KOOPTASI AMERIKA


Oleh: mujiyanto

Semua peristiwa politik dicatat oleh Amerika untuk dijadikan senjata menundukkan para penguasa negeri Islam.

Wikileaks sudah kadung membocorkan temuannya. Bocoran itu sebenarnya tak terlalu mengagetkan. Informasi tersebut sebenarnya telah beredar luas di kalangan masyarakat. Hanya saja, informasi itu masih dianggap rumor. Adanya pembocoran itu menjadi justifikasi terhadap rumor yang ada.

Boleh saja Istana membantah semua itu.Tapi adanya pihak yang disebut dalam berita tersebut yang mengakui kebenarannya tak bisa dikesampingkan. Bisa jadi bocoran itu benar, meskipun tidak semuanya benar, atau ada sedikit yang tidak pas.

Secara isi, Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Scott Marciel tak mengonfirmasi dan tak menolaknya. la hanya mengatakan bahwa informasi yang beredar adalah mentah, tidak dapat dipertanggungjawabkan secara resmi. Dan seperti terjadi dalam pemberitaan Wikileaks di negara mana pun, AS selalu tak mau mengonfirmasi apakah bocoran itu berasal dari kawat rahasia mereka.

Namun menyimak bocoran yang sudah beredar di berbagai negara, memang data itu diakui oleh pihak Wikileaks berasal dari data pihak AS. Wikileaks berhasil mengunduh data dari SIPRNET (Secret Internet Protocol Router Network Distribution), yaitu jejaring yang menghubungkan personel AS di seluruh dunia ke Washington.

Amerika selalu berusaha ngeles untuk mengonfirmasi. Namun jawaban Marciel mengindikasikan bahwa data itu memang dari mereka. Dan begitulah Amerika bekerja di seluruh dunia yakni selalu mencatat apa yang terjadi di tempat tugasnya dan kemudian dilaporkan ke pusatnya di Washington. Tak ada sedikit pun peristiwa di suatu negara yang lupus dari pantauan AS.

Data-data itu bisa digunakan untuk menekan atau menjatuhkan para penguasa yang menjadi antek. AS agar lebih tunduk kepada AS dan memenuhi keinginan AS di negara bersangkutan.

Ini adalah pelajaran penting bagi para penguasa bahwa bergantung pada negara kafir imperialis seperti AS hanya akan mendatangkan kehinaan. AS hanya ingin menjadikan mereka sebagai budaknya.

Bukan hal. aneh bila para penguasa lebih mengabdi kepada kepentingan negara besar dibandingkan kepentingan rakyat. Kasus lahirnya UU Migas yang menjadikan liberalisasi migas di Indonesia tak lepas dari campur tangan AS di Indonesia. Data itu pun jelas.

Bocoran Wikileaks ini menggambarkan kenyataan negara-negara kafir itu merupakan musuh yang nyata bagi kaum Muslim. Para penguasa itu tidak lain adalah alat bagi negara-negara kafir yang digerakkan sesuai keinginannya. Inilah model baru penjajahan. Menjajah tanpa harus hadir secara fisik di negara yang dijajah tapi mendapatkan apa yang diinginkannya. Dan beginilah cara Amerika mencengkeram negeri-negeri Muslim, termasuk Indonesia.

Pengalaman menunjukkan, betapa Barat bisa memainkan kartu para penguasa Muslim itu sesuai kehendak Amerika. Soeharto, Saddam Husein, dan Musharaf menjadi contoh para penguasa Muslim yang awalnya begitu patuh kepada Amerika tapi kemudian dijatuhkan dengan sangat tragis karena dianggap tak sejalan lagi dengan Amerika.

Lepaskan Cengkeraman

Indonesia dan negeri-negeri Muslim lainnya sebenarnya mampu melepaskan diri dari genggaman Amerika dan Barat. Kuncinya satu, kembali menjadikan Allah sebagai tempat bergantung. Karena itu, para penguasa harus melepaskan diri dari Amerika dan Barat dalam arti sebenarnya. Apalagi, sudah sangat jelas bahwa Amerika dan Barat adalah penjajah yang telah mengeruk kekayaan kaum Muslim dan merusak peradaban Islam.

Bersamaan dengan itu, para penguasa Muslim dan rakyatnya bersama-sama menegakkan sistem Islam (Khilafah) dan menerapkan syariah Islam secara kaffah serta membuang semua ideologi kufur dan turunannya.

Proses ini hanya bisa berlangsung jika seluruh komponen umat Islam memahami Islam secara hakiki dan memiliki kesadaran politik Islam. Mereka hanya berpegang kepada ideologi Islam dan menerapkan ideologi itu melalui jalan Islam saja. Bukan demokrasi atau lainnya.

Inilah yang sangat ditakuti Amerika dan Barat. Kembalinya sistem kehidupan Islam dalam wujud negara bisa membahayakan eksistensi Amerika dan Barat di dunia Islam yang notabene adalah sumber bahan mentah, energi, serta pasar bagi mereka.

Mereka tahu betul kekuatan Islam dalam wujud negara. Pengalaman berabad-abad lamanya telah membuktikan hal itu. Mereka tak ingin peradaban Islam kembali dan menggilas peradaban jahiliyah mereka.

Tak mengherankan, mereka rela mengeluarkan dana milyaran dolar untuk mengintervensi negeri-negeri Muslim dalam seluruh aspek kehidupan. Tujuannya satu, agar umat Islam tetap menjadi satelit Amerika dan Barat serta tak lagi bangkit dengan Islam.