Belum Murni Syariah, BI Harus Tanggungjawab Kesyariahan Bank Syariah


Jakarta (voa-islam.com) - BI yang menyatakan, perbankan syariah belum sepenuhnya menerapkan prinsip syariah sangat disesalkan. Sebab, BI harus tanggungjawab atas kesyariahan banyak syariah.

Ekonom dari International Center for Applied Finance and Economics (Inter-CAFE) Iman Sugema, di Jakarta, Rabu (20/10). Menurut Iman, mestinya, BI menjabarkan apa saja, produk perbankan syariah yang belum sepenuhnya sesuai syariah. "BI harus tanggungjawab atas kesyariahan banyak syariah. Jangan asal bicara. Mengatakan, perbankan syariah belum 100% syariah, tandasnya."

Menurut Iman, pernyataan itu, sama dengan menampar muka sendiri. Sebab, yang bertanggungjawab melakukan pembinaan atas Bank Syariah adalah BI. BI mengawasi agar perbankan syariah sesuai syariah. Tiba-tiba mengatakan, tidak 100% syariah, tukasnya.
..."BI harus tanggungjawab atas kesyariahan banyak syariah. Jangan asal bicara. Mengatakan, perbankan syariah belum 100% syariah, tandasnya."...
Iman menganalogikan tindakan BI itu dengan penjual bakso yang menjajakan, bahwa bakso yang dijualnya adalah bakso sapi dan halal. Kemudian dia bilang pada konsumennya, bakso ini ada campuran daging babinya. Dalam hal ini, tukang baksonya adalah BI. Dia membina bank syariah tapi dia menyatakan bank syariah tidak 100% bank syariah, timpalnya.

Iman mempertanyakan mengapa BI mengeluarkan pernyataan seperti itu. Kalaupun memang tidak 100% syariah, seharusnya BI merinci secara spesifik produk apa saja di bank syariah yang kesyariahannya kurang 100%. Kalau banyak, apa yang akan dilakukan BI, tuturnya.

Dia menegaskan, BI harus merinci produk perbankan syariah yang mana. Apakah mudharabah, musyarakah, atau tabungan biasa. Tabungan di bank konvensional menggunakan bunga, sedankan di bank syariah menggunakan profit-loss sharing atau bagi hasil. Serupa tapi tak sama. Itu sudah beda banget, imbuhnya.

Tapi, Iman sendiri menengarai memang banyak produk syariah yang kesyariahannya kurang dari 100%. Tapi dia tidak bersedia memerinci satu per satu. Kalau BI menyatakan, dari sisi underlying dan aset syariah berbeda dengan bank konvensional itu terlalu umum, tambah Iman.

Sebelumnya, Direktur Direktorat Perbankan Syariah BI, Mulya E Siregar mengakui saat ini perbankan syariah belum sempurna menerapkan sistem syariah. Namun ke depan diharapkan dapat diterapkan secara penuh.

Menurutnya, tidak ada bank yang benar-benar syariah, bahkan IDB sekalipun. Kalau environment seperti itu maka mau tidak mau," katanya di Jakarta, Rabu (20/10).

Mulya menjelaskan, hingga saat ini belum ada bank syariah yang sepenuhnya menerapkan sistem syariah dalam menjalankan kegiatan usahanya. Hal tersebut disebabkan karena pengaruh dari lingkungan.

Sistem perbankan syariah di Indonesia, lanjutnya tidak sama dengan bank konvensional. Meski terlihat sama, terdapat perbedaan pada investasi, underlying maupun pencatatan. "Serupa tapi tak sama," ucapnya.

Meski demikian, Mulya tidak menampik kemungkinan, nantinya sistem syariah benar-benar diterapkan. Namun hal tersebut masih dalam proses dan tidak perlu terlalu diributkan. "Kita belajar terus, sambil jalan kita benahi. Itu yang harus dimaklumi masyarakat," harapnya. (LieM/inh)