Bawa Buku "Berbahaya" Tentang SBY, Mantan Aktivis HMI Diamankan

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Gara-gara membawa buku berjudul 'SBY Antek Yahudi-AS? Suatu Kondisional Menuju Revolusi' karya Eggi Sudjana, seorang mantan aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) sempat diamankan. (foto: Google)
JAKARTA (Berita SuaraMedia) - Gara-gara membawa buku berjudul 'SBY Antek Yahudi-AS? Suatu Kondisional Menuju Revolusi' karya Eggi Sudjana, seorang mantan aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) sempat diamankan. Mantan aktivis HMI itu tertangkap dalam razia Sikat Jaya di Jl Gunung Sahari, Jakarta.

Kepala Kepolisian Sektor Kemayoran Jakarta Pusat Komisaris JR Sitinjak membenarkan penangkapan Syahrul Efendi Dasopang karena ketahuan membawa buku berjudul "SBY Antek Yahudi-AS? Suatu Kondisional Menuju Revolusi" yang ditulis Eggi Sudjana.
"Benar, dia (Syahrul) sempat kami amankan saat aparat menggelar Operasi Sikat Jaya di kawasan Gunung Sahari, Jakarta Pusat, Rabu 12 Januari 2011 lalu," ujarnya saat dihubungi wartawan.

Kejadian itu bermula, saat petugas tidak berseragam itu, meminta Syahrul menunjukkan surat identitasnya. Selain itu, tas miliknya digeledah. Saat diperiksa ternyata di dalam tas ditemukan empat buah buku berjudul "SBY Antek Yahudi-AS? Suatu Kondisional Menuju Revolusi." "Kami kemudian membawanya ke Polsek Kemayoran untuk diinterogasi, terkait kepemilikan buku itu dan akan dibawa kemana buku tersebut," kata Kapolsek.

Namun, menurut pengakuan Syahrul, kata Kapolsek, buku itu dititipkan dari salah satu temannya. "Setelah kami mintai keterangan, hari itu juga Syahrul diperbolehkan pulang," ujarnya.

Sedangkan buku yang dibawanya itu, akhirnya ditinggal di Polsek Kemayoran. "Kalau bukunya dianggap berbahaya, ya silakan baca saja. Saya tinggalkan di sini," ujar Kapolsek menirukan Syahrul saat itu.

Seperti diketahui, kronologi penangkapan Syahrul terjadi Rabu malam 12 Januari 2011, ia mendapat pesanan dari seorang pembeli buku melalui telepon. Syahrul dan pembeli buku pun sepakat untuk bertemu di kawasan Senen, Jakarta Pusat.

Dengan menggunakan motor, ia meluncur ke lokasi. Karena masih memiliki banyak waktu, Syahrul mengarahkan motornya ke kawasan Gunung Sahari untuk mengurus suplai buku ke sebuah distributor. Tetapi sebelum tiba di tujuan, di tengah jalan, rupanya sedang digelar razia.

Oleh petugas tidak berseragam itu, Syahrul diminta menunjukkan surat identitasnya. Selain itu, tas miliknya digeledah. Saat diperiksa ternyata di dalam tas ditemukan empat buah buku karya Eggi Sudjana itu. Akhirnya perkara beralih kepada masalah buku yang saya bawa di dalam tas.

Di Polsek Kemayoran itu Syahrul menjalani pemeriksaan dan dibuatkan Berita Acara Pemeriksaan (BAP). Dalam BAP itu ia ditanya untuk siapa buku yang dibawa itu, dari mana diperoleh, dan apa sebetulnya isi buku itu.

"Oh bukan ditangkap. Itu pas operasi Sikat Jaya. Kita bawa ke kantor untuk diinterogasi," ujar Kapolsek Kemayoran Kompol JR Sitinjak saat dikonfirmasi mengenai tertangkapnya mantan aktivis HMI itu, Kamis (20/1/2011).

Saat razia, imbuh Sitinjak, Syahrul yang mengendarai motor membawa buku karya Eggi Sudjana tersebut. Menurut Syahrul hendak dititipkan. Syahrul juga memberikan satu buku untuk polisi.

"Kalau nggak percaya, saya tinggalin saja nih bukunya di Polsek, Bapak baca-baca deh bukunya, ada yang nggak yang berbahaya di situ?" kata Sitinjak menirukan Syahrul yang akhirnya meninggalkan satu buku di Polsek.

Syahrul akhirnya tidak ditahan dan dilepas hari itu juga. (fn/vs/dt) www.suaramedia.com