidaknya tiga warga sipil tewas dan empat lainnya terluka saat pasukan AS menyerbu sebuah sekolah Islam di provinsi Ghazni. Pasukan melepaskan beberapa tembakan ke arah Al-Qur'an dan menghina lambang-lambang Islam.
Pemerintah provinsi mengatakan bahwa pasukan AS melakukan serangan itu tanpa koordinasi dengan militer Afghan. Presiden Afghan Hamid Karzai telah berjanji akan meluncurkan investigasi ke dalam insiden tersebut.
Kantor Karzai telah berulang kali menyerukan AS untuk lebih memperhatikan perlindungan terhadap warga sipil dalam operasi militer.
Sementara itu, ratusan warga Afghan yang marah turun ke jalan-jalan Ghazni dan sekitarnya untuk memprotes peningkatan korban warga sipil dan penodaan terhadap Al-Qur'an di tangan pasukan pimpinan AS.
Rakyat Afghan mengatakan bahwa pasukan AS tidak menghormati kebudayaan setempat dan telah menarget ratusan warga sipil di berbagai wilayah di negara tersebut.
Kementerian Dalam Negeri Afghan mengatakan di akhir Desember bahwa NATO melanggar sebuah perjanjian damai yang ditandatanganinya dengan pemerintah Kabul di mana semua operasi NATO harus mendapat ijin dari pemerintah.
Ratusan warga sipil telah kehilangan nyawa mereka dalam serangan udara dan operasi darat pimpinan AS di berbagai wilayah Afghanistan dalam beberapa bulan terakhir, dengan rakyat Afghan menjadi semakin marah atas jumlah serangan mematikan yang tampak tiada henti.
Kementerian Dalam Negeri Afghan baru-baru ini mengatakan bahwa 2010 merupakan tahun paling mematikan bagi warga sipil sejak invasi AS tahun 2001. Kementerian mengatakan lebih dari 2.000 warga sipil kehilangan nyawa mereka dalam kekerasan di seluruh penjuru Afghanistan.
Warga sipil telah menjadi korban utama kekerasan di Afghanistan, terutama di provinsi selatan dan timur yang bermasalah, di mana mereka terbunuh oleh tembakan militan maupun asing.
Sementara itu, Taliban telah membunuh setidaknya tiga tentara asing saat mereka mengintensifkan serangan kekerasan terhadap pasukan pimpinan AS di Afghanistan.
Militan Taliban mengklaim telah membunuh tiga tentara Perancis di wilayah timur negara tersebut.
Juru bicara Taliban mengatakan pembunuhan terjadi di pangkalang militer Perancis-Afgan di provinsi Kabul pada hari Jumat (21/1). Dia mengklaim bahwa seorang militan, yang direkrut di antara pasukan Afghan beberapa bulan lalu, melakukan operasi itu. (rin/pv) www.suaramedia.com
Post a Comment