Pemerintah AS secara resmi telah memberitahu Kongres atas adanya perjanjian pembelian senjata sebesar 60-miliar dolar dengan Arab Saudi yang dianggap terbesar dalam penjualan senjata ke luar negeri. Transaksi pembelian senjata ini akan dilaksanakan dalam beberapa tahap.
Kesepakatan itu termasuk pembelian 84 jet tempur F-15, 70 helikopter penyerang Apache, 72 helikopter taktis Black Hawk dan beberapa pesawat Little Birds, kata Asisten Menteri Luar Negeri AS, Andrew J. Shapiro, Rabu kemarin (20/10).
Dalam hal persetujuan atas kesepakatan penjualan senjata dengan Kongres yang akan dilaksanakan di bawah program ini akan berlangsung dari 15 sampai 20 tahun.
Kepada wartawan Shapiro mengatakan bahwa tujuan dari kesepakatan itu adalah "untuk memperkuat hubungan antara Arab Saudi dan Amerika Serikat dan memperkuat kemampuan Kerajaan Saudi untuk mengatasi ancaman, dan memungkinkan mereka untuk melindungi instalasi minyak mereka yang merupakan anak sungai penting dari perekonomian Amerika," menurut laporan CNN.
Dia menambahkan: "Kami melihat bahwa kesepakatan penjualan senjata ini merupakan potensi yang akan menguntungkan Amerika Serikat dan akan meningkatkan keamanan nasional AS."
Negara Teluk Persia lainnya termasuk UEA, Oman dan Kuwait juga telah menandatangani kontrak senilai 55.8 milyar dolar untuk menerima senjata dari AS.
Iran percaya bahwa AS saat ini sedang berusaha untuk mengendalikan secara defensif negara-negara regional kawasan Teluk melalui penciptaan ketergantungan senjata terhadap Washington.
Shapiro menyimpulkan bahwa Kongres memiliki waktu 30 hari untuk mengajukan keberatan, dan mereka memiliki kewenangan untuk mengubah atau menunda perjanjian penjualan senjata.(fq/cnn/prtv) eramuslim.com
Kesepakatan itu termasuk pembelian 84 jet tempur F-15, 70 helikopter penyerang Apache, 72 helikopter taktis Black Hawk dan beberapa pesawat Little Birds, kata Asisten Menteri Luar Negeri AS, Andrew J. Shapiro, Rabu kemarin (20/10).
Dalam hal persetujuan atas kesepakatan penjualan senjata dengan Kongres yang akan dilaksanakan di bawah program ini akan berlangsung dari 15 sampai 20 tahun.
Kepada wartawan Shapiro mengatakan bahwa tujuan dari kesepakatan itu adalah "untuk memperkuat hubungan antara Arab Saudi dan Amerika Serikat dan memperkuat kemampuan Kerajaan Saudi untuk mengatasi ancaman, dan memungkinkan mereka untuk melindungi instalasi minyak mereka yang merupakan anak sungai penting dari perekonomian Amerika," menurut laporan CNN.
Dia menambahkan: "Kami melihat bahwa kesepakatan penjualan senjata ini merupakan potensi yang akan menguntungkan Amerika Serikat dan akan meningkatkan keamanan nasional AS."
Negara Teluk Persia lainnya termasuk UEA, Oman dan Kuwait juga telah menandatangani kontrak senilai 55.8 milyar dolar untuk menerima senjata dari AS.
Iran percaya bahwa AS saat ini sedang berusaha untuk mengendalikan secara defensif negara-negara regional kawasan Teluk melalui penciptaan ketergantungan senjata terhadap Washington.
Shapiro menyimpulkan bahwa Kongres memiliki waktu 30 hari untuk mengajukan keberatan, dan mereka memiliki kewenangan untuk mengubah atau menunda perjanjian penjualan senjata.(fq/cnn/prtv) eramuslim.com
Post a Comment