DAMASKUS,
Setidaknya 28 ribu orang telah hilang setelah terjadi berbagai
penculikan, baik yang dilakukan oleh militer maupun kelompok milisi.
Demikian laporan kelompok hak asasi manusia yang melakukan aktivitasnya
di Suriah.
Mereka
mengatakan mereka memiliki 18 ribu nama orang-orang yang hilang sejak
terjadi unjuk rasa anti-pemerintah pada 18 bulan lalu.
Media online kelompok aktivis, Avaaz, mengatakan, "Tidak ada satu pun orang yang selamat dari teror pemerintah." Avaaz menyediakan halaman bagi masyarakat Suriah yang kehilangan suami, putra dan putrinya, yang diculik oleh pasukan pro-pemerintah.
Di
antara yang hilang akibat penculikan itu antara lain, Fayzeh al Masri,
warga di pinggiran Kota Homs. Pria 26 tahun itu merupakan putra Ahmad
Ghassan Ibrahim yang hilang pada Februari 2012. Sebelum hilang, dia
sempat menelpon keluarganya yang mengatakan agar bila menghubungi
dirinya melalui nomor telepon lain.
Pihak
keluarga sudah berkali-kali ingin mendapatkan jawaban dari pasukan
keamanan, tetapi upaya mereka selalu gagal. Pada suatu hari, seseorang
memberitahu bahwa dia telah meninggal di Raastan dan sudah dikubur.
"Namun demikian, informasi ini sulit untuk dikonfirmasi kebenarannya,"
kata Masri.
Hussein
Eisso merupakan aktivis Kurdi Suriah. Kakek berusia 62 tahun ini
diambil paksa di luar kediamannya di Hasaka setelah menggelar aksi atas
penahanan rekannya. ''Saudaraku dipindah-pindah oleh intelijen Suriah
dan dia tidak dibebaskan sebab dia menolak menandatangai rasa
penyesalan," kata Bashar, saudara laki-laki Hussein.
Bashar
Eisso mengatakan saudaranya itu mengalami masalah kesehatan serius,
tetapi keluarganya tak sanggup membawanya berobat. Terlebih lagi dia
kemudian menderita stroke. Alice Jay, Direktur Kampanye di Avaaz,
mengatakan, banyak warga Suriah diambil paksa di jalanan oleh pasukan
keamanan dan paramiliter, selanjutnya "mereka tidak muncul karena
dijebloskan ke dalam sel."
Dia
melanjutkan, "Apakah mereka itu perempuan yang sedang berbelanja atau
petani yang akan mengisi bahan bakar, tak ada yang selamat. Mereka juga
meneror keluarga dan komunitasnya."
Fadel
Abdulghani, dari Syrian Network for Human Rights, memperkirakan 28 ribu
orang hilang sejak pecah perlawanan terhadap pemerintahan Presiden
Bashar al-Assad tahun lalu.
Muhammad
al-Hasani, aktivis organisasi hak asasi manusia Suriah, Sawasya,
mengatakan, "Menurut informasi yang kami terima dari sumber-sumber kami
di luar Suriah, jumlah orang hilang mencapai 80 ribu orang." Ia
menambahkan, "Mereka diambil pada malam hari di jalanan ketika
sepi."[ach/Tmp/BBC/www.globalmuslim.web.id]
Post a Comment