Meskipun Gencatan Senjata, Pasukan Libya Tetap Serang Warga Sipil


Pasukan yang setia terhadap penguasa Libya Muammar Gaddafi tetap melakukan serangan mereka di kota barat penting yang strategis Misratah, meskipun Gaddafi berjanji adanya gencatan senjata.

Pasukan yang setia kepada Kolonel Gaddafi memasuki kota Misratah pada hari Jumat kemarin (18/3), setelah pesawat tempur kembali membom kota itu.
Ledakan dan tembakan juga telah terdengar di ibukota, Tripoli.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Libya Mussa Kussa mengumumkan adanya gencatan senjata segera dan menghentikan semua operasi militer di negara itu.
Kussa mengatakan pemerintah Libya akan menghormati resolusi yang disahkan oleh Dewan Keamanan PBB pada hari Kamis sebelumnya.
Resolusi PBB mendukung semua langkah yang diperlukan untuk menghentikan pasukan Gaddafi dari menyerang pejuang oposisi, selain pengenaan zona larangan terbang di atas Libya.
Beberapa negara Eropa telah sepakat untuk berpartisipasi dalam operasi militer bersama melawan Libya.
Namun, negara-negara lain, termasuk Rusia menyatakan dengan jelas bahwa mereka tidak akan berpartisipasi dalam intervensi ke Libya.
Sementara itu, rezim Gaddafi membantah laporan bahwa mereka telah melanjutkan serangan di kota-kota barat Misratah dan Zintan.
Rezim yang diperangi telah meminta Turki, Malta dan China untuk mengirim pengamat untuk memantau gencatan senjata.
"Kami berada dalam kontak dengan Turki, Malta dan Cina dan kami telah meminta mereka untuk mengirim pengamat untuk memantau gencatan senjata," kata seorang pejabat Libya kepada AFP pada kondisi anonimitas.(fq/prtv)