Memotivasi Anak Mengaji

Recent Post

Diasuh oleh:
Dra (Psi) Zulia Ilmawati
Assalamu'alaikum wr. wb.
Saya  istri  dengan  tiga  orang  anak. Alhamdulillah  saya  sudah  aktif  ikut  pengajian, walaupun terkadang banyak kendala. Anak pertama saya perempuan, usia 15 tahun dan kelas 3 SMP. Akhir-akhir ini dia sangat sibuk, banyak les karena menjelang ujian nasional. Pulang sekolah tampak capek sekali. Hal itu menyebabkan aktivitas ngajinya juga terhambat. Alasannya ya itu tadi, sibuk dan capek. Malah pernah, dia sakit karena kecapekan. Saya takut memaksa, karena ada kekhawatiran juga kalau-kalau nanti tak lulus ujian. Bagaimana ya Bu, agar dia tetap mengaji dan ujian juga lancar? Mohon tips dari Ibu. Terima kasih sebelumnya.
Wassalamu'alaikum wr. wb.
Ny AN, Bogor.

Wa’alaikumussalam wr. wb.

Ibu AN yang dimuliakan Allah SWT, Alhamdulillah, senang mendengar Ibu aktif ikut pengajian. Karena sebagaimana Ibu pahami, menuntut  ilmu  itu  wajib  bagi  Muslimin  dan Muslimah. Saya salut, walaupun repot mengurus tiga  orang  anak,  Ibu  tetap  bersemangat  untuk mengkaji Islam. Sebab ilmu Islam memang sangat luas, makin banyak kita mengaji, makin banyak yang belum kita ketahui.
Memotivasi  anak  untuk  ikut  pengajian  di tengah kesibukannya menghadapi ujian nasional memang tidak mudah. Itu merupakan tantangan tersendiri, mengingat ujian nasional juga penting bagi peletak dasar pendidikannya di tingkat lanjut. Tentu Ibu berharap putri Ibu lulus dengan nilai
memuaskan, sehingga bisa melanjutkan ke jenjang pendidikan selanjutnya dengan baik.
Sebagai anak yang baru tumbuh dewasa, putri  Ibu  sangat  membutuhkan  bimbingan. Khususnya dari Ibu. Insya Allah, apa nasihat Ibu akan didengar  dan  dilaksanakan  ananda  semaksimal mungkin. Kalau ananda beralasan capek dan sibuk les sana-sini  untuk  urusan  sekolah, Ibu  bisa membantunya mengontrol dan membuat prioritas aktivitas sehingga semua bisa terlaksana dengan baik.
Ibu AN yang dimuliakan Allah SWT,

Kunci  keberhasilan  dalam  menyongsong kesibukan  yang  bertubi-tubi  adalah  manajemen waktu dan manajemen energi. Dua hal itu bisa diatur
sehingga membuahkan hasil maksimal. Mengenai manajemen  waktu,  maka  Ibu  bisa  membantu ananda mengatur kembali skedul kegiatannya, agar
waktunya  tidak  terforsir  untuk  satu  urusan  dan mengabaikan  kewajiban  lainnya.  Jangan-jangan kesibukannya les sana-sini, sebenarnya tidak semua dibutuhkan. Atau, tidak efektif dibanding belajar di rumah misalnya. Jadi, bisa dipilah-pilah lagi, mana kegiatan yang super penting, mana yang kurang penting dan seterusnya.
Sementara  mengenai  manajemen  energi, bisa dikelola dengan memilih poros kegiatan yang tidak terlalu menyita tenaga. Coba dihitung-hitung,
berapa jam ananda di rumah dan berapa jam ananda di sekolah? Jika memang poros kegiatan ananda lebih banyak di sekolah, maka bisa disiasati agar
pengajian bisa dilaksanakan di sekolah ananda, di sela-sela waktu kosongnya. Sehingga, tidak butuh energi  khusus  untuk  memulai  pengajian. Bandingkan jika ananda harus keluar rumah lagi untuk mengaji, mungkin karena capek, sampai di rumah malas untuk keluar rumah lagi.
Ibu AN yang dimulaiakan Allah SWT,
Ibu  bisa  juga  meminta  tolong  guru ngaji ananda, agar tak bosan memotivasi ananda supaya rajin ngaji. Ibu perlu membicarakan secara terbuka
kendala-kendala ananda agar guru ngajinya ikut mencarikan solusi. Misal, siapa tahu, guru ngajinya bersedia memberikan materi di rumah sehingga
ananda tidak alasan untuk tidak ikut mengaji. Yang penting, tanamkan kewajiban mengaji yang tak kalah penting dibanding belajar pelajaran sekolah. Bahkan sifatnya fardhu ain.
Terakhir, Ibu jangan patah semangat untuk memotivasi  ananda.  Tentu  dengan  penuh kelembutan, empati dan keterbukaan dari hati ke hati. Jangan ada kesan Ibu memaksa ananda untuk ngaji, hingga membuatnya malah makin malas. Komunikasikan segalanya dengan baik. Semoga tips ini  membantu  Ibu  agar  ananda  kembali bersemangat mengaji.[]