DDII Sebut Kaum Kafir Sudutkan Islam dengan Stereotip Terorisme


Sekretaris Dewan Dakwah Islam Indonesia (DDII) Jawa Timur (Jatim), Sudarno Hadi, menyebutkan bahwa berkembangnya stereotip Islam identik dengan agama kekerasan dan terlibat aksi terorisme merupakan skenario yang dilakukan orang kafir. Menurutnya, orang kafir yang dimaksud adalah kelompok orang yang membenci keberadaan Islam dan mencoba meruntuhkan persatuan yang sedang tumbuh di antara Muslim.
“Pasti itu ulah orang kafir. Mereka menyebut Islam sebagai agama teroris dan mengajarkan kekerasan. Kita harus waspada dengan skenario mereka, sebab Islam tak mendukung terorisme,” ujar Sudarno kepada Republika, Kamis (21/10).
Sudarno berpendapat, definisi terorisme perlu dijelaskan dan diluruskan terlebih dulu, sebelum memberikan penilaian bahwa Islam identik dengan terorisme. Ia pun menyatakan bahwa tindakan agresi Amerika Serikat (AS) di Afganistan dan Irak, serta keberadaan Israel di Timur Tengah merupakan bentuk terorisme dalam artian sebenarnya.
Oleh karena itu, kata Sudarno, salah besar jika Islam yang harus menanggung dampak diberi stempel mendukung gerakan terorisme. “Jika terorisme artinya negatif, jelas agama melarangnya. Karena Islam adalah ajaran cinta damai. Yang benar teroris itu AS dan Israel, yang munafik dan tak mengakui dirinya teroris,” katanya.
Untuk itu, Sudarno mengimbau agar Muslim tak mudah terpengaruh provokasi maupun statemen yang selalu menyudutkan Islam. “Umat Islam harus menolak setiap teori yang menyebut Islam agama kekerasan. Kesadaran itu penting agar tak terombang-ambing masuk dalam perangkap orang kafir,” imbuhnya.
Sudarno melanjutkan, banyak musuh umat Islam sedang membangun strategi pencitraan agar dapat menarik simpati masyarakat. Karena dengan begitu dimungkinkan dapat menambah jumlah pengikutnya. “Harus disadari banyak musuh Islam membangun strategi pencitraan. Tujuannya agar mereka seolah baik, dan Islam buruk di mata masyarakat,” jelas Ketua Umum Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Bulan Bintang (PBB) tersebut.
Yang lebih membuatnya prihatin, kata Sudarno, banyak pula kelompok Islam yang juga berperan menyudutkan Islam. Tujuannya, mungkin agar mendapat bantuan dana dari negara-negara Barat. “Namun, ketika Islam sedang jaya, mereka mengaku Islam. Tapi, jika sudah terdesak, tak jarang mereka ini mengutuk tindakan umat Islam yang jelas-jelas membela kepentingan agama. Mereka bersikap pragmatis demi keuntungan sendiri,” sebutnya tanpa mau menyebut kelompok tersebut. (republika.co.id, 21/10/2010)