Den Haag - Masih ingat Presiden SBY sempat masuk nominasi penerima Nobel Perdamaian 2006, yang kemudian dimenangkan Muhammad Yunus dari Bangladesh? Ternyata, adalah pemerintah AS yang menominasikan SBY, bahkan sempat meminta Belanda mendukung dengan surat rekomendasi.
Hal ini terungkap dalam kawat diplomatik Kedubes AS di Den Haag yang dibocorkan WikiLeaks pada 20 Januari 2011. Kawat tertanggal 30 Maret 2006 itu berisi pertemuan anggota Kongres AS Robert Wexler dengan Menlu Belanda Ben Bot.
Wexler meminta masukan dari Bot, bagaimana cara menjalin hubungan dengan Indonesia, karena Belanda sudah ratusan tahun berhubungan dengan Indonesia. Wexler mengatakan bahwa dia menominasikan SBY untuk meraih Nobel perdamaian.
“Wexler mengatakan pada Bot bahwa dia menominasikan Presiden Yuhoyono untuk hadian Nobel Perdamaian dan dengan bercanda meminta Bot menulis surat untuk mendukung nominasi ini,” demikian kawat tersebut.
Bot yang lahir di Indonesia dan berkunjung tiap tahun ke Indonesia, memberikan saran agar Indonesia diberikan perhatian lebih. Indonesia adalah negara Muslim terbesar dan dianggap Bot, pro dengan Barat.
“Menjelaskan Indonesia itu stabil, pro-Barat dan demokratis, Bot mengatakan Indonesia bisa menjadi perimbangan regional menghadapi China, India dan Pakistan,” kata Bot.
Namun, untuk mengimbangi kekuatan 3 negara itu, menurut Bot, Indonesia masih harus banyak dibenahi. Kekuatan militer Indonesia harus dimodernisasi. Bot percaya dengan kemampuan SBY yang merupakan mantan jenderal.
“Mantan jenderal yang disukai dan dapat dipercaya sebagai presiden, (SBY) bisa mengatasi tantangan-tantangan tersebut,” tutupnya. (detiknews.com, 24/1/2011)
Post a Comment