Ketua Lembaga Pengkajian dan Penelitian Islam (LPPI) H.M Amin Djamaludin mengaku tidak terkejut dengan statemen Sekjen PKS Anis Mata dan klarifikasi DPP PKS yang disampaikan Nabil Al Musawa.
"Bagi saya itu bukan masalah baru. Coba bayangkan, saat umat Islam demo bubarkan Ahmadiyah, PKS malah calonkan orang Ahmadiyah jadi wakil walikota", ungkap Amin kepada Suara Islam, Ahad (10/10).
Menurut Amin, pada pemilihan calon walikota dan wakil walikota Bogor periode 2004-2009 lalu, PKS telah memasangkan calonnya Tb. Soemanjaya dengan Sukmana Soma yang merupakan pengurus pusat Jemaah Ahmadiyah. Perselingkuhan politik ini diduga karena pertimbangan suara. Sebab pengikut Ahmadiyah di Bogor cukup banyak, jadi cukup untuk modal suara pasangan itu.
Amin juga mengkritisi pernyataan Nabil Al Musawa. Menurut Amin, perlakuan Khulafaur Rasyidin terhadap pengikut nabi palsu Musailama Al Kadzab telah jelas, diperangi atau taubat kembali kepada Islam. Tidak seperti yang dijelaskan Nabil.
Sikap PKS yang seperti ini dinilai oleh pakar aliran sesat itu sebagai 'hal yang biasa'. "Artis porno (Ariel-Luna, red) saja mau ditampung, apalagi Ahmadiyah", tutupnya.
Sementara itu, menghadapi rencana pemilihan walikota Depok, pimpinan Majelis Az Zikra, Ustadz M. Arifin Ilham menegaskan di depan jamaahnya bahwa ia tidak ikut terlibat dalam dukung mendukung walikota depok.
"Arifin Ilham gak akan dukung mendukung walikota Depok. Dari calon walikota Depok, cuma pasangan Yuyun-Pribadi yang mau menandatangani komitmen bubarkan Ahmadiyah. Karena itu jangan bawa-bawa Partai Islam kalau tidak komitmen pada Islam. Arifin berharap Depok di pimpin yang amanah oleh mereka yang amanah, bukan janji-janji," ujarnya.
Sebelumnya, pasangan Yuyun-Pri di depan FPI Depok telah menandantangani kesepakatan untuk pembubaran Ahmadiyah kalau terpilih menjadi walikota. (shodiq ramadhan)
SUMBER
Percobaan
ReplyDelete