KABUL (Berita SuaraMedia) – Peta-peta rahasia PBB mengungkapkan bahwa situasi keamanan di Afghanistan mengalami penurunan tahun ini, hal itu berseberangan dengan perkiraan pemerintah AS yang mengklaim mencapai kemajuan dalam bidang militer sejak penambahan pasukan dimulai tahun lalu. Wall Street Journal mengaku mendapat akses terhadap dua peta rahasia. Salah satunya disusun PBB pada permulaan musim perang pada Maret 2010, sementara satunya lagi pada akhirnya di bulan Oktober.
Peta-peta itu, yang dipergunakan oleh para staf PBB untuk mengukur tingkat bahaya perjalanan dan menjalankan program, membelah distrik-distrik di negara tersebut menjadi empat kategori, yakni risiko amat tinggi, risiko tinggi, risiko menengah, serta risiko rendah.
Dalam peta bulan Oktober, sama seperti di bulan Maret, hampir semua bagian selatan Afghanistan – yang menjadi fokus serangan militer pasukan koalisi – tetap ditandai dengan warna merah sebagai kawasan dengan "risiko amat tinggi", keamanan di sana pun tidak dilaporkan mengalami peningkatan.
Di saat bersamaan, distrik-distrik berwarna hijau yang menandakan "risiko rendah" di kawasan utara, tengah, dan barat Afghanistan semakin banyak menyusut.
Peta PBB pada bulan Oktober mengubah status 16 distrik yang sebelumnya lebih aman menjadi "risiko tinggi". Distrik-distrik tersebut adalah, Baghdis, Sar-e-Pul, Balkh, Parwan, Baghlan, Samangan, Faryab, Laghman, dan Takhar. Hanya ada dua distrik, satu di Provinsi Kunduz dan satunya lagi di Provinsi Heart, yang statusnya turun dari "risiko tinggi."
Sebuah laporan Pentagon yang dimandatkan Kongres menarik kesimpulan yang serupa saat dirilis bulan lalu. Laporan itu menyatakan bahwa jumlah serangan meningkat 70 persen sejak tahun 2009 dan berlipat tiga dari tahun 2007.
Wall Street Journal menyebutkan, akibat dari kekerasan yang berkelanjutan, Taliban masih menjadi ancaman bagi pemerintah Afghanistan.
Direktur komunikasi PBB di Afghanistan, Kieran Dwyer mengatakan bahwa dirinya tidak dapat memberikan komentar terkait peta-peta rahasia tersebut. Tapi, ia berkata, "Pada tahun 2010, kondisi keamanan di banyak tempat di negara itu berubah menjadi tidak stabil, padahal sebelumnya tidak demikian."
"Tempat terjadinya kekerasan di negara itu semakin bertambah, dan hal ini menjadikan pengiriman bantuan kemanusiaan menjadi semakin sulit bagi PBB ddan organisasi-organisasi lain. Tapi, kami terus melakukan pengiriman," katanya.
Taksiran peta aksesibilitas PBB tersebut disusun berdasarkan sejumlah faktor, seperti aktivitas gerilyawan, stabilitas politik, operasi pasukan koalisi, kemudian penerimaan dari masyarakat, bertentangan dengan pernyataan-pernyataan Presiden AS Barack Obama yang memuji perkembangan pasukan koalisi di Afghanistan.
"Hari ini, kita bisa bangga karena jumlah kawasan yang dikendalikan Taliban semakin sedikit. Lebih banyak warga Afghanistan yang berkesempatan membangun masa depan yang lebih penuh harapan," kata Obama di hadapan pasukan AS dalam kunjungannya ke Pangkalan Udara Bagram di timur laut Kabul awal bulan ini.
Sebagian besar dari 30.000 prajurit tambahan AS yang dikirimkan tahun ini dikirim ke jantung kekuasaan Taliban di selatan Provinsi Kandahar dan Helmand. Mereka berhasi merebut kekuasaan di sana.
Meski tidak lagi berada di bawah kendali Taliban, sebagian besar area-area tersebut masih tetap merupakan zona perang. Frekuensi terjadinya penyergapan, penembakan, serta pengeboman masih cukup tinggi. (dn/nk) www.suaramedia.com
Post a Comment