Teroris AS Tidak Jadi Angkat Kaki dari Afghanistan

Menteri Pertahanan AS Robert Gates yang mengunjungi Afghanistan pada hari Senin (7/3) mengisyaratkan dengan jelas bahwa Amerika Serikat tidak akan menarik pulang pasukannya, bahkan akan memperpanjang keberadaan tentara mereka di Afghanistan.

Sebagaimana dilansir Al-Jazeera (7/3), Gates mengatakan pemerintah AS dan Afghanistan sepakat mengenai keterlibatan militer AS di Afghanistan setelah operasi militer dihentikan pada 2014, sebagaimana yang direncanak
an. Tentara AS akan melatih pasukan Afghanistan.

"Jelas ada sedikit perselisihan mengenai kehadiran (tentara AS) seperti yang kita alami sekarang, tapi saya kira kita bersedia melakukannya," kata Gates dihadapan sekelompok tentara di pangkalan udara Bagram, yang menjadi markas pasukan AS dan NATO di wilayah timur Afghanistan.

"Menurut saya, mereka (para pejabat Afghanistan) ingin kita melakukannya."

Menjawab pertanyaan mengenai kehadiran militer AS dalam jangka waktu lama, Gates mengatakan bahwa Washington dan Kabul mulai mendiskusikan kerjasama keamanan. Namun dia tidak memberikan penjelasan rinci tentang hal itu.

Sebelumnya jurubicara Departemen Pertahanan AS Geoff Morell kepada wartawan mengatakan bahwa Gates ingin merasakan langsung perubahan  di lapangan sejak kunjungannya terakhir ke Afghanistan Desember tahun lalu.

Kunjungan Gates kali ini bisa dibilang mendadak karena tidak ada pemberitahuan sebelumnya. Kunjungan itu hanya selang satu hari setelah Presiden Afghanistan mengekspresikan kemarahan atas korban sipil yang terus berjatuhan, dengan mengatakan bahwa permintaan maaf dari Jenderal David Patraeus "tidak cukup".

Sembilan bocah laki-laki Afghanistan ditembak mati helikopter-helikopter NATO. Mereka ditembaki saat mengumpulkan kayu bakar di wilayah timur Afghanistan Selasa pekan lalu.

Hari Ahad (6/3), ratusan orang Afghanistan berkumpul di ibukota melakukan unjuk rasa sambil meneriakkan "kematian bagi Amerika". Dalam tiga pekan terakhir sedikitnyanya ada empat kasus pertempuran di wilayah timur Afghanistan yang memakan korban rakyat sipil.*

Hidayatullah.com--