CAIR Adukan Agen Perbatasan Atas Kekerasan Terhadap Muslim

SOUTHFIELD, Michigan– Cabang Michigan Dewan Hubungan Amerika-Islam (Council on American-Islamic Relations – CAIR-MI) mengatakan pada Rabu (23/3) dalam sebuah rilisan berita bahwa pihaknya akan mengajukan pengaduan federal dengan Departemen Keamanan Dalam Negeri dan Departemen Kehakiman.
CAIR-MI mendokumentasikan pengaduan dari komponen-komponen yang melaporakan bahwa agen Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan telah mengarahkan senjata kepada mereka.
Kelompok tersebut mengatakan bahwa pihaknya mengusahakan penyelidikan sipil dan berpotensi kriminal karena Muslim sering diinterogasi dan ditahan di perbatasan AS - Kanada sehubungan dengan kepercayaan keagamaan mereka.
CAIR-MI mengatakan bahwa pihaknya memiliki pengaduan dari Muslim Michigan yang mengatakan bahwa agen Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan (Customs and Border Protection – CBP)AS telah mengarahkan senjata api kepada mereka, menahan, dan memborgol mereka tanpa mengatakan bahwa mereka telah melakukan kejahatan atau menghadapi dakwaan apapun dan menginterogasi mereka tentang kebiasaan beribadah mereka.
Kelompok tersebut mengatakan bahwa agen CBP telah menanyakan Muslim berapa kali mereka sholat setiap hari, kapan dan di mana mereka sholat dan siapa yang sholat bersama mereka di Masjid mereka.
CAIR-MI mengatakan bahwa Muslim menghadapi pertanyaan yang sama dari agen CBP setiap kali mereka menyebrangi perbatasan.
Kelompok tersebut mengatakan bahwa pihaknya telah menjadwalkan sebuah konferensi berita untuk mengumumkan pengaduan tersebut pada hari Kamis (24/3) di kantor CAIR-MI di Southfield.
Para partisipan konferensi berita akan termasuk individu yang dijadikan subjek untuk penahanan dan interogasi yang bersifat penyerbuan oleh agen CBP.
CAIR adalah organisasi advokasi dan kebebasan Muslim. Misinya adalah untuk mengembangkan pemahaman tentang Islam, mendorong dialog, melindungi kebebasan sipil, memberdayakan Muslim Amerika, dan membangun koalisi yang memajukan keadilan dan kekompakan.
Tak sedikit catatan pengalaman buruk yang dialami Muslim AS menyangkut agen CBP baik itu diperbatasan darat maupun di bandara. Seperti yang dialami Lawrence Ho yang adalah warga negara AS dan seorang Muallaf.
Ho dihentikan di sebuah perbatasan yang berseberangan dengan Kanada. Ho mengatakan bahwa ia ditahan dan ditanyai seputar pertanyaan religius dengan gaya interogasi– di sebuah ruangan tertutup, oleh seorang agen khusus, dengan para penjaga bersenjata mengawasi.
Kelompok kebebasan sipil mengatakan bahwa para pejabat perbatasan AS melanggar hak-hak konstitusional Muslim Amerika dengan menanyakan tentang kepercayaan beragama dan praktik-praktiknya sekembalinya dari perjalanan luar negeri. (ppt/cod/yh) www.suaramedia.com