PARIS, -Penarikan pasukan tempur Prancis dari Afghanistan akan "sedikit lebih cepat daripada yang dijadwalkan" dan dapat selesai sebelum akhir Desember, kata Menteri Luar Negeri Prancis Laurent Fabius pada Sabtu.
Fabius diwawancarai televisi Prancis BFM tentang penarikan pasukan itu saat berkunjung ke Kabul.
"Kami dapat mengatakan bahwa itu berjalan baik dan saya pikir bahkan itu akan terjadi sedikit lebih cepat daripada yang dijadwalkan," katanya.
"Kami mengatakan pada akhir Desember, tapi saya pikir itu bisa terjadi sedikit lebih cepat," kata Fabius.
Diplomat puncak Prancis itu menambahkan bahwa "beberapa orang" tetap tinggal di negara itu, bertanggung jawab terutama untuk pemulangan peralatan dan pelatihan tentara Afghanistan.
"Tapi tidak ada lagi pasukan tempur," katanya tegas.
Prancis bergabung dengan sekutu NATO pada akhir 2001 setelah serangan 11 September terhadap Amerika Serikat untuk menggulingkan Taliban, yang memberi perlindungan Osama bin Ladin dan jaringan Alqaida-nya.
Prancis adalah penyumbang terbesar kelima bagi Pasukan Bantuan Keamanan Asing (ISAF) NATO, yang akan menarik sebagian besar dari 130.000 tentaranya pada akhir 2014.
Sebelum terpilih pada Mei, Presiden Prancis Francois Hollande berjanji mempercepat penarikan tentara Prancis hingga selesai pada akhir 2012, setahun lebih awal dari rencana awal Paris dan dua tahun sebelum tenggat NATO.
Pada saat ini, sekitar 2.550 tentara Prancis berada di Afghanistan, sementara pada tahun lalu berjumlah 4.000 orang.
Prancis kehilangan 88 tentaranya sejak pertama ditugaskan ke negara terkoyak perang tersebut.
"Pasukan kami tidak dapat tinggal selamanya di Afghanistan. Adalah tidak mungkin bagi negara menjamin keamanannya dari luar. Pihak Afghanistan harus mengambil alih," kata Fabius.
Pada kunjungannya itu, Fabius bertemu dengan Presiden Afghanistan Hamid Karzai dan Letnan Jenderal Olivier de Bavinchove, kepala ISAF pimpinan persekutuan pertahanan Atlantik utara NATO di Afghanistan.
Afghanistan siap mengambil tanggung jawab keamanannya, bahkan jika pasukan NATO meninggalkan negara itu lebih awal dari yang direncanakan, kata Presiden Hamid Karzai pada Kamis.
Karzai berbicara pada jumpa pers bersama dengan Sekretaris Jenderal NATO Anders Fogh Rasmussen, yang sebelumnya memastikan tugas tempur persekutuan itu di Afghanistan berakhir sesuai jadwal pada 2014.[ach/ant/www.globalmuslim.web.id]
Post a Comment