Rusia Ancam NATO Dengan "Serangan" Nuklir

Presiden Rusia Dmitry Medvedev memipin sebuah pertemuan dengan anggota Majelis Publik di kediaman Gorki di luar Moskow pada 20 Januari. Presiden tersebut meminta kejelasan NATO atas peranan negaranya dalam sistem misil Eropa jika tidak akan terpaksa mengambil sebuah serangan senjata nuklir. (Foto: Getty Images) MOSKOW (Berita SuaraMedia) – Presiden Rusia telah meminta NATO untuk mengklarifikasi peranan Moskow di dalam sebuah sistem misil Eropa, memperingatkan jika tidak ada persetujuan yang dicapai, Rusia akan dipaksa untuk menempatkan "serangan" senjata nuklir. "Jadi ini bukanlah masalah gurauan. Kami berharap dari rekan NATO kami sebuah jawaban langsung dan tidak ambigu," Dmitry Medvedev mengatakan selama sebuah pertemuan dengan duta NATO Rusia, Dmtry Rogozin.
"Di kasus lainnya, kami baik itu bersama dengan NATO, atau kami secara terpisah menemukan sebuah tanggapan yang sesuai dengan masalah yang ada," ia mengatakan.
Di bawah mantan Presiden AS George W. Bush, AS mengusulkan sebuah rencana untuk menempatkan sebuah sistem misil di Polandia dan Republik Czech – sebuah rencana yang dengan keras ditentang oleh Rusia.
Moskow mengatakan bahwa pihaknya akan menganggap sebuah penempatan semacam itu sebuah ancaman bagi kedaulatannya dan akan memberikan tanggapan sebagaimana mestinya terhadap ancaman tersebut.
Presiden AS, Barack Obama kemudian menghapuskan rencana yang mengusulkan Rusia untuk bergabung dalam sistem misil tersebut.
Rusia dan NATO setuju untuk bekerjasama pada sebuah rencana sistem misil gabungan di Eropa selama sebuah pertemuan Dewan NATO-Rusia di Lisbon pada November tahun lalu.
Pihak-pihak tersebut setuju untuk memformulasikan masa kerja untuk kerjasama dalam masalah sistem misil pada Juni 2011.
"Baik itu kami setuju untuk beberapa prinsip tertentu dengan NATO, atau kami gagal untuk menyetujui, dan kemudian di masa mendatang kami dipaksa untuk mengadopsi keseluruhan serangkaian keputusan yang tidak menyenangkan yang berhubungan dengan penempatan sebuah kelompok serangan misil nuklir," Medvedev dikutip oleh kantor berita AFP ketika mengatakan.
Rusia telah lama berkeberatan terhadap perluasan ke arah timur NATO, dan prospek keanggotaan NATO untuk Ukraina dan Georgia dapa menempatkan aliansi sepanjang perbatasan bagian timur Rusia. Ketegangan dengan NATO telah meningkat sejak Perang singkat Russo-Georgian pada tahun 2008.
Rusia telah menunjukkan rasa khawatir tentang rencana AS untuk menempatkan interseptor (pencegat) misil di Eropa Timur, sebuah perselisihan yang nampaknya akan segera mati dengan penggagalan rencana pangkalan Czech dan Polandia.
Pada awal tahun 2010, AS menempatkan interseptor di bagian timur Polandia dan Rumania yang menyebabkan Rusia sekali lagi melihat dengan rasa curiga pada sebuah rencana yang dengan pura-pura ditujukan pada Iran, namun dengan jelas menempatkan sistem pertahanan AS dengan tepat sepanjang barisan depan Rusia, dan sebagian besar di luar jangkauan hipotetis Iran. (ppt/pv/aw) www.suaramedia.com