Darah umat Islam Bekasi, Jawa Barat, kembali dibuat mendidih dengan provokasi iman yang dilakukan oleh misionaris radikal Kelompok Mahanaim. Ratusan umat Islam ditipu untuk dibaptis massal di Perumahan Kemang Pratama Regency.
Rabu siang (23/6/2010), sekitar lima ratusan warga Muslim di kawasan Senen, Jakarta Pusat diangkut ke kawasan elit Bekasi menggunakan 14 buah bus mini Kopaja. Mereka dijanjikan rekreasi, jalan-jalan dan renang gratis oleh para koordinator. Ternyata harapan refreshing gratis itu musnah seketika, karena mereka diboyong ke sebuah rumah tingkat berlamat di jalan Komala 2 di blok L nomor 14. Warga yang sebagian besar ibu-ibu dan nenek-nenek berjilbab ini langsung digiring ke kolam renang yang tak seberapa luas. Ternyata rumah berlantai dua ini adalah milik Hendry Leonardi Sutanto, ketua Yayasan Kristen Mahanaim.
Ketika ditanya Syamsul, kepala satpam perumahan elit itu, sang koordinator menjelaskan bahwa mereka akan mengadakan baptis di rumah Hendry. Karena acara yang melibatkan ratusan massa tersebut tak berizin, maka warga setempat bersama para ustadz dan pengurus masjid melakukan penggerebekan ke lokasi baptis massal.
Ibu-ibu berjilbab ketika ditanya apa tujuannya datang ke lokasi itu, mereka menjawab beragam. Ada yang menjawab untuk rekreasi, berenang, dan banyak pula yang tidak tahu.
Sementara Andreas Dusly Sanau, ketua koordinator kegiatan saat ditanya acara tersebut, justru menjawab bahwa ia akan mengadakan bimbingan belajar matematika dan bahasa Inggris. Jawaban ini sangat janggal dan lucu. Untuk apa ibu-ibu dan nenek-nenek itu ikut bimbingan belajar matematika dan bahasa Inggris?
Rupanya, tipuan baptis di Bekasi itu sudah sering dilakukan oleh kelompok Kristen Mahanaim. Dua tahun lalu tepatnya hari Ahad, 23 November 2008, Mahanaim menipu umat Islam dengan kedok lomba tumpeng dan festival Bekasi Berbagi Bahagia (B3). Ternyata umat Islam tak sadar dibaptis di kolam buatan di lapangan.
Demi sebuah ritual pembaptisan, Kristen Mahanaim menempuh cara kotor, licik dan tipu muslihat. Mereka meyakini baptis sebagai satu-satunya jalan keselamatan: “Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan” (Markus 16:16).
Soal akal bulus, dusta dan tipu-menipu, Paulus menyatakan dalam Bibel bahwa berdusta bukanlah suatu dosa apabila dilakukan untuk memuliakan Tuhan:
“Tetapi jika kebenaran Allah oleh dustaku semakin melimpah bagi kemuliaan-Nya, mengapa aku masih dihakimi lagi sebagai orang berdosa?” (Roma 3:7).
”Tetapi kalau kebohonganku mendjajakan kebenaran Allah, bagaimana mungkin aku dihukum sebagai pendosa?” (Roma 3:7, Alkitab Pertjetakan Arnoldus Ende-Flores, 1970).
Dalam praktiknya, secara vulgar Paulus menyatakan bahwa visi pelayanannya adalah menjerat orang dalam kelicikan, tipu daya dan muslihat.
“Tetapi biarlah begitu, aku ini tiada membebankan kamu, melainkan sebab tjerdik, aku tangkap kamu dalam muslihat” (2 Korintus 12:16; Perdjandjian Baharu, The Gideons International, 1970).
“But be it so, I did not burden you: nevertheless, being crafty, I caught you with guile” (2 Corinthians 12:16, King James Version).
“Baiklah, aku sendiri tidak merupakan suatu beban bagi kamu, tetapi dalam kelicikanku aku telah menjerat kamu dengan tipu daya” (2 Korintus 12:16, TB).
Karenanya, umat Islam harus mewaspadai apa saja yang dilakukan oleh misionaris radikal Mahanaim, karena dibalik janji manis mereka ada misi tipu muslihat demi sebuah pembaptisan yang dijustifikasi oleh Paulus.[]
Tradisi Misi Tipu Muslihat dalam Bibel
Maraknya pengkristenan terhadap umat Islam yang dilakukan dengan cara tipu-menipu oleh para misionaris, tidak begitu mengagetkan, karena dalam kitab agama mereka banyak mengumbar kisah tipu-menipu. Berikut ini adalah beberapa daftar tipu muslihat yang dimuat dalam buku Indeks Kesalahan Alkitab:
Nabi Yakub berkonspirasi dengan ibunya untuk menipu Nabi Ishak, ayah kandungnya
Alkitab (Bibel) kitab Kejadian 27:1-40 mengisahkan bahwa Ishak, putra Nabi Ibrahim yang kedua mempunyai seorang Istri yaitu Ribkah dan dua orang putra yaitu Esau dan Yakub.
Karena Ishak sudah tua dan tidak bisa melihat lagi, maka sesuai dengan tradisi, dia harus memberkati anaknya yang sulung, yaitu Esau.
Rupanya, Ribkah adalah ibu yang pilih kasih kepada anaknya. Dia lebih mengasihi Yakub daripada Esau, anak sulungnya. Maka dengan sangat liciknya Ribkah dan Yakub menyusun rekayasa jahat agar yang diberkati oleh Ishak adalah Yakub itu.
