JAKARTA - Tudingan mantan kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Yusuf Supendi mengenai sangkaan ancaman yang dilakukan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq membuat gerah PKS.
Pasalnya, bukan hanya Lutfhi, Yusuf juga menuding Sekjen PKS Anis Matta dan Ketua Majelis Syuro PKS Hilmi Aminuddin melakukan pelanggaran. Elite PKS langsung membantah dan berpikir untuk balik memperkarakan Yusuf dengan dugaan pencemaran nama baik.
Pengamat politik dari Charta Politika Arya Fernandes berpendapat, PKS mesti mewaspadai munculnya kelompok sakit hati. Menurutnya, ketidaksepahaman antara satu pimpinan dengan pimpinan lainnya di internal PKS menjadi pemicu terjadinya konflik.
"Maka muncullah kelompok terpinggirkan di PKS yang berusaha untuk berkonsolidasi menciptakan kisruh di internal PKS. Ini yang harus diwaspadai," kata Arya, Minggu malam.
Arya menjelaskan, hingga saat ini PKS berhasil mereduksi isu negatif di internal. Doktrin komando yang selama ini diterapkan PKS masih mampu menciptakan ketaatan kader terhadap pimpinannya.
"Ketika muncul isu negatif, sistem komando bekerja menyebut isu tidak benar. Karenanya kader tidak akan terpengaruh," sambungnya.
Namun, Arya mengingatkan agar PKS mewaspadai kemungkinan serangan lain dari mantan kader. Pasalnya, PKS dalam terbagi dalam dua kelompok yakni ideologis dan moderat. Kaum ideologis mempertahankan khitah PKS sementara kaum moderat yang kebanyakan berasal dari kalangan muda mengorganisir sisi politik PKS.
"Kalau konflik di internal tidak ditata dengan baik, kelompok moderat misalnya menyingkirkan kelompok ideologis, itu bencana awal buat PKS. Tetapi sejauh mampu menengahi konflik itu, citra PKS tetap baik," tandasnya.
Sementara itu, pendiri PKS yang sudah dipecat, Yusuf Supendi, terus menyerang mantan partainya. Yusuf mengancam akan mengungkap skandal yang dilakukan mantan elit partainya tersebut sebesar Rp 50 milyar.
"Kepada publik dan khalayak yang memihak kepada kebenaran dan tidak ingin kerusakan elit PKS dalam mengelola keuangan dan manipulasi fakta jangan kaget nanti saya akan ungkap ada skandal Rp 50 milyar," ancam Yusuf.
Hal tersebut disampaikan Yusuf, Senin (21/3/2011).
Yusuf akan membuka fakta tersebut saat bertemu dengan pimpinan KPK siang ini. Ia akan bertandang ke Kantor KPK pukul 14.00 WIB siang nanti.
"Nanti akan saya sampaikan di Kantor KPK. Kalau sekarang bukan kejutan dong," tuturnya.
Menurutnya, banyak mantan kader PKS yang tersingkir karena perubahan ideologi PKS yang sudah pragmatis. Namun tak banyak yang berani bertindak keras seperti dirinya. Karena tidak memiliki cukup bukti.
"Sebenarnya banyak yang ingin mengungkap, masalahnya mereka tidak punya bukti dan tidak berani. Kalau saya berani dan punya bukti, jadi saya ungkap," tegasnya.
Yusuf Supendi adalah salah seorang pendiri Partai Keadilan. Dia menjadi anggota DPR dari FPKS periode 2004-2009. Di DPR, Yusuf Supendi pernah menjadi anggota Komisi X, sekaligus anggota Badan Legislasi DPR.
Yusuf Supendi pernah menjabat anggota Majelis Syuro PKS periode 2000-2005. Dia juga pernah menjabat anggota Dewan Syariah PK/PKS periode 2000-2005. (fn/ok/dt) www.suaramedia.com
Pengamat politik dari Charta Politika Arya Fernandes berpendapat, PKS mesti mewaspadai munculnya kelompok sakit hati. Menurutnya, ketidaksepahaman antara satu pimpinan dengan pimpinan lainnya di internal PKS menjadi pemicu terjadinya konflik.
"Maka muncullah kelompok terpinggirkan di PKS yang berusaha untuk berkonsolidasi menciptakan kisruh di internal PKS. Ini yang harus diwaspadai," kata Arya, Minggu malam.
Arya menjelaskan, hingga saat ini PKS berhasil mereduksi isu negatif di internal. Doktrin komando yang selama ini diterapkan PKS masih mampu menciptakan ketaatan kader terhadap pimpinannya.
"Ketika muncul isu negatif, sistem komando bekerja menyebut isu tidak benar. Karenanya kader tidak akan terpengaruh," sambungnya.
Namun, Arya mengingatkan agar PKS mewaspadai kemungkinan serangan lain dari mantan kader. Pasalnya, PKS dalam terbagi dalam dua kelompok yakni ideologis dan moderat. Kaum ideologis mempertahankan khitah PKS sementara kaum moderat yang kebanyakan berasal dari kalangan muda mengorganisir sisi politik PKS.
"Kalau konflik di internal tidak ditata dengan baik, kelompok moderat misalnya menyingkirkan kelompok ideologis, itu bencana awal buat PKS. Tetapi sejauh mampu menengahi konflik itu, citra PKS tetap baik," tandasnya.
Sementara itu, pendiri PKS yang sudah dipecat, Yusuf Supendi, terus menyerang mantan partainya. Yusuf mengancam akan mengungkap skandal yang dilakukan mantan elit partainya tersebut sebesar Rp 50 milyar.
"Kepada publik dan khalayak yang memihak kepada kebenaran dan tidak ingin kerusakan elit PKS dalam mengelola keuangan dan manipulasi fakta jangan kaget nanti saya akan ungkap ada skandal Rp 50 milyar," ancam Yusuf.
Hal tersebut disampaikan Yusuf, Senin (21/3/2011).
Yusuf akan membuka fakta tersebut saat bertemu dengan pimpinan KPK siang ini. Ia akan bertandang ke Kantor KPK pukul 14.00 WIB siang nanti.
"Nanti akan saya sampaikan di Kantor KPK. Kalau sekarang bukan kejutan dong," tuturnya.
Menurutnya, banyak mantan kader PKS yang tersingkir karena perubahan ideologi PKS yang sudah pragmatis. Namun tak banyak yang berani bertindak keras seperti dirinya. Karena tidak memiliki cukup bukti.
"Sebenarnya banyak yang ingin mengungkap, masalahnya mereka tidak punya bukti dan tidak berani. Kalau saya berani dan punya bukti, jadi saya ungkap," tegasnya.
Yusuf Supendi adalah salah seorang pendiri Partai Keadilan. Dia menjadi anggota DPR dari FPKS periode 2004-2009. Di DPR, Yusuf Supendi pernah menjadi anggota Komisi X, sekaligus anggota Badan Legislasi DPR.
Yusuf Supendi pernah menjabat anggota Majelis Syuro PKS periode 2000-2005. Dia juga pernah menjabat anggota Dewan Syariah PK/PKS periode 2000-2005. (fn/ok/dt) www.suaramedia.com
Baca Juga:_______________________________
Post a Comment