Kantor berita AFP melaporkan dua tentara anggota AS tewas Ahad (22/5) ketika beroperasi di Irak tengah. Sementara itu, seorang pejabat kementerian dalam negeri Irak mengatakan, dua tentara AS tewas dan tiga lainnya luka-luka ketika konvoi mereka mengenai sebuah bom di pinggiran barat ibukota Baghdad.
Perjanjian tersebut juga memaksa Washington untuk mengakhiri invasinya di Irak.
Kepala Gabungan Staf Angkatan bersenjata AS, Mike Mullen mengatakan Washington akan "menempatkan beberapa tentara Amerika di Irak "dengan dalih untuk memenuhi permintaan Baghdad.
Padahal Perdana Menteri Irak Nouri al-Maliki, memperingatkan batas waktu kehadiran tentara asing di tanah negara itu.
Kehadiran militer Inggris di Irak secara resmi berakhir hari ini (Ahad, 22/5) bersamaan dengan penarikan gelombang terakhir 100 marinir Inggris dari Irak.
Sehari sebelumnya, terjadi lima bom mobil meledak secara berbarengan di berbagai wilayah di ibukota.
Sumber keamanan Baghdad mengungkapkan, sedikitnya 13 orang tewas dan 50 lainnya cedera. Ledakan terjadi di wilayah utara Baghdad.
Di wilayah Taji, di 25 kilometer dari pusat Baghdad, tujuh polisi tewas dan 10 lainnya cedera.
Sebelumnya, sejumlah ledakan massif mengguncang kota Kirkuk. 27 orang tewas dan 89 lainnya cedera dalam insiden itu.
Rangkaian serangan teror ini merupakan upaya Amerika Serikat untuk memperpanjang kehadiran militernya di Irak.(irb/ian)
Post a Comment