Pantano; Pembantai Warga Irak yang Maju Sebagai Anggota Kongres AS


Ilario Pantano (kanan)Ilario Pantano (kanan)
Fakta-fakta dasar yang tak terbantahkan: pada tanggal 15 April 2004, Ilario Pantano, seorang letnan kedua di marinir Amerika Serikat, menyetop dan menahan dua orang Irak yang menaiki sebuah mobil di dekat Fallujah. Warga Irak itu ditahan dalam kondisi tak bersenjata dan mobil mereka pun sama sekali tidak ditemukan adanya senjata. Namun Pantano memerintahkan dua orang untuk mencari di dalam mobil untuk kedua kalinya dan kemudian, dengan tidak ada tentara AS lain yang melihat, Pandano dengan senapan mesin M16A4 menembak kedua warga Irak tak bersenjata itu sampai mati, sedikitnya 60 putaran tembakan yang ia lepaskan.
Diatas mayat kedua warga Irak tersebut, Pantano meninggalkan plakat yang bertuliskan motto Angkatan laut AS,"No better friend, No worse enemy." (Tidak ada teman yang lebih baik, Tidak ada musuh yang lebih buruk)
Dan enam tahun kemudian Pantano berada di ambang kemenangan pemilu yang menakjubkan yang dapat mengirimnya ke Kongres AS di Washington. Dia maju sebagai kandidat Partai Republik sebagai anggota Kongres ke-7 dari distrik Carolina Utara, yang terakhir diwakili oleh partainya pada tahun 1871.
Dengan bantuan dari kubu sayap kanan dari gerakan Tea Party dan dengan memanfaatkan citra sebagai seorang pahlawan perang yang diperoleh dari apa yang terjadi pada hari yang menentukan pada tahun 2004 lalu, ia telah berhasil mengumpulkan hampir 1 juta dolar pada sumbangan pemilu.
Pantano adalah salah satu generasi baru dari Partai Republik garis keras yang dilemparkan oleh gejolak krisis ekonomi dan ledakan berikutnya oleh Tea Party. Dia bertugas di Perang Teluk pertama, kemudian bekerja untuk Goldman Sachs sebelum bergabung kembali dengan marinir setelah serangan 9/11.
Beberapa bulan setelah dia membunuh dua warga Irak tak bersenjata, anggota unitnya melapor ke perwira senior dan dia didakwa dengan pembunuhan berencana. Pada sidang pra-peradilan militer, saksi bersaksi bahwa para tahanan 2 warga Irak, Hamaady Kareem dan Tahah Hanjil, merupakan orang yang tidak berbahaya dan mayat mereka ditemukan dalam posisi berlutut yang tampaknya telah ditembak dari belakang.
Pembela Pantano membalas bahwa senjata telah ditemukan di rumah mereka dari tempat warga Irak itu melarikan diri. Dan untuk itulah Pantano menembak mereka.
Dalam persidangan tersebut, semua tuduhan terhadap Pantano dijatuhkan atas dasar bukti yang cukup. Namun petugas yang memimpin sidang merekomendasikan bahwa Pantano diberikan hukuman non-yudisial karena alasan mendakwa dirinya sangat kurang, menambahkan bahwa dengan menodai tubuh warga Irak dengan plakat, ia telah membawa aib terhadap angkatan bersenjata.
Pantano menolak untuk dikait-kaitkan terhadap kasusnya. "Saya maju untuk Kongres. Tidak membela diri untuk sesuatu yang terjadi lima tahun lalu," katanya.(fq/guardian) eramuslim.com