WASHINGTON (voa-islam.com): Seorang pengebom yang menewaskan 17 agen CIA di pangkalan militer di Afghanistan timur tidak menjalani proses pengecekan secara semestinya dari badan intelijen AS saat memasuki pangkalan militer tersebut.
CIA mengatakan pelaku bom, Humam Khalil Abu Mulal al Balawi, meledakkan diri setelah menjanjikan informasi penting tentang rencana serangan terhadap sasaran milik AS.
Dalam suratnya kepada para pegawai, Direktur CIA Leon Panetta mengutip sejumlah keteledoran yang membuat posisi al Balawi menjadi dekat dengan para agen CIA.
Serangan terhadap agen-agen CIA pada bulan Januari 2010 tersebut adalah yang terburuk sejak yang pernah terjadi di tahun 1983.
Panetta mengatakan laporan rahasia atas insiden ini dan menunjukkan al Balawi pernah beberapa kali memberikan informasi intelijen kepada agen-agen CIA dan informasi tersebut terbukti benar.
Pernah ditangkap di Yordania dan CIA Tertipu
Ini membuat agen-agen CIA meyakini bahwa al Balawi masih memiliki informasi penting lain.
"Dia mengklaim memiliki akses ke kelompok-kelompok militan. Dia berkomunikasi dengan mereka," kata Panetta.
"Jika dia beriktikad baik, maka hubungan kami dengan al Balawi akan sangat berguna. Tapi dia tidak melepaskan akar teroris yang ada pada dirinya."
Al Balawi adalah warga negara Yordania yang berprofesi sebagai dokter.
Dia ditahan oleh aparat keamanan Yordania satu tahun sebelum melancarkan serangan bom di Afghanistan. Ternyata Al Balawi menjadi "agen ganda" disaat ia berpura-pura menjadi agen CIA, sebenarnya ia masih seorang pejuang Islam yang tetap menjadikan Amerika sebagai sasaran.
Al Balawi kemudian dilaporkan direkrut oleh badan intelijen Yordania dan CIA yang berharap bisa mengubah dirinya menjadi informan dengan misi menemukan para pemimpin al Qaida. Namun jiwa "pejuang Islamnya" ternyata tidak padam, dalam misi "pura-pura intelijen" tersebut Al Balawi merancang rencana serangan spektakuler bersama amir Taliban Pakistan Hakemullah Mehsud.
Dan rencana tersebut sukses besar, ia memasuki markas CIA di Afghanistan dengan lancar karena sudah dipercaya pihak CIA, didalam markas ia meledakkan rompi bom nya yang menewaskan 17 agen CIA dan satu agen intelijen lain asal Yordania. (za/bbc)
Post a Comment