Dengan tipuan muslihat yang ulung, Yakub dengan bantuan ibunya mengelabui Ishak yang sudah buta. Ketika Esau berburu binatang, Yakub memakai pakaian Esau dan menghadap ayahnya, mengaku sebagai Esau. Sedangkan ibunya merayu Ishak dengan suguhan masakan kesukaan Ishak. Setelah Ishak yakin bahwa anak yang di hadapannya itu adalah Esau, maka ia pun melakukan prosesi pemberkatan dalam nama Tuhan: “Allah akan memberikan kepadamu embun yang dari langit dan tanah-tanah gemuk di bumi dan gandum serta anggur berlimpah-limpah. Bangsa-bangsa akan takluk kepadamu, dan suku-suku bangsa akan sujud kepadamu; jadilah tuan atas saudara-saudaramu, dan anak-anak ibumu akan sujud kepadamu. Siapa yang mengutuk engkau, terkutuklah ia, dan siapa yang memberkati engkau, diberkatilah ia,” kata Ishak.
Sejak itulah Yakub alias Israel dalam Bibel diberkati Tuhan. Sementara Esau baru pulang berburu setelah pemberkatan dilakukan. Esau pun menangis meraung-raung karena hak pemberkatan sebagai anak yang sulung telah dirampas oleh konspirasi ibu dan adik kandungnya.
Dalam Bibel cetakan Indonesia, kisah penipuan ini diberi judul perikop “Yakub diberkati Ishak sebagai Anak Sulung.” Padahal, judul yang pas untuk konspirasi penipuan itu adalah: “Dalam nama Tuhan Nabi Ishak ditipu oleh istri dan anak kandungnya,” atau “Esau dikianati adik dan ibu kandungnya,” atau “Anak durhaka dan istri durhaka menipu Nabi Ishak yang malang,” atau “Pemberkatan Tuhan yang salah alamat kepada penipu dan pengkhianat yang durhaka.”
Nabi Yakub ditipu Laban, mertuanya dengan diberi umpan Lea untuk disetubuhinya (Kejadian 29:21-25).
Nabi Yakub dalam Bibel mengabdi kepada Laban selama tujuh tahun supaya dapat menikahi Rahel anak bungsunya yang cantik. Setelah tujuh tahun mengabdi, Yakub menagih janji kepada Laban untuk dapat menikahi sang putri, Rahel. Maka sesuai dengan kesepakatan, pesta pernikahan Yakub dan Rahel pun digelar.
Tetapi Laban berlaku curang, pada malam pertama pengantin, ia memberikan umpan Lea kepada Yakub untuk disetubuhinya. Lea adalah anak pertama Laban yang parasnya kurang cantik.
Pagi hari setelah bangun tidur dari malam pertama pengantin, Yakub baru sadar bahwa wanita yang ditiduri semalam bukanlah Rahel yang diidolakannya. Maka ia pun protes kepada Laban mertuanya dan berkata, “Mengapa Paman perlakukan saya begini? Bukankah saya bekerja untuk mendapat Rahel? Mengapa Paman menipu saya?” (Kejadian 29:25, BIS).
Tamar menipu Yehuda (Putra Nabi Yakub), mertuanya dengan menyamar sebagai wanita sundal supaya ditiduri
Dalam Bibel kitab Kejadian 38:11-30 dikisahkan bahwa Tamar menjadi janda setelah ditinggal mati Onan, suaminya. Onan mati dihukum Tuhan karena melakukan kejahatan onani.
Karena ingin mempunyai anak, maka Tamar menipu mertuanya dengan menyamar sebagai wanita sundal (pelacur) di suatu malam. Karena lihai berakting, Tamar berhasil mengelabui Yehuda, mertuanya sehingga transaksi mesum pun dilakukan. Setelah tawar-menawar harga, akhirnya disepakati sekali satu kali main (short time) dibayar dengan seekor kambing muda. Bayarnya pun boleh belakangan alias kredit. (ayat 16-17).
Dari perbuatan zina incest menantu (Tamar) dengan mertuanya (Yehuda putra Nabi Yakub) itu, lahirlah dua anak kembar Peres dan Zerah (ayat 27-30). Dari benih Peres inilah di belakang hari lahir Yesus Kristus (Injil Matius 1:3, Lukas 3:33).
Nabi penipu dan fasik
Tuhan dalam Bibel senantiasa mengutus para hamba-Nya, yakni nabi-nabi, untuk membimbing umat-Nya ke jalan yang benar: “Dari sejak waktu nenek moyangmu keluar dari tanah Mesir sampai waktu ini, Aku mengutus kepada mereka hamba-hamba-Ku, para nabi, hari demi hari, terus-menerus” (Yeremia 7:25, 25:4).
Tetapi dalam Bibel terdapat pula nabi-nabi fasik yang hobi melakukan tipu-menipu:
“Sesungguhnya, dari yang kecil sampai yang besar di antara mereka, semuanya mengejar untung, baik nabi maupun imam semuanya melakukan tipu” (Yeremia 6:13, 8:10).
“Sungguh, baik nabi maupun imam berlaku fasik; di rumah-Ku pun juga Aku mendapati kejahatan mereka, demikianlah firman Tuhan” (Yeremia 23:11).
Bila Nabi utusan Tuhan adalah penipu dan fasik, lalu bagaimana dengan mental dan moral para pengikutnya? []
A. AHMAD HIZBULLAH MAG [www.ahmad-hizbullah.co.cc]
Post a Comment