"Kerusuhan Timur Tengah Ungkap Kelemahan AS"




TEHERAN  – Sekretaris Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran mengatakan bahwa perkembangan yang terjadi saat ini di Timur Tengah memperlihatkan kelemahan Amerika Serikat saat menyaksikan kekuatan dari pergerakan populer.
Amerika Serikat dan Israel amat khawatir dengan situasi berkembang saat ini yang berakar dari pergerakan populer di negara-negara Timur Tengah dan kegagalan respons militer terhadap tuntutan populer, demikian dikatakan Sekretaris Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran Saeed Jalili dalam pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Syiria Walid Muallem di Teheran, Kamis (17/3) sebagaimana dilansir kantor beritaIRNA.
"Perkembangan di kawasan (Timur Tengah) mengungkapkan kelemahan Amerika menghadapi keinginan negara-negara tersebut, dan dengan cara yang sama Amerika Serikat dipaksa mengirimkan petinggi militernya ke kawasan tersebut dan memberikan solusi militer, termasuk meningkatkan kehadiran militer dan operasi (militer) menghadapi rakyat," tambah Jalali.
Sabtu pekan lalu, Menteri Pertahanan AS Robert Gates tiba-tiba melakukan kunjungan ke Bahrain sebagai bagian dari upaya untuk meredakan ketegangan di Bahrain. Di Bahrain tercatat puluhan orang tewas sejak muncul unjuk rasa menentang pemerintah pada 14 Februari lalu.
Pejabat senior Iran tersebut kemudian mengecam campur tangan militer dalam urusan dalam negeri negara-negara Timur Tengah dan memperingatkan pihak-pihak yang menempuh pilihan militer agar menghindari langkah tersebut dan sebaiknya menanggapi tuntutan populer dengan tepat.
Menteri luar negeri Syiria memperlihatkan kekhawatiran terkait plot-plot yang dirancang musuh dan diarahkan untuk menghasut agar terjadi. Ia juga menyoroti peranan penting Iran dalam menjaga stabilitas Timur Tengah.
Sebelumnya, saat bertemu Muallem pada hari Kamis Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad mengatakan bahwa situasi di kawasan tersebut menuntut kewaspadaan terhadap rencana-rencana dari pihak-pihak yang ingin menguasai dunia.
"Kondisi saat ini di kawasan (Timur Tengah) memperbesar perlunya meningkatkan kewaspadaan terhadap berbagai plot dan hasutan oleh negara-negara kuat dan menegakkan perdamaian, keamanan, dan persahabatan antara negara-negara di kawasan tersebut," kata Ahmadinejad dalam pertemuan dengan Muallem, Kamis.
Ahmadinejad menambahkan, kekuatan kolonial, khususnya Amerika Serikat, merasa senang dengan krisis yang muncul di sejumlah negara regional. Ia memperingatkan negara-negara Timur Tengah terhadap skema yang dirancang "musuh kemanusiaan."
Dalam pertemuan dengan Muallem, Ahmadinejad membahas perkembangan regional terbaru dan menekankan pentingnya mengambil tindakan yang tepat untuk memulihkan perdamaian dan memenuhi kepentingan negara-negara regional.
Sang presiden Iran kemudian menekankan kesamaan pandangan Teheran dan Damaskus mengenai berbagai isu regional dan internasional.
"Meningkatkan kerja sama dan negosiasi antara kedua negara menuju ke arah pemenuhan kepentingan semua negara di kawasan ini adalah hal yang perlu dilakukan," kata Ahmadinejad.
Selama sehari penuh di Teheran, sang menteri luar negeri Syiria juga berdialog dengan Menteri Luar Negeri Iran Ali Akbar Salehi.
Dalam pertemuan tersebut, dua pejabat senior pemerintahan itu menekankan pentingnya penanganan krisis di Bahrain melalui dialog yang konstruktif.
Negara Teluk yang kaya minyak tersebut menjadi lokasi berlangsungnya unjuk rasa populer menentang pemerintahan dan menuntut dilakukannya reformasi konstitusional. (dn/pv)www.suaramedia.com