JAKARTA (voa-islam.com) – Umat Kristen digegerkan oleh skandal memalukan di kampus teologi. Seorang pendeta dari gereja HKBP (Huria Kristen Batak Protestan) divonis hanya lima tahun dalam kasus pelecehan seksual terhadap 19 orang mahasiswi teologi HKBP. Kabar memalukan itu diberitakan oleh majalah Kristen selama empat edisi berturut-turut.
Majalah Narwastu edisi November 2010 memuat berita yang menghebohkan tentang skandal perzinahan yang dilakukan Pendeta HKBP Laguboti, Toba Samosir, Sumatera Utara. Sebelumnya, Majalah rohani kristiani itu membleceti kasus memalukan Pendeta Siman Hutahaean STh pada edisi Juli 2010, Agustus 2010 dan September 2010.
Akibat perbuatannya yang melecehkan 19 mahasiswi Sekolah Biblevrouw HKBP Laguboti, Toba Samosir, Sumatera Utara, beberapa bulan lalu, Pendeta Siman Hutahaean divonis lima tahun penjara oleh Pengadilan Negeri (PN) Balige.
Kasus ini mencuat ke ranah hukum dan menjadi konsumsi pemberitaan publik, setelah 19 mahasiswi HKBP itu melakukan gugatan hukum, karena perlakuan Pendeta Siman Hutahaean STh amat tidak senonoh dan merusak citra pelayanan di HKBP. Akibat ulahnya tersebut, jaksa penuntut umum menuntut hukuman tujuh tahun terhadap Pendeta HKBP ini.
Namun setelah beberapa kali persidangan, akhirnya Majelis Hakim memutuskan vonis hukuman lima tahun penjara dengan potongan selama ditahan.
....hukuman terhadap Pendeta Siman Hutahaean STh harus diberikan agar ada efek jera terhadap pelayan supaya hati-hati melayani sesamanya yang berlainan jenis....
Kuasa hukum 19 mahasiswi korban pelecehan seksual di gereja HKBP, Jose Silitonga SH mengatakan kepada Majalah Narwastu menuturkan, hukuman terhadap Pendeta Siman Hutahaean STh harus diberikan agar ada efek jera terhadap pelayan supaya hati-hati melayani sesamanya yang berlainan jenis.
Jose menambahkan, hukuman terhadap Pendeta Siman Hutahaean STh itu kiranya bisa menyadarkan pimpinan HKBP agar jangan sombong, tapi tetap rendah hati terhadap jemaat.
....Jangan pula pimpinan HKBP hanya ingin memerah susu domba-dombanya, tapi pikirkanlah apa kebutuhan domba-domba tersebut....
“Jangan jemaat atau orang-orang kecil, seperti mahasiswi Biblevrouw diremehkan. Mereka pun hamba-hamba Tuhan dan mesti dihargai. Jangan pula pimpinan HKBP hanya ingin memerah susu domba-dombanya, tapi pikirkanlah apa kebutuhan domba-domba tersebut. Kasus HKBP Ciketing Bekasi, HKBP Filadelfia dan HKBP Cinere seharusnya bisa menyadarkan pimpinan HKBP agar rendah hati. Jangan hanya memikirkan uang dan jabatan saja,” tegas pengacara vokal yang berjemaat di HKBP Kelapa Gading, Jakarta Utara ini.
Terhadap warga HKBP, khususnya yang awam soal hukum Jose mengatakan, ia akan terus memberikan pengetahuan hukumnya lewat diskusi atau ceramah, sehingga pelayan-pelayan HKBP tidak dibodoh-bodohi oleh pihak lain. Misalnya, baru-baru ini Jose sudah diundang pimpinan Sekolah Biblevrouw HKBP Laguboti untuk memberi ceramah tentang hukum, sehingga mahasiswi itu cerdas secara hukum.
....Kasus HKBP Ciketing Bekasi, HKBP Filadelfia dan HKBP Cinere seharusnya bisa menyadarkan pimpinan HKBP agar rendah hati. Jangan hanya memikirkan uang dan jabatan saja....
“Saya akan membela orang-orang yang tertindas di HKBP, sekalipun harus berhadapan dengan pimpinan HKBP,” pangkas Jose yang juga ketua PERWAMKI (Persekutuan Wartawan Media Kristiani Indonesia) ini.
Menurut laporan SIB, aksi pelecehan seksual itu dilakukan Pendeta Siman Hutahaean STh dengan modus pelajaran meditasi. Aksinya sendiri dilakukan dengan cara memanggil mahasiswi untuk pelajaran meditasi. Saat itulah kesempatan dipergunakan SH untuk melakukan aksinya hingga terbongkarnya kasus ini sendiri ke publik. [taz/dbs]
Post a Comment