Pemerintah Kampanyekan Gerakan Nasional Satu Hari Tanpa Nasi
Jakarta - Pemerintah akan terus mengkampanyekan mengurangi konsumsi nasi masyarakat dengan kampanye satu hari tanpa nasi atau one day no rice. Di berbagai daerah gerakan one day no rice sudah bergulir selama setahun ini.
Kepala Pusat Konsumsi dan Keamanan Pangan Badan Ketahanan Pangan (BKP) Mulyono Machmur mengatakan gerakan mengurangi makan nasi merupakan bagian upaya pemerintah mensukseskan diversifikasi pangan nasional. Hal ini agar ketergantungan pangan pada nasi/beras tidak terlalu tinggi sehingga stabilitas pangan bisa tetap terjaga.
Ia menuturkan pada era tahun 1950-60-an ketergantungan pangan masyarakat Indonesia pada nasi atau beras masih sebesar 53%, namun kini ketergantungan itu semakin tinggi hingga 92-95%.
"Kita inginnya kampanye ini akan berskala nasional, sekarang masih di level bawah dahulu dimulai dari pemda-pemda," katanya di kantor Menkominfo Jakarta, Selasa (12/10/2010).
Semenjak bergulir setahun lalu kampanye One Day No Rice sudah diterapkan di pemda-pemda seperti Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, Maluku Utara bahkan beberapa daerah di Sumatera dan lain-lain.
"Intinya dari kampanye ini bagaimana menyadarkan orang tanpa makan nasi pun bisa," katanya.
Ia menjelaskan diberbagai daerah kampanye ini dimulai dari tingkat birokrasi di pegawai di tingkat provinsi maupun kabupaten. Implementasinya beragam, ada beberapa daerah yang menerapkan satu minggu satu hari, ada yang satu bulan satu hari dan lain-lain.
"Bahkan di Manado misalnya 2 hari seminggu," katanya.
Pemerintah berharap dari kampanye ini, konsumsi beras masyarakat bisa dikurangi dengan makanan pokok lainnya atau pangan lainnya seperti sayuran, buah-buahan, protein hewani maupun nabati. Meski ia mengakui soal diversifikasi pangan erat kaitannya dengan tingkat pendapatan masyarakat.
Berdasarkan data yang ada tingkat konsumsi beras/nasi per kapita orang Indonesia per tahun mencapai 139 kg, sementara rata-rata konsumsi beras dunia per kapita per tahun hanya 60 kg.
Bila mengacu dengan Jepang, konsumsi beras masyarakatnya per kapita per tahun rata-rata hanya 60 kg, Malaysia 80 kg, dan Thailand 90 kg.
"Kita bangsa yang paling besar mengkonsumsi nasi," katanya.
Ia mencontohkan keberhasilan Jepang dapat mengurangi konsumsi nasi per kapita masyarakatnya karena ditopang oleh gerakan program banyak makan sayur. Jika Indonesia bisa meniru langkah ini, maka keamanan pangan nasional akan lebih terjamin.
(hen/dnl)
Suhendra - detikFinance
Post a Comment