Menteri Jerman: Muslim dan Islam Bukan Bagian dari Jerman

Menteri Dalam Negeri Jerman yang baru menegaskan kalau Jerman bukanlah tempat bagi Islam. Pernyataan pejabat tinggi ini makin memperkeruh debat integrasi warga Jerman dengan warga Muslim Jerman yang berjumlah empat juta jiwa.
Hans-Peter Friederich menyatakan hal ini ketika ditanya oleh wartawan terkait penembakan di Bandara Frankfurt yang menewaskan dua tentara AS dan dua tentara lainnya terluka. Polisi menduga, penyerang tentara AS itu pemuda imigran Muslim dari Kosovo.
Dengan profil tersebut, aparat Jerman langsung menuduh apa yang dilakukan pemuda itu adalah aksi terorisme.
“Orang beragama Islam memang boleh tinggal di Jerman yang modern ini. Tapi kalau menyatakan bahwa Jerman adalah tempat bagi Islam itu bukanlah fakta yang didukung oleh sejarah,” katanya
Pernyataan Friederich langsung memicu kontroversi di dalam parlemen. Menteri Hukum Sabine Leutheusser-Schnarreberger mengatakan, “Tentu saja Islam diterima di Jerman.” Schnarreberger berasal dari Partai FDP yang menjalin koalisi dengan Partai Uni Kristen Demokrat dan Angela Merkel, konselor Jerman.
“Saya harap menteri yang baru ini mengikuti kebijakan menteri sebelumnya Thomas de Maiziere dan betul-betul bertanggungjawab terhadap kebijakan integrasi Jerman. Dia harus berkampanye agar rakyat Jerman bersatu, bukannya memecah belah,” kata Schnarreberger.
Politisi FDP lainnya, Hartfrid Wolff, mendukung pernyataan rekannya ini. “Islam sudah menjadi bagian di Jerman sejak beberapa generasi. Yang mengingkari fakta ini adalah orang yang sangat naif,” katanya.
Ketua Dewan Pusat Muslim Jerman Aiman Mayzek mengatakan, pemerintah harus mendukung integrasi warga Muslim Jerman. Warga Muslim jangan lagi dipisahkan secara sosial. Isu Muslim dan integrasi warga Jerman memang memanas akhir-akhir ini menyusul banyak tokoh ekstrim kanan yang mendapat popularitas, seperti Thilo Sarrazin.
Dalam bukunya, Sarrazin mengatakan, bila Jerman menerima warga Muslim akan memperlemah negara. Malah ia mengatakan warga Jerman keturunan Arab dan Turki akan membuat Jerman menjadi negara bodoh. (republika.co.id, 4/3/2011)