Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Panjaitan menolak sejumlah permintaan tokoh Gereja Injili Di Indonesia (GIDI) sebagai syarat agar pelaksanaan Salat Idul Adha di Tolikara dapat berlangsung dengan aman.
Ustaz Ali Muchtar, Imam Masjid Baitul Muttaqin, Tolikara, Papua, kepada VIVA.co.id menjelaskan, penolakan Menkopolhukam disampaikan saat rapat koordinasi pelaksanaan salat Idul Adha di Tolikara pada Sabtu, 5 September 2015, di rumahnya.
“GIDI memang meminta ada pemulihan nama baik GIDI karena telah dianggap intoleransi dan bahkan dianggap gerakan separtis,” kata Ali Muchtar, Senin 7 September 2015.
Selain itu, GIDI juga meminta agar pemerintah membuka lagi gereja GIDI di Solo agar masyarakat dapat kembali menjalankan ibadah seperti biasa.
“Tapi yang penting ini, mereka mengatakan pelaksanaan Salat Idul Adha di Tolikara tidak dijamin aman apabila dua pemuda yang ditahan Polda tidak dibebaskan. Mereka minta masalah ini diselesaikan dengan jalan perdamaian adat,” kata Ali.
Namun, permintaan itu ditolak oleh Menko Polhukam. Luhut memastikan kalau persoalan di Tolikar akan diselesaikan dengan hukum. Kedua tersangka dalam insiden Tolikara saat pelaksanaan salat Idul Idul Fitri 17 Juli 2015 lalu, tidak akan dibebaskan.
“Pak Luhut minta pelaksanaan salat Idul Adha harus bisa dilaksanakan dan dijamin keamanannya. Tokoh gereja diminta memastikan masyarakat tenang dan memastikan tidak ada keributan,” kata Ali. (viva.co.id, 7/9/2015)
[www.globalmuslim.web.id]
Post a Comment