ROTTERDAM (voa-islam.com): Bagi penduduk Muslim di kota pelabuhan ini, menara masjid Essalam yang menjulang menjadi sumber kebanggaan yang unik.
Landmark baru tersebut didanai oleh Yayasan Al Maktoum milik Sheikh Hamdan bin Rashid Al Maktoum, Wakil Penguasa Dubai dan Menteri Keuangan UEA, pembuatan masjid ini berlangsung selama 11 tahun, dan kini menjadi jembatan antara masyarakat Muslim dan seluruh kota.
Sedari awal, masjid ini dimaksudkan untuk menampung 2.600 jamaah, hambatan yang dihadapi adalah tumbuhnya kelompok anti-imigran dan anti Islam di Belanda.
Setelah urusan perijinan dan lain-lain, pada tahun 2004 pembangunan mulai dikerjakan, namun proyek itu tertunda oleh konflik dengan para pembangun dan masalah dalam masyarakat Maroko sekitar.
Masjid tersebut berdiri di lingkungan imigran di selatan Rotterdam, dekat dengan stadion sepakbola terkenal kota itu, Fijenoord. Bahkan, kedekatan masjid dan stadion membuat beberapa orang mengeluh bahwa dua menara masjid setinggi 50 meter itu telah menyaingi tiang lampu stadion yang sudah menjadi simbol kota.
Dan para penghasut sayap kanan, Geert Wilders dan partainya tetap menentang pembangunan masjid sampai akhir, mereka menyuarakan kecemasannya melalui Twitter pada hari pembukaan masjid tersebut: "Hal yang mengerikan itu seharusnya tidak ada disini, tapi di Arab Saudi."
Tapi pekan lalu, berbagai macam tokoh dan tamu berkumpul untuk meresmikan masjid, dan penentangan pun berhenti sementara.
Masih ada sentuhan akhir yang belum selesai di lantai tiga. Setelah selesai, masjid ini akan menjadi yang terbesar di Belanda, dan salah satu yang terbesar di Eropa.
Meskipun masjid ini ditujukan terutama untuk komunitas orang Maroko, namun orang Turki yang tinggal di dekat kafe masjid mengatakan ia kemungkinan akan sering datang ke masjid.
"Di Rotterdam harus ada ruang untuk masjid dan untuk kafe," katanya.
Pembukaan masjid dilangsungkan dengan acara meriah dengan dihadiri antara lain walikota kelahiran Maroko, Ahmed Aboutaleb, seorang Muslim asal Turki dan duta besar Uni Emirat Arab untuk Belanda, Ali Thani Alsuwaidi.
"Acara ini diselenggarakan dengan cepat. Kami berharap untuk mengadakan pesta besar tahun depan dan Sheikh Hamdan akan bisa hadir," kata Abdelrazak Boutaher, wakil ketua dewan masjid dalam acara pembukaan masjid.
Hamit Karakus, seorang tetua kota mengatakan lega dengan pembukaan masjid tersebut yang menjadi proyek bersama, ia menyatakan semoga masjid ini segera berperan dalam "penyembuhan" kota. "Sekarang beban pembuktian ada di masjid, untuk meyakinkan semua orang yang menentangnya, dan masyarakat pada umumnya, bahwa ia dapat memainkan peran positif, untuk membangun jembatan, seperti makna dari kata Maktoum Foundation," katanya.
Banyak warga Belanda non-Muslim di daerah itu berpikir positif tentang bangunan masjid baru ini. Seorang wanita berkata: "Ini adalah indah dan saya tidak peduli apakan itu masjid atau gereja." (Za/thenational.ae)
Post a Comment