Pemimpin oposisi Mesir dan mantan Kepala pengawas nuklir PBB Muhammad ElBaradei menyebut sistem pemerintahan negara Mesir sebagai 'negara gagal'.
"Anda perlu ke luar sistem dan memahami bahwa ini bukan sebuah sistem politik," dikutip UPI atas pernyataan ElBaradei mengatakan pada hari Selasa kemarin (28/12).
"Ini adalah sebuah sistem pemeritahan yang telah gagal di Mesir. Dan Mesir menjadi salah satu dari 60 negara yang gagal," ia melanjutkan mengatakan.
Pada akhir Oktober lalu, ElBaradei mengatakan Kairo tidak akan mampu mempertahankan semakin "otoriter"nya aturan mereka.
"Rezim ini menjadi lebih tidak populer, semakin menyadari betapa banyak orang yang membencinya, dan semakin menjadi otoriter," ElBaradei mengatakan dalam sebuah wawancara pada 30 Oktober lalu dengan surat kabar harian Austria.
"Pemerintahan Mesir tidak bisa dipertahankan dalam jangka panjang, perubahan akan datang," pungkasnya.
Awal bulan ini, hasil putaran kedua pemilihan umum Mesir diperkirakan akan memberi kemenangan besar bagi partai yang berkuasa di tengah laporan banyaknya intimidasi pemilih dan kecurangan pemilu.
Dipimpin oleh Presiden Mesir Husni Mubarak, Partai Demokratik Nasional menyapu hampir 80 persen dari 508 kursi parlemen.
Ikhwanul Muslimin, kelompok oposisi terbesar negara itu, yang memenangkan seperlima dari kursi parlemen pada pemilu 2005, tidak berhasil mendapatkan salah satu dari 130 kursi untuk calon mereka ke parlemen.
Kelompok hak asasi manusia mengecam pemerintah Mesir atas tindakan mereka menekan calon oposisi dan pendukung mereka.(fq/prtv)
"Anda perlu ke luar sistem dan memahami bahwa ini bukan sebuah sistem politik," dikutip UPI atas pernyataan ElBaradei mengatakan pada hari Selasa kemarin (28/12).
"Ini adalah sebuah sistem pemeritahan yang telah gagal di Mesir. Dan Mesir menjadi salah satu dari 60 negara yang gagal," ia melanjutkan mengatakan.
Pada akhir Oktober lalu, ElBaradei mengatakan Kairo tidak akan mampu mempertahankan semakin "otoriter"nya aturan mereka.
"Rezim ini menjadi lebih tidak populer, semakin menyadari betapa banyak orang yang membencinya, dan semakin menjadi otoriter," ElBaradei mengatakan dalam sebuah wawancara pada 30 Oktober lalu dengan surat kabar harian Austria.
"Pemerintahan Mesir tidak bisa dipertahankan dalam jangka panjang, perubahan akan datang," pungkasnya.
Awal bulan ini, hasil putaran kedua pemilihan umum Mesir diperkirakan akan memberi kemenangan besar bagi partai yang berkuasa di tengah laporan banyaknya intimidasi pemilih dan kecurangan pemilu.
Dipimpin oleh Presiden Mesir Husni Mubarak, Partai Demokratik Nasional menyapu hampir 80 persen dari 508 kursi parlemen.
Ikhwanul Muslimin, kelompok oposisi terbesar negara itu, yang memenangkan seperlima dari kursi parlemen pada pemilu 2005, tidak berhasil mendapatkan salah satu dari 130 kursi untuk calon mereka ke parlemen.
Kelompok hak asasi manusia mengecam pemerintah Mesir atas tindakan mereka menekan calon oposisi dan pendukung mereka.(fq/prtv)
Post a Comment