Tribunnews/Ferdinand
Massa HTI menggelar aksinya di depan Istana Presiden, Jakarta Pusat, Minggu (23/1/2011), pukul 10.00
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekitar seribu masyarakat Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), menggelar aksi demonstrasi, menyatakan negara telah gagal.
Massa yang mulai menggelar aksinya di depan Istana Presiden, Jakarta Pusat, Minggu (23/1/2011), pukul 10.00 Wib, membentangkan ratusan poster, dan spanduk yang bertuliskan sejumlah kegagalan-kegagalan pimpinan negara dalam mengelola negara ini.
Mereka menguraikan, kegagalan-kegalan itu adalah, gagal mensejahterakan rakyat, gagal memberantas korupsi, gagal memberantas mafia hukum, gagal memberangus pornografi, gagal menuntaskan kemiskinan. "Negara ini telah gagal mensejahterakan masyarakat, negara gagal memberantas kemiskinan, rakyat masih makan beras miskin," tutur seorang anggota HTI melalui pengeras suara.
Ketua DPP, HTI, Rohmat S Labib, kepada wartawan dilokasi demonstrasi, menguraikan, kegagalan-kegagalan negara tersebut, diakibatkan karena diterapkannya sistem kapitalisme, liberalisme, dan sekularisme di Indonesia. Menurutnya hanya melaui Syariah Islam, negara ini bisa diperbaiki.
"Diganti Syariah Islam itu satunya untuk menyelamatkan negara, sistem kapitaslisme, liberarilisme, dan sekulerisme penyebab kegagalan," tuturnya.
Menurutnya gagalnya negara tidak bisa disalahkan semua kepada Presiden SBY, yang memimpin jalannya negara. "Ini bukan semata kesalahan Presiden, tetapi sistem yang ada membuat semua orang menjadi pimpinan, tidak bisa berbuat apa-apa," ujarnya.
Untuk itu ia menyerukan perlunya dilakukan perbuhan sistem, dengan sistem yang baru. Dan ia melihat hanya rakyat yang bisa melakukannya. "Mengubahnya harus sistemik, bukan person perperson. Rakyat punya kekuasan mengubahnya," tutupnya.
Aksi demonstrasi yang digelar HTI untuk menyatakan kegagalan negara, juga dilangsungkan serentak di Surabaya, Banjarmasin, dan Bandung. (*)
Massa yang mulai menggelar aksinya di depan Istana Presiden, Jakarta Pusat, Minggu (23/1/2011), pukul 10.00 Wib, membentangkan ratusan poster, dan spanduk yang bertuliskan sejumlah kegagalan-kegagalan pimpinan negara dalam mengelola negara ini.
Mereka menguraikan, kegagalan-kegalan itu adalah, gagal mensejahterakan rakyat, gagal memberantas korupsi, gagal memberantas mafia hukum, gagal memberangus pornografi, gagal menuntaskan kemiskinan. "Negara ini telah gagal mensejahterakan masyarakat, negara gagal memberantas kemiskinan, rakyat masih makan beras miskin," tutur seorang anggota HTI melalui pengeras suara.
Ketua DPP, HTI, Rohmat S Labib, kepada wartawan dilokasi demonstrasi, menguraikan, kegagalan-kegagalan negara tersebut, diakibatkan karena diterapkannya sistem kapitalisme, liberalisme, dan sekularisme di Indonesia. Menurutnya hanya melaui Syariah Islam, negara ini bisa diperbaiki.
"Diganti Syariah Islam itu satunya untuk menyelamatkan negara, sistem kapitaslisme, liberarilisme, dan sekulerisme penyebab kegagalan," tuturnya.
Menurutnya gagalnya negara tidak bisa disalahkan semua kepada Presiden SBY, yang memimpin jalannya negara. "Ini bukan semata kesalahan Presiden, tetapi sistem yang ada membuat semua orang menjadi pimpinan, tidak bisa berbuat apa-apa," ujarnya.
Untuk itu ia menyerukan perlunya dilakukan perbuhan sistem, dengan sistem yang baru. Dan ia melihat hanya rakyat yang bisa melakukannya. "Mengubahnya harus sistemik, bukan person perperson. Rakyat punya kekuasan mengubahnya," tutupnya.
Aksi demonstrasi yang digelar HTI untuk menyatakan kegagalan negara, juga dilangsungkan serentak di Surabaya, Banjarmasin, dan Bandung. (*)
Post a Comment