ISLAMABAD (Berita SuaraMedia) – Perdana Menteri Pakistan Yousaf Raza Gilani pada hari Minggu mengatakan bahwa negaranya telah meminta AS untuk membagi teknologi drone mereka agar militer Pakistan bisa menyerang sendiri lebih banyak persembunyian militan. "Kami telah meminta AS untuk menyerahkan teknologi drone kepada kami, agar kami bisa melakukan serangan ini sendiri," ujar Gilani.
Menanggapi pertanyaan tentang kritik terhadap serangan drone AS di Pakistan, dia mengatakan, "Kami memiliki keberatan atas serangan-serangan ini, yang terbukti kontraproduktif dan mempromosikan militansi."
Ketika perdana menteri tengah berinteraksi dengan media, dua serangan drone terpisah di area Datta Khel di barat laut Pakistan menewaskan setidaknya tujuh orang.
Militer Pakistan dan kantor asing telah menyampaikan keberatan keras atas serangan tersebut tapi situasinya belum berubah, memberikan kesan pada kritik bahwa ada pemahaman di balik layar tentangnya antara pemerintah Pakistan dan AS.
Drone AS itu telah melakukan sejumlah serangan di wilayah kesukuan Pakistan di dekat perbatasan Afghanistan, menarget persembunyian Al Qaeda dan Taliban sejak tahun 2004.
Sistem drone yang sedang dinegosiasikan oleh AS dan Pakistan dikenal sebagai Shadow-200 dan saat ini digunakan oleh Korps Angkatan Laut dan Marinir AS. Drone itu diluncurkan dari pelanting pnematik dan kembali dengan bantuan persneling penahan yang serupa dengan jet pada pesawat pengangkut.
Drone ini dilengkapi dengan kamera infra merah yang menyampaikan video secara langsung ke stasiun kendali darat. Itu adalah pesawat pengintai dan tidak dilengkapi dengan senjata seperti drone yang digunakan oleh Amerika untuk menarget militan di Fata.
Awalnya Pakistan menginginkan drone berperalatan lengkap tapi Amerika menolak permintaan itu, mengatakan bahwa sejauh ini mereka belum membagi teknologi itu dengan negara lain.
Sebuah sumber mengatakan bahwa Pakistan masih menuntut drone reguler dengans senjata dan jangkauan pengintaian yang lebih jauh.
Sistem Shadow-200 termasuk sebuah stasiun darat dan empat "burung" yang dikenal sebagai drone dan menelan biaya sekitar 40 juta dolar. Membutuhkan 36 sampai 48 bulan untuk mengirimkan sistem itu.
Sumber itu mengatakan Pakistan memiliki keberatan atas harga yang diberikan dan waktu yang dibutuhkan untuk mengirimkan sistem itu.
"Ketika kami menerimanya akan terlambat bagi kami untuk menggunakannya melawan militan yang harus kami tundukkan," ujar sumber tersebut. (rin/nk/dn) www.suaramedia.com
Post a Comment