Hapus Subsidi untuk Kesejahteraan, Akal-Akalan Kapitalis Kuasai Sektor Hilir Migas
Desakan Bank Dunia agar pemerintah menghapus subsidi BBM supaya kesejahteraan dirasakan semua orang, menurut pengamat ekonomi Arim Nasim, merupakan akal-akalannya para kapitalis untuk menguasai sektor hilir. “Setelah berhasil menguasai sektor hulu, para kapitalis dengan keserakahannya ingin menguasai sektor hilir maka sarananya adalah terus menerus agar pemerintah mencabut subsidi BBM!” tegasnya kepada mediaumat.com, Selasa (24/6) melalui surat elektronik.
Agar pencabutan subsidi tersebut disetujui maka dibuatlah alasan seolah-olah ‘subsidi membebani APBN’ dan ‘subsidi tidak tepat sasaran hanya dimikmati oleh orang kaya’. “Padahal yang jelas-jelas membebani APBN adalah utang baik pokok maupun bunganya,” ungkap Arim.
Arim juga menyebutkan Bank Dunia merupakan salah satu sarana yang dibuat oleh para kapitalis barat untuk menjajah ekonomi negara-negara berkembang yang kaya sumber daya alam. Maka wajar saran yang diberikan adalah untuk mengokohkan penjajahan ekonomi melalui bantuan atau pinjaman yang diberikan para kapitalis dengan memaksakan kebijakan privatisasi dan liberalisasi seperti UU Migas, UU SJSN dan lainnya.
Sebelumnya, Direktur Kemiskinan Bank Dunia untuk Asia Pasifik Timur, Sudhir Shetty, menyatakan kesejahteraan bisa dirasakan semua orang asalkan subsidi BBM dikurangi, bahkan dihilangkan. Kemudian dialihkan ke program masyarakat miskin yang membutuhkan. “Ini perlu dipikirkan oleh pengambil keputusan,” tegasnya dalam Seminar Bank Dunia, Indonesia: Avoiding The Trap, Senin *23/6) di Hotel Mandarin, Jakarta.[] Joko Prasetyo
[htipress/www.globalmuslim.web.id]
Desakan Bank Dunia agar pemerintah menghapus subsidi BBM supaya kesejahteraan dirasakan semua orang, menurut pengamat ekonomi Arim Nasim, merupakan akal-akalannya para kapitalis untuk menguasai sektor hilir. “Setelah berhasil menguasai sektor hulu, para kapitalis dengan keserakahannya ingin menguasai sektor hilir maka sarananya adalah terus menerus agar pemerintah mencabut subsidi BBM!” tegasnya kepada mediaumat.com, Selasa (24/6) melalui surat elektronik.
Agar pencabutan subsidi tersebut disetujui maka dibuatlah alasan seolah-olah ‘subsidi membebani APBN’ dan ‘subsidi tidak tepat sasaran hanya dimikmati oleh orang kaya’. “Padahal yang jelas-jelas membebani APBN adalah utang baik pokok maupun bunganya,” ungkap Arim.
Arim juga menyebutkan Bank Dunia merupakan salah satu sarana yang dibuat oleh para kapitalis barat untuk menjajah ekonomi negara-negara berkembang yang kaya sumber daya alam. Maka wajar saran yang diberikan adalah untuk mengokohkan penjajahan ekonomi melalui bantuan atau pinjaman yang diberikan para kapitalis dengan memaksakan kebijakan privatisasi dan liberalisasi seperti UU Migas, UU SJSN dan lainnya.
Sebelumnya, Direktur Kemiskinan Bank Dunia untuk Asia Pasifik Timur, Sudhir Shetty, menyatakan kesejahteraan bisa dirasakan semua orang asalkan subsidi BBM dikurangi, bahkan dihilangkan. Kemudian dialihkan ke program masyarakat miskin yang membutuhkan. “Ini perlu dipikirkan oleh pengambil keputusan,” tegasnya dalam Seminar Bank Dunia, Indonesia: Avoiding The Trap, Senin *23/6) di Hotel Mandarin, Jakarta.[] Joko Prasetyo
[htipress/www.globalmuslim.web.id]
Post a Comment