Konferensi Pariwisata Buktikan Kebohongan Israel Pada Dunia

Para wisatawan berada di salah satu sudut Kota Tua Yerusalem, memperlihatkan Haram al-Sharif sebagai salah satu situs dunia Islam. Sejak lama, Israel berusaha menetapkan wilayah itu sebagai ibukota mereka. (Foto: LIFE)YERUSALEM (Berita SuaraMedia) - Sekretaris Jenderal Komisi Islam - Kristen Dr Hassan Khater mengatakan sebuah konferensi pariwisata Israel yang akan diadakan di Yerusalem  bulan depan menandai keberhasilan Israel dalam "mempromosikan" kota suci itu sebagai ibu kota untuk semua orang Yahudi. Israel akan mengadakan konferensi yang berjalan dari 29 Februari sampai 31 Maret yang mempromosikan pariwisata Yahudi di Yerusalem. Mereka juga berada di belakang sebuah situs web virtual reality yang menunjukkan Yerusalem tanpa fitur Arabnya.
Ini berarti keberhasilan bagi Israel dalam mempromosikan Yerusalem sebagai ibukotanya dan memaksakan kebohongan tersebut pada negara-negara peserta berdasarkan pada kenyataan yang diubah, Khater berkata.
Khater mengatakan dalam sebuah pernyataan pers bahwa "dengan menjadi tuan rumah konferensi di Yerusalem pada tanggal 29-31, Israel berusaha mendapatkan pengakuan de facto dari pencaplokan ilegal atas Yerusalem Timur."
Konferensi tersebut memaparkan niat Israel untuk menanamkan bahwa Yerusalem adalah ibukota orang-orang Yahudi dan bukan hanya Israel, Khater menambahkan, memperingatkan bahwa keheningan dunia dapat melemahkan keputusan PBB dalam melindungi kota suci itu dan menarik ribuan orang Yahudi untuk bermigrasi ke Yerusalem.
Komisi Islam-Kristen yang bekerja untuk melindungi warisan budaya Muslim dan Kristen Yerusalem terhadap Yahudisasi yang diingkan oleh pendudukan Israel.
Israel telah mengundang sekitar 30 menteri pariwisata asing untuk ambil bagian dalam konferensi yang diselenggarakan oleh Departemen Pariwisata Israel dan Yerusalem yang didominasi Yahudi. Konferensi ini dijadwalkan untuk membahas berbagai aspek pariwisata Israel, masa depan pariwisata global dan tren ekonomi.
Kepala Organisasi Pariwisata Dunia (UNWTO), Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Menteri Pariwisata Stas Misezhnikov, dan pejabat senior lainnya akan mengambil bagian untuk berbicara selama acara tersebut.
Khater menambahkan bahwa "kontrol Israel atas Yerusalem adalah ilegal dan Dewan Keamanan PBB telah dengan jelas menghubungi semua negara anggota untuk tidak mengakui klaim Israel atas Kota Suci itu."
Pejabat itu menekankan "penyelenggaraan konferensi di Yerusalem menunjukkan bahwa Israel berupaya untuk mengkonsolidasikan kota sebagai ibukota Yahudi di dunia."
Dia menyerukan negara-negara yang diundang "untuk membatalkan partisipasi mereka dan untuk secara publik menolak tindakan ilegal Israel, termasuk pencaplokan sepihak dari Yerusalem Timur".
Menteri Pariwisata Palestina Kholoud Daibes mengirim surat minggu lalu untuk semua negara yang diundang untuk mengambil bagian dalam konferensi tersebut. "Pengiriman wakil resmi merupakan pengakuan atas Yerusalem sebagai ibukota Israel," kata Daibes dalam suratnya.
]Menurut surat itu, "keikutsertaan elemen-elemen internasional resmi di konferensi ini bermasalah, terutama pada saat kritis dari upaya internasional untuk menyelesaikan konflik Israel-Palestina dan menetapkan status permanen Yerusalem."
Menteri mengatakan bahwa boikot itu akan menciptakan momentum yang diperlukan "untuk mengakhiri pendudukan dan mencapai perdamaian."
Israel merebut Yerusalem Timur dalam Perang Juni 1967, mencaploknya dan semenjak tiu membangun permukiman yang menjadi rumah bagi lebih dari 200.000 orang Israel.
Kontrol atas kota telah dilihat sebagai masalah yang paling sensitif dan konflik Israel-Palestina paling bermasalah. Palestina berharap dapat membuat Yerusalem Timur menjadi ibukota negara masa depan mereka, tetapi Israel mengatakan kota itu adalah ibukota abadi mereka. (iw/abn/an) www.suaramedia.com