Jaringan Mata-Mata Israel Pembunuh Ilmuwan Nuklir Iran Terbongkar


*Dr. Massoud Ali Mohammadi, ilmuwan nuklir Iran
Iran berhasil membongkar jaringan mata-mata Israel dan menangkap tokoh utama jaringan tersebut terkait dengan kasus pembunuhan seorang ilmuwan nuklir Iran.
Kantor berita Fars di Iran mengutip pernyataan Kementerian Intelijen negeri itu, Senin (10/1) yang menyatakan, keberhasilan itu berkat operasi intelijen yang dilakukan secara luas. Kementerian Intelijen Iran juga mengatakan bahwa agen-agen Mossad (badan intelijen Israel) memanfaatkan basis-basis mereka di negara-negara Eropa dan di luar Eropa, termasuk basis Mossad di negara-negara yang bertetangga dengan Iran dalam melakukan operasinya.
Dari basis-basis itulah, agen-agen Mossad melakukan operasi pembunuhan terhadap Dr. Massoud Ali-Mohammadi, seorang dosen di Universitas Tehran yang juga seorang ilmuwan nuklir Iran. Ia tewas pada 12 Juli 2010 akibat serangan bom yang diduga diledakkan dengan menggunakan sebuah pengendali jarak jauh.
Dalam pernyataannya, Kementerian Intelijen Iran menyatakan, selama berbulan-bulan mereka mengatur strategi yang rumit dan berupaya menembus akses informasi Israel. Kerja keras itu membuahkan hasil dan agen-agen intelijen Iran mendapatkan informasi yang "sangat penting dan sensitif" tentang jaringan mata-mata Mossad.
Terbongkarnya jaringan tersebut dan tertangkapnya tokoh utama jaringan "teroris" itu, menurut Kementerian Intelijen Iran, menjadi tamparan keras bagi struktur keamanan dan informasi rezim Zionis Israel.
Kementerian tidak memberikan keterangan detil tentang jaringan mata-mata dan tokoh utamanya yang tertangkap. Namun anggota legislatif senior di Iran, Esmail Kowsari mengatakan bahwa agen-agen intelijen Israel, AS dan Inggris sudah sejak lama secara terbuka melontarkan ancaman akan membunuh para ilmuwan nuklir Iran.
"Mereka yang tertangkap mengaku telah mendapatkan latihan membunuh dari Mossad, dan Mossad yang menyediakan semua keperluan mereka," kata Kowsari yang menjabat sebagai ketua Komisi Kebijakan Luar Negeri dan Majelis Keamanan Nasional di parlemen Iran.
Ia menambahkan, pengakuan itu bisa membantu penangkapan terhadap pelaku pembunuhan ilmuwan nuklir Iran lainnya, yakni Majid Shahriari. Pada tanggal 29 November lalu, kendaraan Shahriari dan Abbasi--keduanya profesor di Universitas Shahid Behesthi di Tehra--meledak oleh serangan bom. Shariari tewas seketika, sedangkan Abbasi dan istrinya mengalami luka-luka dan segera dilarikan ke rumah sakit.
"Orang-orang yang tertangkap itu bukan pelaku pembunuhan terhadap Shahriari, tapi mereka memberikan fakta bahwa para teroris itu mendapatkan perintah dari Mossad," tukas Kowsari. (ln/prtv)