Pasukan Pertahanan Israel (IDF) berencana untuk memblokir situs-situs terkemuka beberapa di antaranya adalah situs jejaring sosial Facebook dan Twitter, serta situs-situs email seperti Gmail - kata seorang pejabat intelijen militer mengatakan kepada Channel 2, Selasa kemarin (19/10).
Kepala korps intelijen keamanan informasi Israel, Gadi Abadi mengatakan bahwa situs-situs tersebut akan diblokir pada komputer yang memiliki koneksi internet di pangkalan-pangkalan militer dan kantor dimana dokumen-dokumen rahasia disimpan.
Namun, situs-situs itu tetap akan bisa diakses dari komputer yang terletak di ruang istirahat unit.
Tentara Israel masih akan dapat mengakses situs yang diblokir lewat telepon selular mereka.
Abadi menjelaskan bahwa blok tersebut bertujuan untuk menjaga keamanan informasi.
"Mereka adalah prajurit yang baik yang sangat peduli tentang keamanan, tetapi mereka adalah manusia biasa. Ketika seorang tentara berada di kantornya di unit, risiko kebingungan dan kesalahan tetap tinggi. Bila Anda memisahkan lingkungan kerja dari lingkungan non-operasi, jumlah kesalahan menurun dengan tajam."
Setelah Perang Lebanon Kedua pada tahun 2006, IDF membentuk unit khusus yang bertujuan untuk mencegah kebocoran informasi rahasia ke internet melalui jaringan sosial. Unit tersebut akan menscan daftar situs web populer seperti Facebook, Twitter dan MySpace mengalami pelanggaran keamanan.
Intelijen Militer juga menyebarkan memo pada protokol transfer informasi online dalam upaya untuk meningkatkan kesadaran tentang bahaya kebocoran informasi yang tidak disengaja tersebut.
"Siapa yang telah membagi-bagikan hadiah kepada Hamas?" tulis memo tersebut. "Gambar-gambar dari informasi rahasia dapat dikumpulkan dileatkkan secara online di forum Hamas! Foto-foto ini termasuk senjata IDF, latihan militer selama Cast Lead, foto-foto pejabat senior, foto pesawat drone dan banyak lagi. Sebagian besar foto-foto ini diupload ke situs jejaring sosial oleh tentara IDF. Paparan informasi rahasia tersebut dapat merusak unsur kejutan dan dapat menyebabkan serangan terhadap pasukan kita."(fqhrzt)
Kepala korps intelijen keamanan informasi Israel, Gadi Abadi mengatakan bahwa situs-situs tersebut akan diblokir pada komputer yang memiliki koneksi internet di pangkalan-pangkalan militer dan kantor dimana dokumen-dokumen rahasia disimpan.
Namun, situs-situs itu tetap akan bisa diakses dari komputer yang terletak di ruang istirahat unit.
Tentara Israel masih akan dapat mengakses situs yang diblokir lewat telepon selular mereka.
Abadi menjelaskan bahwa blok tersebut bertujuan untuk menjaga keamanan informasi.
"Mereka adalah prajurit yang baik yang sangat peduli tentang keamanan, tetapi mereka adalah manusia biasa. Ketika seorang tentara berada di kantornya di unit, risiko kebingungan dan kesalahan tetap tinggi. Bila Anda memisahkan lingkungan kerja dari lingkungan non-operasi, jumlah kesalahan menurun dengan tajam."
Setelah Perang Lebanon Kedua pada tahun 2006, IDF membentuk unit khusus yang bertujuan untuk mencegah kebocoran informasi rahasia ke internet melalui jaringan sosial. Unit tersebut akan menscan daftar situs web populer seperti Facebook, Twitter dan MySpace mengalami pelanggaran keamanan.
Intelijen Militer juga menyebarkan memo pada protokol transfer informasi online dalam upaya untuk meningkatkan kesadaran tentang bahaya kebocoran informasi yang tidak disengaja tersebut.
"Siapa yang telah membagi-bagikan hadiah kepada Hamas?" tulis memo tersebut. "Gambar-gambar dari informasi rahasia dapat dikumpulkan dileatkkan secara online di forum Hamas! Foto-foto ini termasuk senjata IDF, latihan militer selama Cast Lead, foto-foto pejabat senior, foto pesawat drone dan banyak lagi. Sebagian besar foto-foto ini diupload ke situs jejaring sosial oleh tentara IDF. Paparan informasi rahasia tersebut dapat merusak unsur kejutan dan dapat menyebabkan serangan terhadap pasukan kita."(fqhrzt)
Post a Comment