Jakarta (voa-islam.com) - Didasari rasa kemanusian, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mendeklarasikan 'Power of Rupiah', yaitu gerakan mengumpulkan uang recehan untuk membantu anak-anak tak mampu.
Ketua PBNU H. Slamet Effendy Yusuf mendeklarasikan Power of Rupiah di Gedung PBNU Jl. Kramat Raya 164 Jakarta, pada Rabu (20/10) bersama Tjandra Setiawan (Direktur Global Peace Festival Foundation-GPFF) dihadiri oleh Sekjen PBNU M. Iqbal Sullam, Bendahara PBNU H. Bina Suhendra dan auditor Ibu Vivi Peter dan Vony Sulaiman.
Dalam deklarasi yang dinamai Unifying Vision of One Family Under God itu ditandai dengan membuka kotak uang recehan yang terdapat dalam beberapa karung plastik. Masyarakat yang menyumbang ternyata tidak hanya memberi uang recehan, melainkan juga anting berlian.
Dalam deklarasi yang dinamai Unifying Vision of One Family Under God itu ditandai dengan membuka kotak uang recehan yang terdapat dalam beberapa karung plastik. Masyarakat yang menyumbang ternyata tidak hanya memberi uang recehan, melainkan juga anting berlian.
...Power of rupiah yang diikuti oleh 17 negara di dunia ini melibatkan mahasiswa dan santri untuk menyebarkan kotak-kotak kecil...
Anting berlian ini yang merupakan sebagian dari sejumlah uang yang diberikan pada kami, pasti merupakan amanah dan akan dijaga sebaik-baiknya agar benar-benar sampai pada tujuan dan misi GPFF dalam membantu pendidikan bagi anak-anak Indonesia yang kurang beruntung, tutur Slamet Effendy Yusuf.
Power of rupiah yang diikuti oleh 17 negara di dunia ini melibatkan mahasiswa dan santri untuk menyebarkan kotak-kotak kecil itu ke masyarakat yang hadir ke acara GPFF di Senayan Jakarta, pada 17 Oktober lalu. GPFF ini akan berlangsung secara terus-menerus.
Selain untuk membantu pendidikan, GPFF ini akan membantu pemerintah dalam mengatasi diskriminasi sosial, pembiaran kekerasan yang terjadi di masyarakat dan sebagainya untuk terciptanya suasana damai dan hidup rukun dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dengan tidak mengedepankan konflik.
Titik berat berdirinya GPFF ini dikarenakan terdapat 300 ribu anak jalanan, 32 juta anak miskin dan 30 juta anak negeri ini mengalami gizi buruk dan keterbelakangan masyarakat yang lain.
Itulah yang menggerakkan kami untuk berbuat di tengah masyarakat untuk kesehatan dan pendidikan. Juga agar kita sejak kecil memiliki kepedulian untuk memberi terhadap orang lain yang membutuhkan. Apalagi pemerintah tidak mungkin bisa melakukan semuanya, katanya. (LieM/Inh)
Power of rupiah yang diikuti oleh 17 negara di dunia ini melibatkan mahasiswa dan santri untuk menyebarkan kotak-kotak kecil itu ke masyarakat yang hadir ke acara GPFF di Senayan Jakarta, pada 17 Oktober lalu. GPFF ini akan berlangsung secara terus-menerus.
Selain untuk membantu pendidikan, GPFF ini akan membantu pemerintah dalam mengatasi diskriminasi sosial, pembiaran kekerasan yang terjadi di masyarakat dan sebagainya untuk terciptanya suasana damai dan hidup rukun dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dengan tidak mengedepankan konflik.
Titik berat berdirinya GPFF ini dikarenakan terdapat 300 ribu anak jalanan, 32 juta anak miskin dan 30 juta anak negeri ini mengalami gizi buruk dan keterbelakangan masyarakat yang lain.
Itulah yang menggerakkan kami untuk berbuat di tengah masyarakat untuk kesehatan dan pendidikan. Juga agar kita sejak kecil memiliki kepedulian untuk memberi terhadap orang lain yang membutuhkan. Apalagi pemerintah tidak mungkin bisa melakukan semuanya, katanya. (LieM/Inh)
Post a Comment