Kontroversi Foto Korban Militer Picu Konflik Afghan - AS


KABUL  - Perilisan foto eksplisit tentara AS yang tampaknya terlibat dalam kekejaman terhadap warga sipil Afghanistan mengancam untuk memicu ketegangan antara pemerintah Afghanistan dan AS. Pejabat NATO dan diplomat Barat telah mempersiapkan diri untuk rilisan tersebut, khawatir akan ketegangan yang lebih lanjut akan merusak hubungan dengan Presiden Hamid Karzai.
Tiga foto, yang diterbitkan dalam majalah Jerman Der Spiegel, menunjukkan anggota kelompok yang menyebutkan diri mereka sendiri sebagai "Tim Pembunuh" yang terdiri dari prajurit Angkatan Darat AS yang dituduh melakukan pembunuhan warga Afghanistan yang tidak bersalah sebagai ajang bersenang-senang sementara mereka memamerkan salah satu korban-korban mereka seolah-olah itu adalah foto piala.
Ada sedikit reaksi pada hari Senin karena berlangsungnya Nowruz, Tahun Baru Persia, yang merupakan hari libur nasional.
Pemerintah Afghanistan tidak memiliki komentar tentang foto-foto itu pada hari Senin, begitu juga dengan Kedutaan Besar AS. Para diplomat militer dan pejabat berharap untuk membungkam kemarahan publik dengan menekankan bahwa tentara dalam kasus itu dibawa ke pengadilan.
Dalam sebuah pernyataan, Angkatan Darat menggambarkan tindakan itu sebagai "menjijikkan" dan menekankan bahwa penuntutan sedang berlangsung.
"Tindakan yang digambarkan dalam foto-foto ini masih dalam penyelidikan dan sekarang proses kasus tersebut sedang berlangsung di pengadilan militer AS," kata pernyataan itu.
"Tentara AS berkomitmen untuk mematuhi hukum perang dan perlakuan manusiawi serta menghormati pejuang, non-pejuang, serta mereka yang tewas," tambah pernyataan itu. "Bila tuduhan pelanggaran oleh tentara tersebut termasuk perlakuan yang tidak tepat terhadap orang meninggal, mereka sepenuhnya akan diselidiki. Prajurit yang melakukan pelanggaran akan bertanggung jawab."
Der Spiegel, yang menerbitkan foto-foto dalam edisi cetak 20 Maret, mengaburkan wajah korban sehingga ekspresi mereka tidak bisa dilihat. Sementara foto-foto tersebut tidak terlalu memicu  provokasi, Spiegel tidak menyembunyikan wajah para prajurit, yang melihat dengan puas sementara mereka berlutut di samping seorang warga sipil Afghanistan yang telah meninggal.
Lima dari tentara yang dituduh terlibat dalam pembunuhan, yang berasal dari Brigade Stryker ke-5, Divisi Infanteri ke-2, yang berbasis di Pangkalan Bersama Lewis-McChord di negara bagian Washington, kini menghadapi proses pengadilan militer atas kematian tiga warga sipil Afghanistan yang tidak bersenjata. Tujuh anggota lain dari unit tersebut dituduh melakukan kejahatan yang lebih rendah.
Orang-orang itu dituduh sengaja menciptakan situasi pertempuran untuk membenarkan pembunuhan warga Afghanistan yang dipilih secara acak dengan granat dan senjata. Kasus ini terungkap setelah salah satu tentara menginformasikan kepada penyelidik militer.
Satu gambar yang diterbitkan oleh Der Spiegel menunjukkan seorang prajurit, Jeremy Morlock dari Wasilla, Alaska, berpose, dengan senyum di wajahnya, berada di sebelah tubuh warga Afghanistan yang telah meninggal  yang sebagian besar pakaiannya telah dilucuti, tubuhnya berlumuran darah, sementara si prajurit mengangkat kepala pria itu seolah-olah menunjukkan dia sedang memegang piala. Morlock telah dituduh dengan pembunuhan.
Foto kedua juga menunjukkan seorang tentara, Prajurit. Andrew Holmes dari Boise, Idaho, yang juga telah dituduh dengan pembunuhan, berlutut di samping mayat yang sama.
Sebuah foto ketiga menunjukkan dua warga sipil Afghanistan yang tampaknya telah meninggal dan yang tubuhnya telah diletakan bersandar di tiang.
Pengacara pembela untuk beberapa tentara itu telah menggambarkan keberadaan foto itu ke wartawan, tetapi seorang hakim militer telah melarang rilis foto itu. Tidak jelas bagaimana Der Spiegel memperoleh gambar tersebut. (iw/stlt/tc) www.suaramedia.com