Banjir, Tsunami, dan Merapi Meletus: Peringatan Bagi Negeri yang Penuh dengan Maksiyat

Syabab.Com
- Memang negeri muslim terbesar di dunia ini terlalu banyak maksiyat terhadap Allah Swt. Kejahatan menjamur ibarat jamur di musim hujan. Mulai dari perusakkan generasi muda, hingga korupsi para penguasa. Semua berpangkal dari pengabaian mereka terhadap aturan Allah Swt., Rabb Al-Mudabbir. Pantas saja, musibah dan peringatan dari Sang Pencipta alam raya terus terjadi. Tetapi sangat disayangkan, masih banyak juga yang enggan merenungkannya.

Hampir secara bersamaan, Tsunami menerjang Mentawai, di Jakarta dilanda banjir dan di Jawa Gunung Merapi meletus. Indonesia kembali menangis, yang semestinya juga menangisi atas dosa yang selama ini dilakukan.

Dikabarkan, korban tsunami di Mentawai, Sumatera Barat terus bertambah. Sudah sebanyak 154 mayat korban gempa dan tsunami ditemukan Rabu siang, menurut data sementara Pusat Pengendailan Operasi (Pusdalop).

Gempa 7,2 SR melanda Mentawai pada pukul 21.40 WIB, Senin (25/10/2010). Gempa tersebut menyebabkan tsunami di kawasan Mentawai. Tinggi gelombang mencapai 3 meter yang menyapu kawasan di pinggir pantai.

Sementara itu di Jakarta dan beberapa kawasan lainnya banjir Jawa, sedikitnya 24 korban tewas ditemukan di dusun Kinahrejo Sleman, setelah letusan Gunung Merapi.

Hampir semua rumah warga di Kinahrejo hancur tersapu awan panas Gunung Merapi yang diperkirakan mencapai 600 derajat celcius dengan kecepatan 300 kilometer per jam.

"Kondisi mayat korban mengenaskann dan ada yang mengalami luka bakar parah," kata warga Kinahrejo Umbulharjo Sutrisno.

Demikianlah, semua ini semestinya menjadi peringatan bagi kaum Muslim di negeri ini. Memang benar, negeri ini terlalu banyak maksiyat. Kemaksiyatan itu terjadi mulai dari merebaknya perzinaan, pembunuhan, kasus kejahatan, perilaku amoral, korupsi, pelecehan atas Islam, pembiaran kemaksiyatan, dan seabrek maksiyat lainnya.
Kemaksiyatan terbesar diantaranya pengabaian terhadap aturan-aturan Allah Swt. Inilah pangkal dari munculnya semua persoalan tersebut. Termasuk juga di dalamnya perusakkan generasi Muslim yang terus menerus dilakukan secara sistemik sehingga kebanyakan diantara generasi muda Muslim tak lagi mengenal Islam sebagai dien yang lengkap.
Tidakkah kita ingat terhadap firman-Nya, “Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit dan Kami akan menghimpunnya pada harikiamat dalam keadaan buta.” (Thaahaa: 124).
Sudah saatnya, kaum Muslim di negeri ini bertobat dan kembali kepada Islam. Hanya Islam saja, satu-satunya sistem hidup yang mulia dan akan membawa rahmat bagi semesta alam. Insya Allah, akan kembali diterapkan di bawah naungan Khilafah Rasyidah! Tidak akan lama lagi! [m/rep/tvone/syabab.com]