Ratusan muslimah Pakistan turun ke jalan-jalan Islamabad untuk memprotes tindakan brutal polisi yang sedang berlangsung di wilayah administrasi Kashmir India.
"Pertemuan ini hanya untuk menunjukkan kepada dunia bahwa kami adalah Muslim dan kami bukanlah teroris, tapi kami ingin Kashmir menjadi bagian Pakistan," kata demonstran kepada Press TV.
Demo berlangsung pada hari Senin kemarin (11/10), dan seorang jurubicara aksi mengatakan bahwa pemerintah India tidak dapat menekan gerakan kemerdekaan di Kashmir dengan menggunakan kekerasan terhadap rakyat di sana.
"India telah menolak untuk melaksanakan resolusi PBB tentang Kashmir selama 60 tahun terakhir. Masyarakat internasional dan negara-negara kuat tidak siap untuk memberikan Kashmir hak penentuan nasib sendiri," kata Syed Bilal, seorang anggota partai Jamaat-e-Islami .
Aktivis perempuan partai Jamaat-e-Islami, dengan mengenakan pita di kepala mereka meneriakkan slogan menentang India, ikut ambil bagian dalam aksi protes ini.
Wilayah Kashmir administrasi India dilanda gelombang protes sejak 11 Juni lalu ketika seorang mahasiswa berusia 17 tahun tewas oleh sebuah tembakan peluru gas air mata polisi India.
Sejak saat itu, setidaknya 110 orang, sebagian besar remaja dan mahasiswa, tewas oleh pasukan keamanan India.
Sebagain wilayah Kashmir dikendalikan oleh Pakistan dan sebagian lagi oleh India meskipun kedua negara telah meletakkan klaim di seluruh wilayah tersebut. Ini adalah alasan utama untuk dua dari tiga perang antara kedua negara bertetangga tersebut sejak memperoleh kemerdekaan dari Inggris lebih dari setengah abad yang lalu.
Para pejuang kemerdekaan Kashmir telah berjuang selama lebih dari 20 tahun melawan kekuasaan Delhi di Kashmir yang dikendalikan India. Mereka menuntut adanya referendum untuk menentukan masa depan Kashmir sendiri.(fq/prtv) eramuslim.com
"Pertemuan ini hanya untuk menunjukkan kepada dunia bahwa kami adalah Muslim dan kami bukanlah teroris, tapi kami ingin Kashmir menjadi bagian Pakistan," kata demonstran kepada Press TV.
Demo berlangsung pada hari Senin kemarin (11/10), dan seorang jurubicara aksi mengatakan bahwa pemerintah India tidak dapat menekan gerakan kemerdekaan di Kashmir dengan menggunakan kekerasan terhadap rakyat di sana.
"India telah menolak untuk melaksanakan resolusi PBB tentang Kashmir selama 60 tahun terakhir. Masyarakat internasional dan negara-negara kuat tidak siap untuk memberikan Kashmir hak penentuan nasib sendiri," kata Syed Bilal, seorang anggota partai Jamaat-e-Islami .
Aktivis perempuan partai Jamaat-e-Islami, dengan mengenakan pita di kepala mereka meneriakkan slogan menentang India, ikut ambil bagian dalam aksi protes ini.
Wilayah Kashmir administrasi India dilanda gelombang protes sejak 11 Juni lalu ketika seorang mahasiswa berusia 17 tahun tewas oleh sebuah tembakan peluru gas air mata polisi India.
Sejak saat itu, setidaknya 110 orang, sebagian besar remaja dan mahasiswa, tewas oleh pasukan keamanan India.
Sebagain wilayah Kashmir dikendalikan oleh Pakistan dan sebagian lagi oleh India meskipun kedua negara telah meletakkan klaim di seluruh wilayah tersebut. Ini adalah alasan utama untuk dua dari tiga perang antara kedua negara bertetangga tersebut sejak memperoleh kemerdekaan dari Inggris lebih dari setengah abad yang lalu.
Para pejuang kemerdekaan Kashmir telah berjuang selama lebih dari 20 tahun melawan kekuasaan Delhi di Kashmir yang dikendalikan India. Mereka menuntut adanya referendum untuk menentukan masa depan Kashmir sendiri.(fq/prtv) eramuslim.com
Post a Comment