Belum lama ini, Abdul Gani, pembaca Suara Islam di Bekasi, mendapat kiriman buku tipis berjudul “Haram Menyembah Isa bin Maryam, Halal Memohon kepada Sesama Muslim.” Pada sampul berwarna biru muda itu, di bawah judulnya dihiasi nas Arab ayat Al-Qur’an: “wamaa huwa illaa dzikrun lil ‘alamiin” lengkap dengan terjemahnya: “Dan Al-Qur’an itu tidak lain hanyalah peringatan bagi seluruh umat.”
Di bawah ayat tersebut dicantumkan sinopsis singkat: “Buku kecil ini berisi tuntunan berlandaskan ajaran Al-Qur’an agar umat bersikap benar terhadap Yang Maha Kuasa, seraya bersikap benar juga terhadap Isa bin Maryam, yang tidak ingin disembah!”
Mulanya, Gani sempat mengira buku ini sebagai buku bacaan kristologi untuk menyanggah doktrin ketuhanan Yesus. Tapi begitu melihat sampul belakang tertulis: “Isa ibu Maryam mampu untuk melindungi umat Muslim dari seragam jin/syaitan. Sangat mudah lagi bagi Isa/Yesus melindungi setiap umat dari serangan jin yang membuat orang-orang kesurupan,” Gani langsung berkata dalam hati, “Sialan Penginjil Kristen!”
Kesimpulan Gani itu tepat sekali! Selain penyimpangan ayat-ayat Al-Qur'an untuk mendukung ketuhanan Yesus, penulis semakin memastikan bahwa buku 20 halaman ini adalah buku terbitan Kristen untuk menipu dan menjebak akidah umat Islam, karena buku itu tidak mencantumkan nama penulis dan alamat penerbit.
Lempar batu sembunyi tangan! Inilah kebiasaan khas para penginjil untuk melepas dari segala tanggung jawab penodaan agama. Penulis hanya mencantumkan alamat email dan nomor HP untuk menerima SMS, tidak untuk bicara. Penginjil jalanan yang licik itu tidak akan pernah menebar kedamaian. Selamanya ia hanya menebar kekisruhan agama.
Inti buku ini adalah untuk mengkristenkan umat Islam tanpa harus pindah agama. Ia ingin agar umat Islam tetap ber-KTP Islam, tapi aqidahnya saja yang diubah. Hal ini diakui dalam penutup buku halaman 20: “Kuasa Yesus itu pula yang menyingkirkan syaitan dan jin dari kehidupan. Semua terjadi tanpa meninggalkan agamanya.”
Untuk memasang jurus mengkristenkan umat Islam tanpa harus meninggalkan Islam tersebut, penginjil penulis buku ini hanya mengutip puluhan ayat Al-Qur'an yang berbicara tentang Nabi Isa dan ibunda Maryam. Dengan penafsiran yang diselewengkan tentunya. Contoh penyelewengan yang menggelikan adalah pada bagian 3 berjudul “Memohon dari Isa/Yesus Haram atau Halal?”
Sang penginjil menggiring umat Islam untuk memohon dan berdoa kepada Yesus karena menurut Al-Qur'an, Yesus adalah seorang Muslim juga. Perhatikan kutipan berikut:
“Memohonkan sesuatu dari seorang yang kafir sangat tercela. Tetapi memohonkan sesuatu kepada Yesus/Isa adalah sah-sah saja, sebab kenyataannya, Yesus dan para pengikutnya adalah orang-orang yang berserah diri (muslim).
“Maka tatkala Isa mengetahui keingkaran mereka (Bani lsrail) berkatalah dia: "Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku untuk (menegakkan agama) Allah?" Para hawariyyin (sahabat-sahabat setia) menjawab: "Kamilah penolong-penolong (agama) Allah, kami beriman kepada Allah; dan saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berserah diri” (Ali Imran 52).
Oleh sebab itu, setiap saudara yang mengaku Muslim (hamba Tuhan), tidak perlu enggan memohon kepada Isa, sebab beliau sendiri pun adalah seorang Muslim... Jangan memohon sesuatu kepada Isa bin Maryam (Yesus Anak Manusia) yang fana, tetapi bermohon kepada Yang Maha Besar, yang sebagian Roh-Nya berada di dalam diri Yesus/Isa!” (hal. 8-9).
“Saudara pembaca yang budiman, membangkitkan orang mati Yesus mampu, apalagi sekedar menolong saudara untuk mendapat pekerjaan, mendapat nafkah, meraih kecerdasan, keselamatan perjalanan, dsb. Sebab sejak dahulu kala sampai sekarang Yesus serba mampu melakukan perkara-perkara yang ajaib. Doa yang dapat saudara panjatkan adalah sebagai berikut:
Saya menyembah Yang Maha Tinggi, yang sebagian Roh-Nya bersemayam di dalam diri Yesus putra Maria. Sebagian Roh Yang Maha Tinggi itu mampu melakukan hal-hal yang ajaib. Maka saya bermohon kepada Yesus/Isa untuk menolong saya mengatasi pergumulan saya. Amin” (hal. 11).
