Serampangan Tuduh Islam "Radikal" di Balik Paket Bom

Jakarta - Maraknya paket bom satu minggu ini membuat praduga mengarah kepada jaringan teroris yang identik dengan kelompok Islam radikal. Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) menegaskan tuduhan yang mengarah pada Islam radikal itu serampangan.

"Saya kira tuduhan ini sangat serampangan. Karena sampai sekarang, tidak ada bukti apapun kecuali ada barang, ada paket lalu ada bom yang beberapa itu memang terbukti. Tapi beberapa lainnya juga tidak terbukti bom. Tapi mengapa kok buru-buru dialamatkan kepada apa yang disebut Islam radikal," ujar juru bicara HTI Ismail Yusanto ketika ditanya tentang praduga Islam radikal di balik maraknya paket bom.

Hal tersebut disampaikan Ismail di sela-sela diskusi HTI di Wisma Antara, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Minggu (20/3/2011).

"Jadi sekali lagi, ini tuduhan yang sangat serampangan, mestinya pemerintah melalui intelijen dan polisi-polisi itu betul-betul segera meneliti atau siapa ini pengirimnya," jelas dia.

Ismail menambahkan, sangat tidak elok jika sedikit-sedikit ada peristiwa paket bom, praduga selalu diarahkan pada kelompok Islam.

"Sebab kalau diberlakukan maka bisa saja orang juga menuduh bahwa ini sebenarnya dibikin sama pemerintah sendiri untuk menutupi kasus-kasus yang ada misalnya, tudingan dari WikiLeaks, kasus rekening gendut polisi dan sebagainya. Itu sampai sekarang tidak ada tindak lanjut apa-apa," tegas dia.

"Itu menurut saya kepolisian segera ungkap siapa pelakunya. Dan itu akan menghentikan seluruh spekulasi. Lagi pula apa kepentingannya kelompok garis keras itu menebarkan bom semacam itu, dari sisi sasarannya juga tidak jelas kan?" jelasnya.

(nwk/fay)