Setelah Membunuh, Tentara AS Tembaki Al-Quran

Di tengah makin menguatnya sikap anti-AS di Afghanistan, rakyat negeri itu dikejutkan dengan sebuah rekaman gambar yang memperlihatkan tentara-tentara AS sedang melakukan penodaan terhadap kitab suci Al-Quran setelah membunuh sejumlah warga sipil di sebuah desa di Afghanistan.
Laporan dalam rekaman itu menyebutkan bahwa pasukan AS menyerbu sebuah sekolah Islam di Provinsi Ghazni, menyebabkan tiga warga sipil tewas dan empat orang lainnya luka-luka. Dalam penyerbuan itu, beberapa tentara juga menembaki kitab suci Al-Quran dan melecehkan simbol-simbol Islam yang ada di tempat kejadian.
Pejabat provinsi setempat mengatakan bahwa pasukan AS melakukan serangan itu tanpa berkordinasi dengan militer Afghanistan. Presiden Hamid Karzai yang mendengar berita itu, berjanji akan melakukan penyelidikan.
Laporan ini muncul di tengah memuncaknya sikap anti-AS di Aghanistan. Hari Minggu (23/1) sekitar 10.000 warga Pakistan di Utara Waziristan memprotes operasi-operasi militer pasukan AS yang menyebabkan jatuhnya korban di kalangan warga sipil serta mengecam pelecehan yang dilakukan pasukan AS terhadap tempat-tempat suci di Afghanistan.
Rakyat Afghan menyatakan bahwa pasukan AS telah mengabaikan budaya lokal mereka dan menjadikan warga sipil Afghanistan sebagai target dalam operasi-operasi militernya.
Beberapa bulan terakhir, militer AS melakukan serangan udara dan penyerbuan ke berbagai tempat di Afghanistan yang menyebabkan ratusan warga sipil Afghanistan menjadi korban sehingga memicu kemarahan dan membuat sentimen anti-AS makin kuat di negeri itu.
Kementerian Dalam Negeri Afghanistan akhir Desember 2010 mengatakan bahwa NATO telah melanggar perjanjian keamanan yang ditandantangani dengan pemerintah, dimana NATO harus mengkordinasikan operasi-operasi militernya dengan pemerintah Afghanistan.
Kementerian Dalam Negeri juga mengatakan bahwa tahun 2010 merupakan tahun paling mematikan bagi warga sipil Afghanistan sejak invasi AS ke negeri itu pada tahun 2001. Sepanjang tahun kemarin, menurut Kementerian Dalam Negeri, warga sipil Afghanistan yang tewas akibat aksi-aksi kekerasan di seluruh wilayah Afghanistan mencapai 2.000 orang. (ln/prtv)