WikiLeaks: AS Turut Campur Dalam Rilisan Kartun Nabi Muhammad

NORWEGIA (Berita SuaraMedia) - Surat kabar Norwegia Afterposten baru-baru ini mulai membahas seluruh arsip Wikileaks. Penemuan terbarunya: Kedutaan Amerika di Copenhagen ambil bagian ketika mereka mendengar bahwa Jyllands-Posten bermaksud mencetak ulang kartun Nabi Muhammad setahun setelah penerbitan pertamanya: Penasihat urusan publik Post mengetahui dari jurnalis "Jyllands-Posten" (sangat dilindungi) minggu lalu bahwa surat kabar itu mempertimbangkan beberapa opsi untuk memperingati ulang tahun pertama kartun itu tanggal 30 September, termasuk mencetak ulang versi asli kartun itu atau menjalankan yang baru tentang topik itu.
Duta besar Amerika, James P. Cain, mengarah pada pemerintah Denmark, yang menolak untuk menginterferensi. Jadi ia memanggil Jyllands-Posten secara langsung:
Dengan itu, Duta Besar menelepon pimpinan redaksi "Jyllands-Posten" Carsten Juste, dan menanyaik secara langsung tentang maksud surat kabarnya untuk memperingati ulang tahun itu. Juste mengatakan pada Duta besar bahwa ia dan timnya telah mempertimbangkan untuk mempublikasi ulang,tapi menyimpulkan bahwa langkah seperti itu tidak bijak, khususnya segera setelah kontroversi yang disebabkan oleh ucapan Paus Regensburg. Duta Besar menyambut berita ini, dengan mencatat bahwa tidak ada seorang pun dari kami yang ingin mengulang krisis awal tahun ini.
Duta besar menyimpulkan: Warga Denmark memberikan terlalu banyak kebebasan pada surat kabar mereka.
Episode ini menggambarkan bahwa warga Denmark mengambil beragam pelajaran dari pengalaman mereka atas krisis kartun.
Di sisi negatif, pemerintahan sayap kanan yang populer ini mengeraskan pandangannya pada keunggulan kebebasan berpendapat. Perdana mentri tampil dan mau membiarkan Jyllands-Posten mendikte waktu konfrontasi Islam versus Barat berikutnya tanpa mempertanyakan atau membuka diskusi dengan pemerintah.
Sebelumnya, sebuah buku kartun kontroversial tentang Nabi Muhammad direncanakan akan dirilis meski terdapat peringatan keras terhadap Denmark, sehubungan dengan kasus tesebut.
"Buku tersebut akan keluar seperti yang direncanakan," Karsten Blauert dari Jyllands-Posten mengatakan pada kantor berita AFP.
Buku tersebut oleh Flemming Rose, editor kantor berita Jyllands-Posten ketika pada 30 September 2005, harian yang memuat penyebaran halaman depannya dengan menampilkan 12 kartun Nabi Muhammad.
Gambar tersebut memicu kemarahan di seluruh dunia Muslim dan menuntun pada protes kekerasan melawan kepentingan Denmark dan warga Denmark sendiri pada tahun 2006. Rose sendiri saat itu menerima banyak sekali peringatan keras.
Menteri luar negeri Denmark sempat bertemu dengan duta besar dari 17 negara Muslim sebelum publikasi buku tersebut.
Pertemuan Lene Espersen dengan duta besar terjadi dalam sebuah tawaran untuk meredakan ketegangan dengan negara-negara Muslim.
"Dalam menyoroti pengalaman kami dari lima tahun terakhir, saya telah mengambil sejumlah langkah untuk menghindari konfrontasi baru, yang tidak ada gunanya untuk siapapun," ia mengatakan.
Espersen menekankan bahwa "kebebasan berbicara di Denmark adalah landasan dari demokrasi kami danyang oleh karenanya orang-orang memiliki hak untuk mencetak buku-buku asalkan buku tersebut masih berada dalam hukum," ia mengatakan.
Pada saat yang bersamaan, ia menekankan dalam pernyataan bahwa "Denmark ingin mempertahankan hubungan yang kuat, baik, dan ramah dengan dunia Muslim. Sebuah dialog yang konstruktif adalah jalan terbaik." (raz/iie/sm) www.suaramedia.com