Pondasi Ekonomi Indonesia Rapuh, Utang Menumpuk, Devisa Terancam Hot Money




JAKARTA,  Cadangan devisa negara yang sudah melampaui Rp 100 triliun dinilai belum sepenuhnya memberikan jaminan aman bagi perekonomian Indonesia. Sebab, saat ini Indonesia masih dipenuhi aliran modal asing yang bisa keluar masuk sesaat atau biasa disebut hot money.

         

"Supaya dana asing itu bisa betah c
aranya cuma satu, buat ekonomi Indonesia mampu menjanjikan keuntungan jangka panjang," ujar ekonom Universitas Indonesia Faisal Basri, Kamis (24/3). Menurut dia, realisasi investasi di Indonesia masih cukup rendah.
Hal itu, lanjut dia, menunjukkan rapuhnya pondasi pertumbuhan ekonomi negeri ini. Pertumbuhan ekonomi juga kurang berkualitas karena sektor yang tidak diperdagangkan (non-tradable) lebih dominan ketimbang sektor yang bisa diperdagangkan (tradable atau riil). "Disebut kurang berkualitas karena sektor yang tidak diperdagangkan umumnya kurang menyerap tenaga kerja," lanjutnya.
Selain itu, hingga saat ini Indonesia masih dibebani banyak utang. Baik itu utang luar negeri maupun utang di dalam negeri. Dengan pondasi yang begitu rapuh, Faisal khawatir Indonesia tidak mampu mengatasi pembalikan modal asing secara besar-besaran (sudden reversal). "Jadi sebaiknya uang panas itu didinginkan," sarannya.
Faisal memberikan arahan supaya uang panas itu bisa ditekan melalui beberapa tahap. Langkah pertama, yaitu memperbaiki iklim investasi. Langkah kedua, perkuat kaitan sektor riil dan sektor keuangan. Di pasar modal, misalnya, perlu dipacu masuknya emiten baru. "Contoh lain, penerbitan Surat Utang Negara (SUN) seyogianya diprioritaskan untuk investasi pemerintah seperti pembangunan infrastruktur," lanjutnya.
Seperti diketahui, Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution mengatakan, hingga 10 Maret 2011 cadangan devisa mencapai USD 102,02 miliar. Dia menyebut hal itu sejalan dengan terus membaiknya perekonomian Indonesia. Bahkan, Darmin mengaku optimistis cadangan devisa Indonesia hingga akhir tahun bisa USD 110 miliar-USD 120 miliar atau tertinggi dalam sejarah Indonesia.
Posisi cadangan devisa Indonesia saat ini sudah cukup kuat untuk menahan jika terjadi pembalikan modal asing besar-besaran. Menurut Darmin, penguatan cadangan devisa menjadi salah satu alasan Fitch Ratings menaikkan outlook peringkat utang Indonesia dari BB+ Outlook Stabil menjadi BB+ Outlook Positif. Melalui peningkatan peringkat itu, Indonesia selangkah lagi menuju investment grade.(ach/jpn/RIMANEWS)