Itulah ajaran sesat penginjil penipu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah maupun secara teologis.
Kesesatan Doa Ajaran Penginjil Menurut Al-Qur'an dan Bibel
KESESATAN PERTAMA. Sang penginjil itu mengajak pembaca untuk berdoa kepada Yesus karena Yesus adalah seorang Muslim, berdasarkan Al-Qur'an surat Ali Imran 52. Ajaran ini benar-benar sesat. Jika seorang nabi harus dijadikan tuhan untuk berdoa karena ia seorang Muslim, kenapa hanya Yesus saja yang dijadikan tuhan untuk berdoa? Padahal dalam Al-Qur'an, semua nabi dan para pengikutnya disebut Muslim (Qs. Ali Imran 84), sebab agama Islam telah diajarkan oleh nabi-nabi terdahulu (Qs. Al-Hajj 78). Dan satu-satunya agama yang diridhai Allah hanyalah Islam (Qs. Ali Imran 19, 85, 102)?
Nabi Ibrahim bukan Yahudi dan Nasrani, tapi Muslim (Qs. Al-Baqarah 135, Ali Imran 67), Nabi Yakub juga Muslim (Qs. Al-Baqarah 132-133), Nabi Luth Muslim (Qs. Ad-Dzariyat 36), Nabi Yusuf juga Muslim (Qs. Yusuf 101), Nabi Sulaiman Muslim (Qs. An-Naml 31), dll.
Jika seorang nabi yang disebut Muslim dalam Al-Qur'an harus dijadikan tuhan untuk berdoa, alangkah banyaknya tuhan yang harus disembah dan dijadikan tempat berdoa oleh penginjil Kristen. Karena semua nabi dan pengikut setianya adalah Muslim semuanya.
KESESATAN KEDUA. Sang penginjil mengajarkan bahwa etika berdoa kepada Yesus yang benar bukan berdoa kepada tubuh Yesus yang fana, melainkan berdoa kepada sebagian Roh Allah yang bersemayam pada diri Yesus. Jika rumusan ini dipraktikkan, maka doa umat Kristen harus dimulai dengan doa: Ya Allah Yang Roh-Nya terpecah sebagian ada di dalam diri Yesus dan sebagian ada di tempat lain, ampunilah dosaku. Satukanlah perjuangan kami, jangan biarkan bercerai-berai dan berpecah belah.”
Doa semacam ini tentu membingungkan. Bagaimana mungkin berdoa mohon kesatuan dan persatuan umat kepada Tuhan yang roh-Nya terpecah menjadi beberapa bagian? Bahkan Alkitab (Bibel) menyebutkan bahwa jumlah Roh Tuhan itu terpecah menjadi tujuh buah roh.
“Dan dari takhta itu keluar kilat dan bunyi guruh yang menderu, dan tujuh obor menyala-nyala di hadapan takhta itu: itulah ketujuh Roh Allah” (Wahyu 4: 5).
“Maka aku melihat di tengah-tengah takhta dan keempat makhluk itu dan di tengah-tengah tua-tua itu berdiri seekor Anak Domba seperti telah disembelih, bertanduk tujuh dan bermata tujuh: itulah ketujuh Roh Allah yang diutus ke seluruh bumi” (Wahyu 5: 6).
KESESATAN KETIGA. Etika doa yang diajarkan penginjil itu tidak akan direstui oleh Tuhan dan bertentangan dengan ajaran Yesus sendiri. Dalam Injil, satu-satunya ajaran doa yang diajarkan Yesus kepada muridnya adalah Doa Bapa Kami. Dalam doa ini, Yesus mengajarkan dan memberi teladan kepada para muridnya agar berdoa langsung kepada Allah. Inilah doa warisan Yesus:
“Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga. Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat. Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin” (Injil Matius 6: 9-13).
Tanpa penjelasan apapun, jelaslah bahwa berdoa yang benar sesuai ajaran Yesus hanya kepada Allah (istilah Injil: Bapa) saja. Maka jika ada orang yang berdoa meminta kepada Yesus, berarti orang itu melanggar ajaran Yesus sendiri.
Kesesatan Keempat. Target sang penginjil untuk mengkristenkan umat Islam tanpa harus meninggalkan Islam tidak akan tercapai, bahkan meleset jauh. Jika ajaran penginjil sesat itu diikuti, maka orang akan keluar dari Islam sekaligus menjadi penentang ajaran Yesus. Karena ajaran penginjil penipu itu bertolak belakang dari ajaran Bibel dan Al-Qur'an.
Menurut Bibel, hanya Allah saja yang mendengarkan doa:
“Bagi-Mulah puji-pujian di Sion, ya Allah; dan kepada-Mulah orang membayar nazar. Engkau yang mendengarkan doa” (Mazmur 65: 2-3).
“Dan apabila kamu berseru dan datang untuk berdoa kepada-Ku, maka Aku akan mendengarkan kamu” (Yeremia 29: 12).
Menurut ajaran Al-Qur'anul Karim, doa yang benar itu hanya kepada Allah SWT:
http://www.suara-islam.com
Post a Comment